Keripik Tempe Khas Malang Diburu Wisatawan Jelang Masa Libur Nataru
loading...
A
A
A
Peniadaan pembatasan pada aturan perjalanan membuat wisatawan kerap keluar masuk Kota Malang. Hal ini berimbas pada kenaikan permintaan produk mulai terasa sepanjang tahun 2022 ini. Puncaknya ketika masa lebaran 2022 lalu di mana peningkatan penjualan keripik tempe mencapai 80 persen dari biasanya.
“Jadi kita sampai kehabisan stok, setelah produksi langsung habis. Pembeli banyak yang nunggu di tempat produksi, bukan di toko, karena banyaknya permintaan saat itu. Kita bahkan putuskan H+2 lebaran produksi, padahal sebelum-sebelumnya nggak pernah kayak gitu,” terang Trio Anda.
Dari sekitar 20 varian rasa yang diproduksi oleh toko Rohani, rasa original spesial, varian rasa-rasa seperti pedas dan pedas manis menjadi yang terlaris. Namun segmen varian rasa itu tergantung dari umur pembeli yang datang.
“Kalau anak-anak muda pasti kemasan yang seperti ini, rasa-rasa seperti ini pedas, terus kekhasan itu anak muda pasti masuk. Kalau untuk orang-orang yang sepuh yang rasa original spesial, yang rasanya di lidah umum. Kalau yang orang-orang di usia 30 tahun ke atas biasanya suka yang pedas manis. Ada segmen pasarnya sendiri-sendiri,” beber Trio Andi.
Sementara itu, pembeli bernama Taufik Hidayat menyatakan, keripik tempe menjadi bagian yang dibelinya ketika akan pulang ke kampungnya di Bantul, Yogyakarta. Menurutnya, setiap pulang bersama keluarga baik di momen lebaran maupun libur panjang apa pun, camilan keripik tempe menjadi suguhan di keluarganya.
“Rasanya enak, dibawanya mudah, terus kedaluwarsanya juga lama. Makanya kalau lagi kumpul keluarga biasanya bawa ini,” kata pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta itu.
Lihat Juga: Viral! Tempe Buatan Bogor Dijual di Jepang Seharga Rp35 Ribu, Netizen Bingung Masa Kadaluarsa
“Jadi kita sampai kehabisan stok, setelah produksi langsung habis. Pembeli banyak yang nunggu di tempat produksi, bukan di toko, karena banyaknya permintaan saat itu. Kita bahkan putuskan H+2 lebaran produksi, padahal sebelum-sebelumnya nggak pernah kayak gitu,” terang Trio Anda.
Dari sekitar 20 varian rasa yang diproduksi oleh toko Rohani, rasa original spesial, varian rasa-rasa seperti pedas dan pedas manis menjadi yang terlaris. Namun segmen varian rasa itu tergantung dari umur pembeli yang datang.
“Kalau anak-anak muda pasti kemasan yang seperti ini, rasa-rasa seperti ini pedas, terus kekhasan itu anak muda pasti masuk. Kalau untuk orang-orang yang sepuh yang rasa original spesial, yang rasanya di lidah umum. Kalau yang orang-orang di usia 30 tahun ke atas biasanya suka yang pedas manis. Ada segmen pasarnya sendiri-sendiri,” beber Trio Andi.
Sementara itu, pembeli bernama Taufik Hidayat menyatakan, keripik tempe menjadi bagian yang dibelinya ketika akan pulang ke kampungnya di Bantul, Yogyakarta. Menurutnya, setiap pulang bersama keluarga baik di momen lebaran maupun libur panjang apa pun, camilan keripik tempe menjadi suguhan di keluarganya.
“Rasanya enak, dibawanya mudah, terus kedaluwarsanya juga lama. Makanya kalau lagi kumpul keluarga biasanya bawa ini,” kata pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta itu.
Lihat Juga: Viral! Tempe Buatan Bogor Dijual di Jepang Seharga Rp35 Ribu, Netizen Bingung Masa Kadaluarsa
(tsa)