Foom Berupaya Bantu Perokok Beralih ke Cara yang Lebih Aman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penggunaan rokok elektrik atau vaping semakin menjadi tren di tengah masyarakat . Hal tersebut terlihat dari adanya peningkatan transaksi yang terus-menerus dalam industri ini . Salah satu yang menjadi faktor meningkatnya penggunaan rokok elektrik adalah karena banyaknya yang beralih dari merokok secara konvensional ke mengonsumsi nikotin yang lebih aman .
(Baca juga: Studi: Non-perokok Berisiko Lebih Tinggi Terkena Kanker Paru-Paru )
Berdasarkan penelitian Public Health England, tingkat bahaya rokok elektrik 95% lebih aman dibandingkan rokok konvensional , dan kini telah menjadi gaya hidup baru bagi sebagian orang di Indonesia. Hingga saat ini, merujuk pada data Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), pengguna vape di Indonesia diperkirakan telah mencapai 2,2 juta pengguna dan 5.000 penjual vape di seluruh Indonesia.
Demi membantu perokok untuk mulai beralih ke cara mengonsumsi nikotin yang lebih aman, di bawah PT Foom Lab Global, Indonesia Foom meluncurkan rokok elektrik sistem terbuka (open system). Diperkirakan bahwa vapers di Indonesia membelanjakan lebih banyak untuk rokok jenis ini . Foom sebagai rokok elektrik memberikan pengalaman vaping terbaik di kelasnya dengan menyajikan pilihan beragam liquid rasa unik dan disesuaikan dengan cita rasa masyarakat.
Foom, yang berdiri sejak November 2019, mendistribusikan produknya melalui berbagai distributor resmi, dan retailers. Pembelian secara online juga dapat dilakukan dengan mudah melalui situs web Foom.id atau melalui beragam online e-commerce . Foom memastikan aksesibilitas kenyamanan bagi pelanggan yang ingin mendapatkan produk kapan saja, di mana saja,daring dan luring.
Foom percaya akan menjadi pemain lokal yang terpercaya dan terkemuka untuk industri rokok elektrik serupa dengan Kopi Kenangan untuk industri kopi di Indonesia. Co-Founder Foom Lab Global, Feranti Susilowati mengatakan, misi utama Foom adalah membantu perokok dewasa beralih dari rokok konvensional ke cara yang lebih aman dan juga lebih bertanggung jawab dalam mengonsumsi nikotin.
"Foom percaya dalam menciptakan kembali cara merokok serta meningkatkan kehidupan perokok dewasa. Foom bertujuan untuk membantu perokok untuk melupakan merokok dengan cara lama . Foom memberikan kebebasan yang lebih untuk kehidupan para perokok," kata Feranti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/7).
(Baca juga: Kanker Paru Masih Jadi Masalah Utama Kesehatan di Dunia )
Berdasarkan tren saat ini, permintaan dan pasar untuk rokok elektrik masih sangat tinggi. Pada 2018, pasar rokok elektrik di Indonesia mencapai USD410,6 juta. Sementara, pendapatan negara dari cukai Hasil Tembakau Lainnya (HPTL) pada 2019 telah mencapai Rp427,1 miliar.
Sementara itu, pada 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, 225.720 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit yang berkaitan dengan konsumsi rokok . Mengingat bahwa 67 juta orang atau sekitar 39 persen di Indonesia adalah perokok dewasa, jumlah ini menjadikan Foom memiliki potensi besar dengan hadir di Indonesia sebagai rumah dari jumlah perokok dewasa terbesar di antara negara Asia Tenggara lainnya.
(Baca juga: Studi: Non-perokok Berisiko Lebih Tinggi Terkena Kanker Paru-Paru )
Berdasarkan penelitian Public Health England, tingkat bahaya rokok elektrik 95% lebih aman dibandingkan rokok konvensional , dan kini telah menjadi gaya hidup baru bagi sebagian orang di Indonesia. Hingga saat ini, merujuk pada data Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), pengguna vape di Indonesia diperkirakan telah mencapai 2,2 juta pengguna dan 5.000 penjual vape di seluruh Indonesia.
Demi membantu perokok untuk mulai beralih ke cara mengonsumsi nikotin yang lebih aman, di bawah PT Foom Lab Global, Indonesia Foom meluncurkan rokok elektrik sistem terbuka (open system). Diperkirakan bahwa vapers di Indonesia membelanjakan lebih banyak untuk rokok jenis ini . Foom sebagai rokok elektrik memberikan pengalaman vaping terbaik di kelasnya dengan menyajikan pilihan beragam liquid rasa unik dan disesuaikan dengan cita rasa masyarakat.
Foom, yang berdiri sejak November 2019, mendistribusikan produknya melalui berbagai distributor resmi, dan retailers. Pembelian secara online juga dapat dilakukan dengan mudah melalui situs web Foom.id atau melalui beragam online e-commerce . Foom memastikan aksesibilitas kenyamanan bagi pelanggan yang ingin mendapatkan produk kapan saja, di mana saja,daring dan luring.
Foom percaya akan menjadi pemain lokal yang terpercaya dan terkemuka untuk industri rokok elektrik serupa dengan Kopi Kenangan untuk industri kopi di Indonesia. Co-Founder Foom Lab Global, Feranti Susilowati mengatakan, misi utama Foom adalah membantu perokok dewasa beralih dari rokok konvensional ke cara yang lebih aman dan juga lebih bertanggung jawab dalam mengonsumsi nikotin.
"Foom percaya dalam menciptakan kembali cara merokok serta meningkatkan kehidupan perokok dewasa. Foom bertujuan untuk membantu perokok untuk melupakan merokok dengan cara lama . Foom memberikan kebebasan yang lebih untuk kehidupan para perokok," kata Feranti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/7).
(Baca juga: Kanker Paru Masih Jadi Masalah Utama Kesehatan di Dunia )
Berdasarkan tren saat ini, permintaan dan pasar untuk rokok elektrik masih sangat tinggi. Pada 2018, pasar rokok elektrik di Indonesia mencapai USD410,6 juta. Sementara, pendapatan negara dari cukai Hasil Tembakau Lainnya (HPTL) pada 2019 telah mencapai Rp427,1 miliar.
Sementara itu, pada 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, 225.720 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit yang berkaitan dengan konsumsi rokok . Mengingat bahwa 67 juta orang atau sekitar 39 persen di Indonesia adalah perokok dewasa, jumlah ini menjadikan Foom memiliki potensi besar dengan hadir di Indonesia sebagai rumah dari jumlah perokok dewasa terbesar di antara negara Asia Tenggara lainnya.
(nug)