5 Masalah yang Muncul Jika Jarak Kelahiran dan Kehamilan di Bawah 2 Tahun
Senin, 04 Juli 2022 - 13:52 WIB
5. Ibu tidak sehat
Anak di dalam dan luar kandungan pun jadi tidak sehat. "Bagi ayah da ibu perlu diketahui bahwa ibu yang tidak sehat akan menentukan kesehatan anak di dalam dan luar kandungan," ungkap Prof Ovi.
Misalnya, karena ibu tidak sehat, si anak yang di luar kandungan minta ditemani main tidak bisa mendapat perhatian itu. Lalu, karena ibu sakit, itu akan memberi dampak langsung pada anak di dalam kandungan.
Jadi, Prof Ovi sangat menyarankan agar mengatur jarak kelahiran. Jika merujuk pada standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), jaraknya adalah 2,9 tahun.
Tapi, BKKBN sendiri menyarankan agar memberi jarak kelahiran itu minimal 3 tahun. Ini diharapkan orangtua sudah bisa memberikan perhatian pada anak di luar kandungan secara baik.
"Kami dari BKKBN menyarankan agar mulai mempersiapkan kehamilan setelah kelahiran sebelumnya itu minimal 3 tahun. Artinya, setelah anak pertama berusia 3 tahun, orangtua baru mulai merencanakan kehamilan berikutnya," terang Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina.
Anak di dalam dan luar kandungan pun jadi tidak sehat. "Bagi ayah da ibu perlu diketahui bahwa ibu yang tidak sehat akan menentukan kesehatan anak di dalam dan luar kandungan," ungkap Prof Ovi.
Misalnya, karena ibu tidak sehat, si anak yang di luar kandungan minta ditemani main tidak bisa mendapat perhatian itu. Lalu, karena ibu sakit, itu akan memberi dampak langsung pada anak di dalam kandungan.
Jadi, Prof Ovi sangat menyarankan agar mengatur jarak kelahiran. Jika merujuk pada standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), jaraknya adalah 2,9 tahun.
Tapi, BKKBN sendiri menyarankan agar memberi jarak kelahiran itu minimal 3 tahun. Ini diharapkan orangtua sudah bisa memberikan perhatian pada anak di luar kandungan secara baik.
"Kami dari BKKBN menyarankan agar mulai mempersiapkan kehamilan setelah kelahiran sebelumnya itu minimal 3 tahun. Artinya, setelah anak pertama berusia 3 tahun, orangtua baru mulai merencanakan kehamilan berikutnya," terang Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina.
(hri)
tulis komentar anda