Ini Mitos-Mitos Burung Perkutut yang Berkembang dan Masih Dipercaya di Jawa
Senin, 30 Januari 2023 - 15:30 WIB
Selain itu, perkutut juga dipercaya oleh masyarakat Jawa bisa menghidupkan rezeki seseorang. Beberapa pihak bahkan menganggap perkutut masih sangat berkaitan erat dengan hal-hal gaib. Maka itu, segelintir orang enggan memelihara burung jenis ini.
Beberapa mitos burung perkutut yang banyak dipercaya adalah, perkutut diyakini mampu berubah menjadi ular. Selain itu, burung perkutut juga dikatakan mampu hidup di dua alam, yakni alam nyata dan alam gaib.
Keberadaan mitos ini bermula dari kisah legenda di era Kerajaan Majapahit. Seekor perkutut Joko Mangu, yang merupakan perkutut kesayangan raja, diyakini menjadi titisan pangeran. Sejak saat itu, masyarakat Jawa menganggap perkutut adalah hewan yang sangat disakralkan.
Mitos lain, perkutut disebut menjadi sarana bagi praktik pesugihan. Anggapan ini berkembang seiring dengan kepercayaan bahwa perkutut bisa hidup di dua alam. Mereka yang melakukan pesugihan kutut manggung, maka akan memperoleh perubahan besar dalam hidupnya. Terutama, dalam hal rezeki.
Pesugihan ini mengharuskan para pelakunya untuk memelihara burung perkutut katuranggan. Mereka juga berkewajiban memberikan sesajen dan menghindari pantangan yang diberikan.
Sementara itu, ada 4 jenis burung perkutut yang dipercaya memiliki kekuatan gaib. Keempatnya adalah perkutut songgo ratu, perkutut lurah, perkutut putih, dan perkutut hitam.
Perkutut songgo ratu dipercaya mampu menolak berbagai jenis santet yang mengangkat kewibawaan pemiliknya. Selanjutnya, ada perkutut lurah yang biasa dipelihara oleh mereka dengan kedudukan atau jabatan bonafide.
Sama seperti perkutut songgo ratu, perkutut lurah juga mampu mendongkrak wibawa sang pemilik dan memancarkan auranya. Perkutut lurah mempunyai bulu yang lebih terang di bagian dada.
Beberapa mitos burung perkutut yang banyak dipercaya adalah, perkutut diyakini mampu berubah menjadi ular. Selain itu, burung perkutut juga dikatakan mampu hidup di dua alam, yakni alam nyata dan alam gaib.
Keberadaan mitos ini bermula dari kisah legenda di era Kerajaan Majapahit. Seekor perkutut Joko Mangu, yang merupakan perkutut kesayangan raja, diyakini menjadi titisan pangeran. Sejak saat itu, masyarakat Jawa menganggap perkutut adalah hewan yang sangat disakralkan.
Mitos lain, perkutut disebut menjadi sarana bagi praktik pesugihan. Anggapan ini berkembang seiring dengan kepercayaan bahwa perkutut bisa hidup di dua alam. Mereka yang melakukan pesugihan kutut manggung, maka akan memperoleh perubahan besar dalam hidupnya. Terutama, dalam hal rezeki.
Pesugihan ini mengharuskan para pelakunya untuk memelihara burung perkutut katuranggan. Mereka juga berkewajiban memberikan sesajen dan menghindari pantangan yang diberikan.
Sementara itu, ada 4 jenis burung perkutut yang dipercaya memiliki kekuatan gaib. Keempatnya adalah perkutut songgo ratu, perkutut lurah, perkutut putih, dan perkutut hitam.
Perkutut songgo ratu dipercaya mampu menolak berbagai jenis santet yang mengangkat kewibawaan pemiliknya. Selanjutnya, ada perkutut lurah yang biasa dipelihara oleh mereka dengan kedudukan atau jabatan bonafide.
Sama seperti perkutut songgo ratu, perkutut lurah juga mampu mendongkrak wibawa sang pemilik dan memancarkan auranya. Perkutut lurah mempunyai bulu yang lebih terang di bagian dada.
tulis komentar anda