Makanan dan Minuman Kekinian Berpotensi Tingkatkan Risiko Diabetes
Kamis, 26 November 2020 - 21:45 WIB
JAKARTA - Roti, kukis, kue, kopi kekinian, soda, makanan cepat saji, serta makanan tinggi kalori dan tinggi gula lain sering kali membuat kita lupa akan bahaya dari makanan tersebut bagi kesehatan. Salah satu dampak buruk dari konsumsi makanan ini adalah diabetes.
Kelebihan konsumsi makanan jenis tersebut dapat meningkatkan kejadian obesitas yang akhirnya menjadi penyebab terjadinya diabetes . Selain itu, makanan dan minuman ringan yang ada di pasaran selalu mengandung karbohidrat dan umumnya merupakan jenis karbohidrat sederhana.
( )
“Saat ini sedang marak masyarakat mengonsumsi kopi kekinian. Pada dasarnya, kopi hitam mengandung nol kalori. Namun, ketika kopi hitam dicampurkan gula aren, susu, bahkan krimer, maka kadar gula dan kalori pada segelas kopi dapat menjadi tinggi. Hal tersebut bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kencing manis,” ujar Dokter Spesialis Gizi Primaya Hospital Tangerang dr Yohan Samudra, SpGK dalam keterangan resminya.
Menurut dr Yohan, kebiasaan mengonsumsi teh berbagai rasa dengan topping atau dikenal dengan boba juga dapat meningkatkan risiko diabetes melitus jika tidak dibatasi.
“Vanilla syrup atau brown sugar yang ditambahkan ke dalam teh saja sudah cukup berbahaya dalam jangka panjang, apalagi ditambahkan berbagai macam pilihan topping seperti boba , jelly, dan puding manis,” ujarnya.
Hal yang sama berlaku untuk minuman kemasan dan soda berkarbonasi karena minuman tersebut mengandung kadar gula yang tinggi, bahkan melebihi kebutuhan harian maksimal orang dewasa.
Tak hanya itu, dr. Yohan juga menuturkan bahwa makanan berkalori tinggi seperti nasi goreng, kwetiau, nasi uduk, atau nasi padang yang cenderung dimakan dalam porsi besar akan memicu terjadinya diabetes serta penyakit metabolik lain seperti dislipidemia dan hipertensi.
( )
Selain itu, makanan cepat saji (fast food) seperti burger, french fries, pasta, dan hot dog termasuk ke dalam ultra processed food yang tinggi gula, tinggi garam, serta tinggi lemak jenuh. Ketiga hal ini berperan dalam meningkatkan risiko obesitas dan sindrom metabolik termasuk diabetes.
“Kue dan roti juga dapat menyebabkan potensi diabetes. Campuran tepung, gula, krim, isian selai berbagai rasa, dan lapisan cokelatnya membuat kita jadi terus ingin mengonsumsinya. Tidak hanya tinggi gula, roti dan donat juga tinggi kalori,” tandas dr. Yohan.
Kelebihan konsumsi makanan jenis tersebut dapat meningkatkan kejadian obesitas yang akhirnya menjadi penyebab terjadinya diabetes . Selain itu, makanan dan minuman ringan yang ada di pasaran selalu mengandung karbohidrat dan umumnya merupakan jenis karbohidrat sederhana.
( )
“Saat ini sedang marak masyarakat mengonsumsi kopi kekinian. Pada dasarnya, kopi hitam mengandung nol kalori. Namun, ketika kopi hitam dicampurkan gula aren, susu, bahkan krimer, maka kadar gula dan kalori pada segelas kopi dapat menjadi tinggi. Hal tersebut bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kencing manis,” ujar Dokter Spesialis Gizi Primaya Hospital Tangerang dr Yohan Samudra, SpGK dalam keterangan resminya.
Menurut dr Yohan, kebiasaan mengonsumsi teh berbagai rasa dengan topping atau dikenal dengan boba juga dapat meningkatkan risiko diabetes melitus jika tidak dibatasi.
“Vanilla syrup atau brown sugar yang ditambahkan ke dalam teh saja sudah cukup berbahaya dalam jangka panjang, apalagi ditambahkan berbagai macam pilihan topping seperti boba , jelly, dan puding manis,” ujarnya.
Hal yang sama berlaku untuk minuman kemasan dan soda berkarbonasi karena minuman tersebut mengandung kadar gula yang tinggi, bahkan melebihi kebutuhan harian maksimal orang dewasa.
Tak hanya itu, dr. Yohan juga menuturkan bahwa makanan berkalori tinggi seperti nasi goreng, kwetiau, nasi uduk, atau nasi padang yang cenderung dimakan dalam porsi besar akan memicu terjadinya diabetes serta penyakit metabolik lain seperti dislipidemia dan hipertensi.
( )
Selain itu, makanan cepat saji (fast food) seperti burger, french fries, pasta, dan hot dog termasuk ke dalam ultra processed food yang tinggi gula, tinggi garam, serta tinggi lemak jenuh. Ketiga hal ini berperan dalam meningkatkan risiko obesitas dan sindrom metabolik termasuk diabetes.
“Kue dan roti juga dapat menyebabkan potensi diabetes. Campuran tepung, gula, krim, isian selai berbagai rasa, dan lapisan cokelatnya membuat kita jadi terus ingin mengonsumsinya. Tidak hanya tinggi gula, roti dan donat juga tinggi kalori,” tandas dr. Yohan.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda