10 Band Rock yang Meraih Sukses Besar Tanpa Vokalis Asli

Jum'at, 30 Juni 2017 - 21:30 WIB
10 Band Rock yang Meraih Sukses Besar Tanpa Vokalis Asli
10 Band Rock yang Meraih Sukses Besar Tanpa Vokalis Asli
A A A
JAKARTA - Bagi sebagian besar band, prospek kehilangan vokalis utama adalah sebuah bencana besar. Peran ini biasa disebut “frontman” untuk sebuah alasan. Ya, seorang vokalis utama adalah suara dan wajah seluruh band. Dia biasanya menempatkan kepribadiannya di panggung dan secara langsung berkaitan dengan audiens dengan kata-kata dan gerakan yang dia ciptakan sendiri.

Dengan gambaran seperti itu, coba bayangkan Rolling Stones tanpa Mick Jagger, Led Zeppelin tanpa Robert Plant atau The Who tanpa Roger Daltrey. Mereka jelas tidak akan lagi bernama Rolling Stones, Led Zeppelin atau The Who.

Sejumlah band memang menghadapi prospek tidak meyakinkan setelah vokalis mereka pergi. Tapi, ada juga yang malah muncul dari abu menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih populer daripada ketika mereka dengan vokalis aslinya.

Ini adalah kejadian langka, tapi ketika ini terjadi, sejarah musik rock pun tercipta. Dikutip dari VH1, inilah 10 vokalis pengganti terbaik dalam sejarah musik rock.

10. Mike Patton—Faith No More

Mike Patton Faith No More
Menggantikan: Chuck Mosley

Faith No More awalnya membuat hit dengan lagu We Care a Lot pada 1985. Grup ini dipimpin Chuck Mosley yang karismatik sampai ada peristiwa yang mengindikasikan adanya masalah. Penyanyi itu tertidur di panggung saat tampil di pesta rilis FNM untuk album mereka, Introduce Yourself, pada 1988.

Pada tahun berikutnya, FNM merekrut Mike Patton, frontman Mr Bungle untuk menjadi vokalis utama pada rilis gebrakan mereka, The Real Thing. Single hit album itu, Epic, menjadi klasik instan dan tonggak pada eranya, karena tidak ada bagian kecil dari kegilaan performa Patton yang memukau.

9. Kevin Cronin — REO Speedwagon
Kevin Cronin REO Speedwagon
Menggantikan: Terry Ruttrell, Mike Murphy

Personel terkondang REO Speedwagon, vokalis Kevin Cronin bukan hanta vokalis pengganti. Dia adalah dua kali menggantikan vokalis band ini.

Pertama, Kevin masuk ketika vokalis Terry Ruttrell hengkang ketika band itu merilis album kedua mereka, R.E.O./T.W.O. (1972). Kevin lalu pergi. Setelah itu, Mike Murphy menjadi penggantinya dan menjadi vokalis utama untuk Ridin’ the Storm Out (1973). Kevin kemudian kembali pada 1974 untuk lagu Lost in a Dream. Dia telah menjadi muka dan suara khas REO di masa kini.

Lebih dari sekadar penyanyi, Kevin telah menulis dan menelurkan banyak hits terbesar REO. Dia memandu band itu melejit ke kesukesan pada akhir 1970an dan juga konser laris yang dimulai dengan Hi Infidelity pada 1981 dan dipuncaki dengan hits terkondang mereka, Can’t Fight This Feeling pada 1984.

8. Ian Gillan — Deep Purple
Ian Gillan Deep Purple
Menggantikan: Rod Evans

Ian kalin pertama melakukan aksi musik bersama grup pop Episode Six bersama bassist Roger Glover. Setelah sejumlah rilis yang gagal, Ian dan Roger bergabung dengan Ritchie Blackmore dan Jon Lord di Deep Purple.

Ian memimpin Deep Purple dari In Rock (1969) sampai Who Do We Think We Are (1973) pada rilis terkondang grup itu, termasuk Highway Star, My Woman From Tokyo, dan tentu saja, Smoke on the Water. Tapi, pada 1974, Ian kemudian digantikan David Coverdale dari Whitesnake. David menyanyikan hit seperti Burn dan Stormbringer sebelum band itu pecah dan berjalan sendiri-sendiri selama hampir 10 tahun. Line up klasik Deep Purple reuni pada 1984 lewat Perfect Strangers, dengan Ian berada di vokal utama band.

