Danone Indonesia Dukung Pemberdayaan Generasi Muda NU

Minggu, 21 Maret 2021 - 01:53 WIB
Digitalisasi menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam pengembangan dan pemberdayaan. / Foto: ist
JAKARTA - Danone Indonesia mendukung peningkatan potensi warga Nahdliyin ( Nahdlatul Ulama ) khususnya generasi muda NU dalam bidang digital melalui seminar "Digital Preneurship: Menuju Kedaulatan Digital Indonesia". Seminar yang berlangsung pada 19 Maret itu diselenggarakan Universitas Wahid Hasyim dan NU Digital Services (NU Channel).



Dalam kesempatan tersebut, Communications Director Danone Indonesia , Arif Mujahidin menyampaikan bagaimana digitalisasi menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam pengembangan dan pemberdayaan mitra dan UMKM yang dilakukan Danone Indonesia.

"Melalui berbagai program dan bentuk kerjasama, Danone Indonesia terus berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan terhadap komunitas, mitra, dan UMKM melalui digital. Terlebih kondisi pandemi Covid 19 membuat perkembangan digital menjadi semakin relevan saat ini," ujar Arif.

Produk-produk Danone Indonesia termasuk Aqua, Vit dan susu anak SGM Eksplor, Bebelac dan Nutrilon saat ini dijual oleh lebih dari 1 juta pedagang yang sebagian besar pedagang kecil dan menengah (UMKM) termasuk warga Nahdliyin.



"Di era digitalisasi ini, Danone di Indonesia aktif memberikan edukasi bagaimana mengembangkan usaha kecil dan menengah melalui digital e-commerce. Edukasi dilakukan melalui kemitraan dengan berbagai pihak baik pemerintah, swasta maupun organisasi kemasyarakatan," jelas Arif.

Digitalisasi dalam berbagai aspek terlihat dari peningkatan pengguna internet sebesar 14,6% atau menjadi 196 juta pengguna pada 2020. Sementara, pengguna media sosial aktif pada Januari 2021 mencapai sebanyak 170 juta atau naik 12% dibandingkan dengan 2019.

Era digital menghadirkan berbagai kemudahan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat akan informasi maupun pemanfaatan untuk kepentingan sosial ekonomi. Namun, di balik itu, kemajuan digital juga membuka ruang bagi kehadiran informasi yang salah atau berita-berita tidak benar tentang suatu peristiwa yang meresahkan publik, yang saat ini dikenal dengan hoax.

Kemenkominfo mencatat di Indonesia terdapat sekitar 800.000 situs yang terindikasi sebagai penyebar informasi palsu yang dimanfaatkan oknum tertentu untuk keuntungan pribadi dan kelompoknya dengan cara menyebarkan konten-konten negatif yang menimbulkan keresahan dan saling mencurigai di masyarakat. Di antara informasi meresahkan yang dalam beberapa waktu terakhir banyak beredar adalah perihal vaksinasi Covid-19 dan juga rumor kandungan BPA dalam kemasan galon guna ulang.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More