Pakar Gizi Soroti Wacana Pembatasan Pengangkut Makanan dan Minuman saat Musim Lebaran
Rabu, 29 Maret 2023 - 16:01 WIB
JAKARTA - Pakar gizi dari IPB University, Prof Hardinsyah turut menyoroti wacana kebijakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang membatasi operasional truk pengangkut produk makanan dan minuman berdasarkan ukuran pada musim lebaran.
Menurut, guru besar ilmu gizi IPB University itu, kebijakan tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kelangkaan air minum di masyarakat sehingga bisa mengganggu kesehatan.
“Kekurangan air itu bagian dari kekurangan gizi yang disebut dengan dehidrasi. Darah kita bisa mengental sehingga akan terganggu untuk mengalirkan zat-zat gizi ke seluruh tubuh kita. Karena, darah itu kan mengandung air hampir 90 persen lebih,” tukasnya.
Khusus masa mudik lebaran, dia mengingatkan masyarakat untuk tetap memperhatikan kecukupan air dalam tubuh mereka. Pasalnya, menurutnya, kurang minum air yang cukup akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi, baik saat bekerja maupun berkendara.
“Orang yang kekurangan air dalam tubuhnya bisa menyebabkan berkurangnya konsentrasi baik untuk bekerja maupun saat melakukan kegiatan lain seperti saat berkendara. Kalau kurang konsentrasi kan bisa mengganggu pekerjaan kita, apalagi saat berkendara bisa saja menyebabkan kita celaka. Apalagi nanti saat mudik diperlukan konsentrasi saat mengemudi karena perjalanan yang jauh dan cukup melelahkan,” ujarnya.
Lebih lanjut Hardinsyah mengatakan Akibat darah yang mengental, oksigen yang diambil paru-paru dari udara akan menjadi lambat dan membuat tubuh menjadi lemas.
“Kita jadi lemas kalau kurang oksigen. Kalau kita bekerja dan tubuh lemas kan produktivitas kita jadi menurun, konsentrasi kita menurun. Apalagi kalau tidak minum sehari dua hari, pasti sangat lemas,” katanya.
Selain itu, air di dalam tubuh itu fungsinya sebagai pendingin atau kondensor. Jadi, lanjutnya, suhu tubuh itu bisa meningkat kalau kekurangan air. “Ya, kayak kondensor di mobil saja, kalau kekurangan air dia kan akan panas,” tuturnya.
Menurut, guru besar ilmu gizi IPB University itu, kebijakan tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kelangkaan air minum di masyarakat sehingga bisa mengganggu kesehatan.
“Kekurangan air itu bagian dari kekurangan gizi yang disebut dengan dehidrasi. Darah kita bisa mengental sehingga akan terganggu untuk mengalirkan zat-zat gizi ke seluruh tubuh kita. Karena, darah itu kan mengandung air hampir 90 persen lebih,” tukasnya.
Khusus masa mudik lebaran, dia mengingatkan masyarakat untuk tetap memperhatikan kecukupan air dalam tubuh mereka. Pasalnya, menurutnya, kurang minum air yang cukup akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi, baik saat bekerja maupun berkendara.
“Orang yang kekurangan air dalam tubuhnya bisa menyebabkan berkurangnya konsentrasi baik untuk bekerja maupun saat melakukan kegiatan lain seperti saat berkendara. Kalau kurang konsentrasi kan bisa mengganggu pekerjaan kita, apalagi saat berkendara bisa saja menyebabkan kita celaka. Apalagi nanti saat mudik diperlukan konsentrasi saat mengemudi karena perjalanan yang jauh dan cukup melelahkan,” ujarnya.
Lebih lanjut Hardinsyah mengatakan Akibat darah yang mengental, oksigen yang diambil paru-paru dari udara akan menjadi lambat dan membuat tubuh menjadi lemas.
“Kita jadi lemas kalau kurang oksigen. Kalau kita bekerja dan tubuh lemas kan produktivitas kita jadi menurun, konsentrasi kita menurun. Apalagi kalau tidak minum sehari dua hari, pasti sangat lemas,” katanya.
Selain itu, air di dalam tubuh itu fungsinya sebagai pendingin atau kondensor. Jadi, lanjutnya, suhu tubuh itu bisa meningkat kalau kekurangan air. “Ya, kayak kondensor di mobil saja, kalau kekurangan air dia kan akan panas,” tuturnya.
tulis komentar anda