7. Steve Perry — Journey

Steve Perry Journey
Menggantikan: Greg Rollie

Membayangkan Journey tanpa Steve Perry memang sulit. Tapi akan lebih aneh lagi jika kalian tahu bahwa raja radio rock era 80an dan pionir balada ini bermain bersama selama empat dan dan merilis tiga album tanpa vokalis utama. Penyanyi utama di band ini awalnya adalah keyboardist Greg Rollie.

Berniat menjadi pesaing Foreigner, Boston, Styx, dan REO Speedwagon, Journey lantas membuat Wheel in the Sky dan kemudian mencari frontman yang layak untuk menyanyikannya. Mereka akhirnya menemukan yang mereka cari di sosok Steve Perry.

Suara Steve meroketkan album Infinity pada 1977. Album ini tidak hanya menelurkan Wheel in the Sky, tapi juga Light dan menciptakan jalur yang dilalui Journey pada 10 tahun ke depan.

Setelah merilis Raised on Radio pada 1986, Journey lantas bubar. Mereka kemudian bersatu lagi pada 1995 lewat album Trial by Fire. Setelah tur pada 1997, Steve memilih keluar dari band itu demi kebaikan. Gitaris Journey yang juga pendiri band, Neal Schon, tetap menjaga perjalanan Journey dengan gonta ganti vokalis. Yang paling dipuji adalah Arnel Pineda dari Filipina yang ditemukan Neal lewat YouTube pada 2007.

6. Phil Collins — Genesis
Phil Collins Genesis
Menggantikan: Peter Gabriel

Genesis yang dipimpin drummer Phil Collins sangatlah berbeda dengan Genesis yang pernah dilihat Peter Gabriel—yang kadang berpakaian seperti bunga matahari—pada 10 tahun pertama band itu. Peter meninggalkan Genesis untuk mengejar karier solo setelah mereka mengeluarkan The Lamb Down on Broadway pada 1975.

Sepeninggal Peter, Phil—yang sebelumnya menjadi backing vokal Peter—mengambil alih peran vokalis sementara terus menggebuk drum. Album pertamanya sebagai vokalis membawa Genesis meneruskan langkah mereka sampai mereka mencapai kesuksesan komersial lewat …And Then There Were There pada 1978.

Hit single dari album itu, Follow You, Follow me, menarik audiens radio yang besar bagi Genesis dan grup itu menarik mereka ke kesuksesan luar biasa selama 1980an dan bahkan hingga awal 1990an ketika musik dikuasai grunge. Pada saat yang sama, Phil meluncurkan karier solo yang juga membuatnya menjadi salah satu bintang terbesar era itu sampai dia pensiun dari bisnis pertunjukan pada 1998.

Genesis telah bereuni untuk tur dalam berbagai bentuk sejak saat itu meskipun tidak pernah membawa Peter kembali ke posisi vokalis. Tapi pada 2014, Peter mengindikasikan itu bisa terjadi.

5. Phil Anselmo — Pantera

Phil Anselmo Pantera
Menggantikan: Terry Glaze

Membayangkan Pantera tanpa Phil Anselmo tampaknya mustahil. Tapi, itulah yang terjadi pada band metal asal Texas ini pada 1981—1986 ketika gitaris Terry Glaze bernyanyi untuk grup itu selama tahun-tahun “glam” mereka.

Jika Anda mendengar tiga rekaman pertama Pantera, maka Anda akan tahu kapan personel band itu siap mengubah arah musik mereka. Terry pun harus pergi.

Setelah itu, masuklah satu Philip Hansen Anselmo, seseorang yang memimpin upaya perubahan pertama Pantera, Power Metal (1988) dan rilis gebrakan mereka, Cowboys From Hell (1990). Dengan Phil menyerbu panggung dan menjadi wajah mereka, Pantera benar-benar menjadi Pantera—grup ini adalah band heavy metal terpenting pada 1990an.

4. Ronnie James Dio — Black Sabbath
Ronnie James Dio Black Sabbath
Menggantikan: Ozzy Osbourne

Sama seperti Genesis, harus dicatat bahwa Black Sabbath era Ronnie James Dio itu sangatlah berbeda dari era pertama grup itu ketika mereka menemukan heavy metal bersama Ozzy Osborne sebagai vokalis utama. Era Ronnie di Black Sabbath dimulai dengan dua album klasik, Heaven and Hell (1980) dan Mob Rules (1981). Dua album ini didukung serangkaian tu yang tetap menjadi legenda atas suara dan kemarahan agung mereka.

Album Live Evil memicu Ronnie pergi dari Black Sabbath dimana dia digantikan Ian Gillan dari Deep Purple. Mereka kemudian reuni pada 2006 dengan nama Heaven and Hell dan bermain di hadapan para fans di seluruh dunia. Mereka juga merilis album The Devil You Know pada 2009. Ronnie meninggal dunia pada 2010 akibat kanker.

