Studi: Indera Penciuman Pengaruhi Persepsi Seseorang pada Warna
loading...
A
A
A
Peserta disajikan dengan layar yang menunjukkan kepada mereka sebuah kotak berisi warna acak, dari rentang tak terbatas dan diundang untuk menyesuaikan dua bilah geser secara manual - satu untuk kuning menjadi biru dan satu lagi untuk hijau menjadi merah - untuk mengubah warnanya menjadi netral abu-abu. Setelah pilihan akhir dicatat, prosedur diulangi hingga semua bau terwakili sebanyak lima kali.
Hasilnya menunjukkan bahwa peserta memiliki kecenderungan yang lemah, namun signifikan untuk menyesuaikan salah satu atau kedua penggeser terlalu jauh dari warna abu-abu netral. Misalnya, ketika dihadapkan dengan aroma kopi, mereka salah mengira 'abu-abu' lebih merupakan warna merah-cokelat daripada abu-abu netral yang sebenarnya.
Demikian, ketika dihadapkan dengan aroma karamel, mereka salah mengartikan warna yang kaya akan warna biru sebagai abu-abu. Kehadiran bau tersebut mendistorsi persepsi warna partisipan dengan cara yang dapat diprediksi.
Pengecualiannya adalah ketika aroma peppermint disajikan: di sini, pilihan warna peserta berbeda dari asosiasi lintas modal yang ditunjukkan untuk aroma lainnya. Seperti yang diharapkan, pilihan peserta juga sesuai dengan warna abu-abu asli ketika disajikan dengan aroma air yang netral.
“Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi warna abu-abu cenderung mengarah pada korespondensi lintasmodal yang diantisipasi untuk empat dari lima aroma, yaitu lemon, karamel, ceri dan kopi,” kata Ward.
Kompensasi berlebihan ini menunjukkan bahwa peran asosiasi lintasmodal dalam memproses masukan sensorik cukup kuat untuk memengaruhi cara kita menerima informasi dari berbagai indera, antara bau dan warna.
Hasilnya menunjukkan bahwa peserta memiliki kecenderungan yang lemah, namun signifikan untuk menyesuaikan salah satu atau kedua penggeser terlalu jauh dari warna abu-abu netral. Misalnya, ketika dihadapkan dengan aroma kopi, mereka salah mengira 'abu-abu' lebih merupakan warna merah-cokelat daripada abu-abu netral yang sebenarnya.
Demikian, ketika dihadapkan dengan aroma karamel, mereka salah mengartikan warna yang kaya akan warna biru sebagai abu-abu. Kehadiran bau tersebut mendistorsi persepsi warna partisipan dengan cara yang dapat diprediksi.
Pengecualiannya adalah ketika aroma peppermint disajikan: di sini, pilihan warna peserta berbeda dari asosiasi lintas modal yang ditunjukkan untuk aroma lainnya. Seperti yang diharapkan, pilihan peserta juga sesuai dengan warna abu-abu asli ketika disajikan dengan aroma air yang netral.
“Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi warna abu-abu cenderung mengarah pada korespondensi lintasmodal yang diantisipasi untuk empat dari lima aroma, yaitu lemon, karamel, ceri dan kopi,” kata Ward.
Kompensasi berlebihan ini menunjukkan bahwa peran asosiasi lintasmodal dalam memproses masukan sensorik cukup kuat untuk memengaruhi cara kita menerima informasi dari berbagai indera, antara bau dan warna.
(tdy)