Peduli Kaum Difabel, Siti Atikoh Belajar Bahasa Isyarat sebagai Bentuk Empati
Sabtu, 23 Desember 2023 - 16:36 WIB
JAKARTA - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, memiliki program konkret untuk penyandang disabilitas atau kaum difabel. Itu untuk memberi kesetaraan yang menjadi hak seluruh masyarakat Indonesia.
Guna mendukung hal tersebut, Siti Atikoh, istri Ganjar Pranowo, mengaku sedang belajar bahasa isyarat. Hal ini dilakukan agar bisa berkomunikasi dengan mereka yang tunawicara dan tunarungu.
Atikoh mengaku, kerap mendapat keluhan dari teman-teman yang berkebutuhan khusus. Terutama dari mereka yang mengalami tunawicara dan tunarungu, yang kesulitan saat membutuhkan layanan kesehatan.
“Ketika teman-teman tuli mau mengakses layanan kesehatan, petugas-petugas kesehatannya juga belum support. Saya sendiri secara pribadi masih terus belajar untuk bisa berbahasa isyarat,” kata Atikoh di Jakarta Pusat, Sabtu (23/12/2023).
Pada saat berinteraksi dengan penyandang disabilitas dalam acara “Jalan Sehat Bersama Disabilitas dan Perempuan Indonesia Pilih Ganjar (PIJAR) Piknik Bersepeda Gowes Heritage”, Siti Atikoh memperlihatkan sedikit kemampuan bahasa isyaratnya.
Atikoh mengatakan alasannya belajar bahasa isyarat dan program konkret dari pasangan Ganjar-Mahfud merupakan keberpihakan terhadap kaum difabel. Ia berharap pemerintah ke depannya bisa menciptakan sesuatu agar bisa berkomunikasi dengan mudah.
“Itu adalah salah satu wujud nyata bagaimana kita memiliki keberpihakan kepada teman teman spesial. Kita bisa berkomunikasi dengan bahasa mereka, bisa berkomunikasi dengan dunia mereka. Tidak hanya berdasarkan point of view kita, cara pandang kita,” bebernya.
“Kita bisa berempati terhadap mereka, artinya kita bisa menempatkan diri di posisi teman-teman spesial,” sambung Atikoh.
Untuk memastikan kesetaraan dalam berbagai hal pada penyandang disabilitas, Atikoh meminta mereka yang berkebutuhan khusus menyampaikan aspirasinya. Ini akan membuat pasangan Ganjar-Mahfud memahami apa yang mereka butuhkan.
“Saya sebagai istri Mas Ganjar, tentunya butuh sekali masukan dari teman-teman semua. Apa yang harus kita lakukan, apa yang teman-teman butuhkan, apa yang perlu akselerasi atau equality dari teman-teman semua,” ujarnya.
Guna mendukung hal tersebut, Siti Atikoh, istri Ganjar Pranowo, mengaku sedang belajar bahasa isyarat. Hal ini dilakukan agar bisa berkomunikasi dengan mereka yang tunawicara dan tunarungu.
Atikoh mengaku, kerap mendapat keluhan dari teman-teman yang berkebutuhan khusus. Terutama dari mereka yang mengalami tunawicara dan tunarungu, yang kesulitan saat membutuhkan layanan kesehatan.
“Ketika teman-teman tuli mau mengakses layanan kesehatan, petugas-petugas kesehatannya juga belum support. Saya sendiri secara pribadi masih terus belajar untuk bisa berbahasa isyarat,” kata Atikoh di Jakarta Pusat, Sabtu (23/12/2023).
Pada saat berinteraksi dengan penyandang disabilitas dalam acara “Jalan Sehat Bersama Disabilitas dan Perempuan Indonesia Pilih Ganjar (PIJAR) Piknik Bersepeda Gowes Heritage”, Siti Atikoh memperlihatkan sedikit kemampuan bahasa isyaratnya.
Atikoh mengatakan alasannya belajar bahasa isyarat dan program konkret dari pasangan Ganjar-Mahfud merupakan keberpihakan terhadap kaum difabel. Ia berharap pemerintah ke depannya bisa menciptakan sesuatu agar bisa berkomunikasi dengan mudah.
“Itu adalah salah satu wujud nyata bagaimana kita memiliki keberpihakan kepada teman teman spesial. Kita bisa berkomunikasi dengan bahasa mereka, bisa berkomunikasi dengan dunia mereka. Tidak hanya berdasarkan point of view kita, cara pandang kita,” bebernya.
“Kita bisa berempati terhadap mereka, artinya kita bisa menempatkan diri di posisi teman-teman spesial,” sambung Atikoh.
Untuk memastikan kesetaraan dalam berbagai hal pada penyandang disabilitas, Atikoh meminta mereka yang berkebutuhan khusus menyampaikan aspirasinya. Ini akan membuat pasangan Ganjar-Mahfud memahami apa yang mereka butuhkan.
“Saya sebagai istri Mas Ganjar, tentunya butuh sekali masukan dari teman-teman semua. Apa yang harus kita lakukan, apa yang teman-teman butuhkan, apa yang perlu akselerasi atau equality dari teman-teman semua,” ujarnya.
(tsa)
tulis komentar anda