Pulau Kucing di Jepang Diprediksi Punah dalam Beberapa Tahun Mendatang
Minggu, 29 September 2024 - 20:00 WIB
Namun, dengan menurunnya jumlah wisatawan dan pembatalan perjalanan perahu dari daratan utama selama cuaca buruk, ada risiko kucing-kucing itu kelaparan. Jadi, Mama kucing berusia 73 tahun itu menyimpan makanan untuk kucing-kucing di pulau tersebut sepanjang tahun untuk memastikan mereka tidak pernah kelaparan.
Sejak 2013, mama kucing telah memainkan peran besar dalam menyediakan tempat berlindung yang aman bagi hewan-hewan berbulu itu. Namun, karena usianya yang semakin tua, surga bagi kucing sudah tidak ada lagi.
"Ketika mama kucing meninggalkan pulau ini karena usia tua, maka berakhirlah Pulau Kucing," tulis salah satu netizen di X dilansir dari Japan Today, Minggu (29/9/2024).
Aoshima memperkirakan bahwa Pulau Kucing hanya akan bertahan selama dua tahun lagi, dan itu bukan hanya karena penduduknya yang menua, karena kucing-kucingnya juga menua. Di mana setiap kucing kini berusia lebih dari tujuh tahun.
Foto/Getty Images
Situasi ini sangat berbeda dengan masa lalu, ketika pulau itu dihuni oleh 655 penduduk manusia pada 1960. Tetapi dalam beberapa dekade sejak itu, penduduknya telah pindah ke daratan utama, yang menyebabkan pulau ini menjadi penuh dengan kucing liar dari rumah-rumah terlantar, dan sekarang, jumlah penduduk manusia dan kucing berada pada titik terendah yang pernah ada.
“Masa depan Pulau Kucing. Jumlah kucing secara bertahap menurun. Kucing-kucing semakin menua. Saat ini, kucing-kucing di pulau itu semuanya berusia lebih dari tujuh tahun. Sejak sterilisasi yang dilakukan pada bulan Oktober 2018, belum ada anak kucing yang lahir. Kami pikir kucing-kucing ini akan melewati jembatan pelangi dalam beberapa tahun," kata netizen.
"Saat ini ada lima penduduk di pulau itu. Karena wisatawan mulai berkurang datang ke pulau ini, akan ada pembicaraan untuk mengurangi atau bahkan membatalkan layanan feri reguler. Jika mama kucing tumbuh tua dan meninggalkan pulau itu, maka berakhirlah Pulau Kucing," tulis netizen.
Sejak 2013, mama kucing telah memainkan peran besar dalam menyediakan tempat berlindung yang aman bagi hewan-hewan berbulu itu. Namun, karena usianya yang semakin tua, surga bagi kucing sudah tidak ada lagi.
"Ketika mama kucing meninggalkan pulau ini karena usia tua, maka berakhirlah Pulau Kucing," tulis salah satu netizen di X dilansir dari Japan Today, Minggu (29/9/2024).
Aoshima memperkirakan bahwa Pulau Kucing hanya akan bertahan selama dua tahun lagi, dan itu bukan hanya karena penduduknya yang menua, karena kucing-kucingnya juga menua. Di mana setiap kucing kini berusia lebih dari tujuh tahun.
Foto/Getty Images
Situasi ini sangat berbeda dengan masa lalu, ketika pulau itu dihuni oleh 655 penduduk manusia pada 1960. Tetapi dalam beberapa dekade sejak itu, penduduknya telah pindah ke daratan utama, yang menyebabkan pulau ini menjadi penuh dengan kucing liar dari rumah-rumah terlantar, dan sekarang, jumlah penduduk manusia dan kucing berada pada titik terendah yang pernah ada.
“Masa depan Pulau Kucing. Jumlah kucing secara bertahap menurun. Kucing-kucing semakin menua. Saat ini, kucing-kucing di pulau itu semuanya berusia lebih dari tujuh tahun. Sejak sterilisasi yang dilakukan pada bulan Oktober 2018, belum ada anak kucing yang lahir. Kami pikir kucing-kucing ini akan melewati jembatan pelangi dalam beberapa tahun," kata netizen.
"Saat ini ada lima penduduk di pulau itu. Karena wisatawan mulai berkurang datang ke pulau ini, akan ada pembicaraan untuk mengurangi atau bahkan membatalkan layanan feri reguler. Jika mama kucing tumbuh tua dan meninggalkan pulau itu, maka berakhirlah Pulau Kucing," tulis netizen.
tulis komentar anda