Puasa Intermiten Bantu Penderita Diabetes Tipe 2 Kontrol Gula Darah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Orang dengan diabetes tipe 2 yang membatasi asupan makanan hingga delapan jam setiap hari bisa menurunkan berat badan lebih banyak daripada mereka yang sengaja mengurangi asupan kalori. Cara ini disebut puasa intermiten.
Selain itu, membatasi makan hingga 8 jam setiap hari juga dapat membantu mengontrol kadar gula darah.
Pada penelitian yang diterbitkan di JAMA Network Open dengan melibatkan 75 peserta ini secara acak melakukan salah satu dari tiga intervensi selama enam bulan.
Orang-orang dalam kelompok makan dengan waktu terbatas dapat makan apa pun yang mereka inginkan antara siang hingga jam 8 malam setiap hari. Selebihnya, mereka diperbolehkan minum air putih atau minuman nol kalori lainnya.
Penulis studi Krista Varady, PhD, seorang profesor nutrisi di University of Illinois Chicago, mengatakan jendela makan khusus ini membantu orang tetap menjalankan pola puasa, yang mendukung penurunan berat badan.
“Kami memilih jam 12 siang hingga 8 malam agar masyarakat dapat terus makan malam bersama keluarga atau menghadiri acara sosial di malam hari,” katanya kepada Healthline.
Orang-orang dalam kelompok makan dengan waktu terbatas mengalami penurunan berat badan lebih banyak selama enam bulan dibandingkan peserta yang diminta mengurangi asupan kalori hariannya hingga seperempatnya.
Rata-rata, orang-orang dalam kelompok makan dengan waktu terbatas kehilangan 4,3% berat badan mereka, yang sedikit lebih besar dari jumlah penurunan berat badan peserta dalam uji coba sebelumnya yang membatasi makan mereka hingga 8 atau 10 jam. Namun uji coba sebelumnya memakan waktu kurang dari 6 bulan.
Jumlah ini juga serupa dengan penurunan berat badan sebesar 5,2% dalam sebuah penelitian terhadap orang-orang yang melakukan Program Pencegahan Diabetes selama setahun, program perubahan gaya hidup yang melibatkan pola makan sehat, aktivitas fisik, dan pembelajaran menghadapi stres. Program ini ditanggung oleh Medicare.
Selain itu, membatasi makan hingga 8 jam setiap hari juga dapat membantu mengontrol kadar gula darah.
Pada penelitian yang diterbitkan di JAMA Network Open dengan melibatkan 75 peserta ini secara acak melakukan salah satu dari tiga intervensi selama enam bulan.
Orang-orang dalam kelompok makan dengan waktu terbatas dapat makan apa pun yang mereka inginkan antara siang hingga jam 8 malam setiap hari. Selebihnya, mereka diperbolehkan minum air putih atau minuman nol kalori lainnya.
Penulis studi Krista Varady, PhD, seorang profesor nutrisi di University of Illinois Chicago, mengatakan jendela makan khusus ini membantu orang tetap menjalankan pola puasa, yang mendukung penurunan berat badan.
“Kami memilih jam 12 siang hingga 8 malam agar masyarakat dapat terus makan malam bersama keluarga atau menghadiri acara sosial di malam hari,” katanya kepada Healthline.
Orang-orang dalam kelompok makan dengan waktu terbatas mengalami penurunan berat badan lebih banyak selama enam bulan dibandingkan peserta yang diminta mengurangi asupan kalori hariannya hingga seperempatnya.
Rata-rata, orang-orang dalam kelompok makan dengan waktu terbatas kehilangan 4,3% berat badan mereka, yang sedikit lebih besar dari jumlah penurunan berat badan peserta dalam uji coba sebelumnya yang membatasi makan mereka hingga 8 atau 10 jam. Namun uji coba sebelumnya memakan waktu kurang dari 6 bulan.
Jumlah ini juga serupa dengan penurunan berat badan sebesar 5,2% dalam sebuah penelitian terhadap orang-orang yang melakukan Program Pencegahan Diabetes selama setahun, program perubahan gaya hidup yang melibatkan pola makan sehat, aktivitas fisik, dan pembelajaran menghadapi stres. Program ini ditanggung oleh Medicare.