Waspadai Kurang Tidur di Usia 30-an, Bisa Pengaruhi Daya Ingat
Kamis, 04 Januari 2024 - 22:06 WIB
Para peneliti membagi kualitas tidur peserta menjadi tiga kelompok berdasarkan seberapa terfragmentasinya tidur mereka.
Mereka yang memiliki tingkat fragmentasi tidur tertinggi pada usia 30-an dan 40-an cenderung mendapat skor tes kognitif yang lebih rendah 10 tahun kemudian. Skor rendah ini terutama terlihat ketika mengukur fungsi eksekutif, memori, dan kecepatan pemrosesan.
“Hal ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya terhadap orang dewasa yang lebih tua yang menunjukkan adanya hubungan kuat antara gangguan tidur dan fungsi eksekutif, yang mungkin disebabkan oleh pengaruh tidur pada area korteks prefrontal, tempat fungsi eksekutif, dibandingkan memori verbal,” kata Leng.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sekira 30 persen kasus Alzheimer dapat dicegah atau ditunda dengan melakukan perubahan gaya hidup sebelum timbulnya gejala klinis.
“Penelitian ini berkontribusi pada literatur yang menggarisbawahi perlunya mengevaluasi faktor risiko yang dapat dimodifikasi terkait dengan penuaan kognitif,” kata Kristine Yaffe, penulis senior makalah tersebut, dalam sebuah pernyataan.
“Penelitian di masa depan diperlukan untuk mempelajari hubungan antara gangguan tidur dan kognisi pada berbagai tahap kehidupan dan untuk mengidentifikasi apakah ada periode kehidupan kritis ketika tidur lebih terkait erat dengan kognisi. Hal ini mungkin membuka peluang baru untuk pencegahan gangguan tidur. Alzheimer di usia lanjut," ucapnya lagi.
Lihat Juga: Malaysia Usung Teknologi Medis Terbaru dalam Konferensi Kesehatan Internasional MIH Megatrends 2024
Mereka yang memiliki tingkat fragmentasi tidur tertinggi pada usia 30-an dan 40-an cenderung mendapat skor tes kognitif yang lebih rendah 10 tahun kemudian. Skor rendah ini terutama terlihat ketika mengukur fungsi eksekutif, memori, dan kecepatan pemrosesan.
“Hal ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya terhadap orang dewasa yang lebih tua yang menunjukkan adanya hubungan kuat antara gangguan tidur dan fungsi eksekutif, yang mungkin disebabkan oleh pengaruh tidur pada area korteks prefrontal, tempat fungsi eksekutif, dibandingkan memori verbal,” kata Leng.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sekira 30 persen kasus Alzheimer dapat dicegah atau ditunda dengan melakukan perubahan gaya hidup sebelum timbulnya gejala klinis.
“Penelitian ini berkontribusi pada literatur yang menggarisbawahi perlunya mengevaluasi faktor risiko yang dapat dimodifikasi terkait dengan penuaan kognitif,” kata Kristine Yaffe, penulis senior makalah tersebut, dalam sebuah pernyataan.
“Penelitian di masa depan diperlukan untuk mempelajari hubungan antara gangguan tidur dan kognisi pada berbagai tahap kehidupan dan untuk mengidentifikasi apakah ada periode kehidupan kritis ketika tidur lebih terkait erat dengan kognisi. Hal ini mungkin membuka peluang baru untuk pencegahan gangguan tidur. Alzheimer di usia lanjut," ucapnya lagi.
Lihat Juga: Malaysia Usung Teknologi Medis Terbaru dalam Konferensi Kesehatan Internasional MIH Megatrends 2024
(tdy)
tulis komentar anda