3. Sammy Hagar — Van Halen
Sammy Hagar Van Halen
Menggantikan: David Lee Roth

Album 1984 Van Halen sangatlah mengagumkan dan klimatik. Album ini adalah sebuah perwujudan semua yang telah dilakukan band ini yang tampaknya tidak akan memecah band ini. Tapi, itulah yang terjadi.

Vokalis band itu, David Lee Roth, memutuskan hengkang setelah merilis EP Crazy From the Heat pada 1985. Van Halen pun kemudian mencari seorang talen yang bisa menggantikan David.

Eddie Van Halen langsung menghubungi frontwoman Scandal, Patty Smyth. Tapi dia kemudian berubah pikiran dan menghubungi mantan vokalis Montrose dan bintang solo, Sammy Haggar, yang lagunya, I Can’t Drive 55, mendominasi playlist pesta bersama seluruh lagu Van Halen selama musim panas 1984.

Sammy lantas bertemu personel band itu dan hasilnya adalah 5150 (1986), yang merupakann album resmi nomer 1 Van Halen. Dari situ, 10 tahun kesuksesan yang belum terjadi sebelumnya dan ketenaran pun mengikuti.

Sayang, Sammy dan Van Halen akhirnya berpisah. Ini memicu salah satu kesalahan terbesar pencarian vokalis dalam sejarah ketika mereka memilih Gary Cherone dari Extreme sebagai frontman untuk Van Halen III yang tidak sukses pada 1998.

2. Bruce Dickinson — Iron Maiden
Bruce Dickinson Iron Maiden
Menggantikan: Paul Di’Anno

Iron Maiden menjadi ujung tombak New Wave of British Heavy Metal (NWOBHM), sebuah gerakan musik berani yang terdiri atas band yang memiliki spesialisasi dalam heavy metal yang dimainkan dengan sikap punk. Vokal Paul Di’Anno jelas mendefinisikan album debut band itu pada 1980 dan juga Killers pada 1981 serta EP Maiden Japan. Sayang masalah pribadi membuat Paul tidak bisa tampil setidaknya sekali tapi terlalu sering dan Iron Maiden memutuskan mencari penyanyi baru.

Untuk frontman baru mereka, Iron Maiden menyerbu act NWOBHM, Samson. Mereka lantas mendapatkan penyanyi Bruce Dickinson yang saat itu tampil dengan nama Bruce Bruce dan segera merilis album gebrakan merek, The Number of the Beast, pada 1982.

Meskipun sempat istirahat dari band itu antara 1993—1999, Bruce menyanyikan album-album kondang Iron Maiden. Suaranya yang tajam adalah faktor kunci show live band itu. Dia juga merupakan pilot dan menerbangkan sendiri pesawat tur Iron Maiden, Ed Force One, yang dinamai seperti maskot zombie mereka, Eddie.

1. Brian Johnson — AC/DC
Brian Johnson ACDC
Menggantikan: Bon Scott

Frontman pertama AC/DC, Ronald Belford “Bon” Scott, ada bersama Jim Morrison, Janis Joplin dan Freddie Mercury sebagai salah satu penyanyi rock yang paling Dionysian. Artinya, mereka seperti komet yang memicu dunia kematian dengan cepat dan penuh amarah, kemudian terbakar dalam tragedi, yang tidak bisa terelakkan, yaitu ledakan.

Ironisnya, Bon sebenarnya adalah pengganti vokalis asli AC/DC, Dave Evans, dimana dia membuktikan diri bisa cocok dengan Angus dan Malcolm Young bersaudara serta band blues metal Australia itu. Tapi, ketika Bon tewas pada 15 Februari 1980 akibat keracunan alkohol akut, band itu terpaksa harus mencari siapa yang layak menggantikan Bon.

Setelah mencari kandidat, termasuk Noddy Holder dari Slade, AC/DC akhirnya menemukan Brian Johnson. Bon telah melihat Brian tampil bersama bandnya, Georgie, dan menyebutnya penyanyi rock and roll hebat dengan gaya Little Richard. Brian pun masuk band itu dan mereka lantas merekam Back in Black sebagai tribute untuk Bon. Hingga saat ini, album itu telah laku hingga lebih dari 40 juta kopi.

Tapi, hubungan manis Brian dan AC/DC harus berakhir tahun lalu setelah dokter menyatakan Brian terancam tuli jika nekat meneruskan tur bersama band tersebut. AC/DC kemudian mencari penggantinya dan menemukannya pada diri Axl Rose dari Guns N Roses.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4884 seconds (0.1#10.140)