4 Film Indonesia yang Tidak Boleh Tayang di Bioskop, Banyak Adegan Panas dan Penuh Kontroversi
Senin, 06 Juni 2022 - 17:05 WIB
Film Indonesia ini dirilis pada tahun 2018. Film garapan Garin Nugroho ini berkisah tentang kehidupan Juno. Tempat tinggalnya dikenal dengan sebuah kebudayaan khas bernama Tari Lengger. Lantas, dia pun juga menguasainya.
Dalam penayangannya, film ini sempat tayang di Indonesia pada 18 April 2019. Namun, beberapa hari setelahnya muncul berbagai petisi yang menentang ditayangkannya film tersebut.
Kucumbu Tubuh Indahku ini dianggap menampilkan unsur LGBT di dalam ceritanya. Sehingga mendapat penolakan dan dilarang tayang oleh beberapa Kota dan Kabupaten di Indonesia.
Disamping kontroversinya ini, Film Kucumbu Tubuh Indahku ini sempat mendapat berbagai penghargaan, baik dari jenjang nasional hingga internasional.
Baca juga : 5 Film Panas Indonesia Era 90-an, Nomor 4 Banyak Adegan Vulgar
3. Pocong
Indonesia juga dikenal memiliki cukup banyak film horror. Salah satunya adalah Pocong. Pada awalnya, film Indonesia ini dijadwalkan tayang pada tahun 2006.
Namun, pada akhirnya dilarang setelah dirasa memunculkan isu sensitif seputar kerusuhan Mei 98 serta adegan kekerasan yang merujuk pada unsur seksual. Alhasil, Lembaga Sensor Film pun tak memberi izin tayang pada film ini.
4. Jagal
Dalam penayangannya, film ini sempat tayang di Indonesia pada 18 April 2019. Namun, beberapa hari setelahnya muncul berbagai petisi yang menentang ditayangkannya film tersebut.
Kucumbu Tubuh Indahku ini dianggap menampilkan unsur LGBT di dalam ceritanya. Sehingga mendapat penolakan dan dilarang tayang oleh beberapa Kota dan Kabupaten di Indonesia.
Disamping kontroversinya ini, Film Kucumbu Tubuh Indahku ini sempat mendapat berbagai penghargaan, baik dari jenjang nasional hingga internasional.
Baca juga : 5 Film Panas Indonesia Era 90-an, Nomor 4 Banyak Adegan Vulgar
3. Pocong
Indonesia juga dikenal memiliki cukup banyak film horror. Salah satunya adalah Pocong. Pada awalnya, film Indonesia ini dijadwalkan tayang pada tahun 2006.
Namun, pada akhirnya dilarang setelah dirasa memunculkan isu sensitif seputar kerusuhan Mei 98 serta adegan kekerasan yang merujuk pada unsur seksual. Alhasil, Lembaga Sensor Film pun tak memberi izin tayang pada film ini.
4. Jagal
tulis komentar anda