Masyarakat Usia di Atas 54 Tahun Paling Rentan Terpapar Misinformasi Pandemi
Kamis, 27 Agustus 2020 - 19:07 WIB
JAKARTA - Sebanyak 9 dari 10 responden Klinik Misinformasi terpapar berita bohong dan menyesatkan. Temuan ini merupakan hasil uji keterpaparan lebih dari 5.000 responden terhadap misinformasi yang beredar selama pandemi Covid-19 .
(Baca juga: Inilah Obyek Wisata Alam #DiIndonesiaAja yang Sayang Dilewatkan )
Adapun responden dari kuis edukatif ini secara umum menggambarkan para pengguna media sosial di Indonesia dari berbagai kategori usia, tingkat pendidikan dan dan geografis.
Temuan tersebut dibahas dalam sebuah diskusi bertajuk Refleksi Infodemi di Masa Pandemi yang diinisiasi sebuah koalisi organisasi masyarakat sipil yang bergerak bersama dalam menghadapi infodemi di Indonesia. Infodemi merupakan tumpah ruahnya beragam informasi yang kebanyakan di antaranya tidak benar atau tidak dapat diverifikasi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mensejajarkan bahaya infodemi dengan pandemi. Pasalnya, informasi yang salah dan tidak akurat akan berpengaruh besar pada kesehatan dan pengambilan keputusan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 .
Pemeriksa fakta dari Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), Bentang Febrylian mengungkapkan, informasi yang menyesatkan telah menjadi bagian dari dinamika bermediasosial. Temuan bahwa 90% responden Klinik Misinformasi telah terpapar infodemi mengonfirmasi tingkat keterpaparan masyarakat Indonesia yang sangat tinggi terhadap misinformasi.
"Selama pandemi, Mafindo menemukan lebih dari 500 hoax terkait Covid-19 yang beredar di masyarakat. Maka dari itu dibutuhkan keseriusan dari pemerintah, elemen masyarakat, dan media massa untuk bersama meredam infodemi. Tentunya hal tersebut juga harus diikuti oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya berpikir kritis," papar Bentang dalam Webinar Refleksi Infodemi di Masa Pandemi, Rabu (26/8).
(Baca juga: ASI Eksklusif, Fondasi Awal Kesehatan Anak )
Temuan lain dari responden Klinik Misinformasi, dalam segi usia, tingkat keterpaparan paling tinggi terjadi pada kelompok usia di atas 54 tahun, dengan jumlah responden yang terpapar misinformasi mencapai 100%. Kategori usia yang terpapar sangat tinggi lainnya adalah pengguna media sosial di rentang usia 0-17 tahun di mana tingkat keterpaparan mencapai 94%.
(Baca juga: Inilah Obyek Wisata Alam #DiIndonesiaAja yang Sayang Dilewatkan )
Adapun responden dari kuis edukatif ini secara umum menggambarkan para pengguna media sosial di Indonesia dari berbagai kategori usia, tingkat pendidikan dan dan geografis.
Temuan tersebut dibahas dalam sebuah diskusi bertajuk Refleksi Infodemi di Masa Pandemi yang diinisiasi sebuah koalisi organisasi masyarakat sipil yang bergerak bersama dalam menghadapi infodemi di Indonesia. Infodemi merupakan tumpah ruahnya beragam informasi yang kebanyakan di antaranya tidak benar atau tidak dapat diverifikasi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mensejajarkan bahaya infodemi dengan pandemi. Pasalnya, informasi yang salah dan tidak akurat akan berpengaruh besar pada kesehatan dan pengambilan keputusan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 .
Pemeriksa fakta dari Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), Bentang Febrylian mengungkapkan, informasi yang menyesatkan telah menjadi bagian dari dinamika bermediasosial. Temuan bahwa 90% responden Klinik Misinformasi telah terpapar infodemi mengonfirmasi tingkat keterpaparan masyarakat Indonesia yang sangat tinggi terhadap misinformasi.
"Selama pandemi, Mafindo menemukan lebih dari 500 hoax terkait Covid-19 yang beredar di masyarakat. Maka dari itu dibutuhkan keseriusan dari pemerintah, elemen masyarakat, dan media massa untuk bersama meredam infodemi. Tentunya hal tersebut juga harus diikuti oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya berpikir kritis," papar Bentang dalam Webinar Refleksi Infodemi di Masa Pandemi, Rabu (26/8).
(Baca juga: ASI Eksklusif, Fondasi Awal Kesehatan Anak )
Temuan lain dari responden Klinik Misinformasi, dalam segi usia, tingkat keterpaparan paling tinggi terjadi pada kelompok usia di atas 54 tahun, dengan jumlah responden yang terpapar misinformasi mencapai 100%. Kategori usia yang terpapar sangat tinggi lainnya adalah pengguna media sosial di rentang usia 0-17 tahun di mana tingkat keterpaparan mencapai 94%.
tulis komentar anda