Angkat Kopi Papua, Kedai Kopi Ini Raih FAB Awards 2018

Rabu, 18 Juli 2018 - 17:33 WIB
Angkat Kopi Papua, Kedai Kopi Ini Raih FAB Awards 2018
Angkat Kopi Papua, Kedai Kopi Ini Raih FAB Awards 2018
A A A
TANGERANG - Kedai kopi di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, meraih penghargaan bergengsi pada FAB Awards 2018. CEO HMSHost International Walter Seib mengatakan, penghargaan se Asia Pasifik, untuk kategori Airport Coffee, Tea, Non-Alcoholic Beverage Shop of the Year itu, diberikan kepada Djournal Coffee Bar.

"Penghargaan tersebut diselenggarakan oleh Moodie Davitt Report, media digital ternama yang fokus kepada sektor travel retail di industri penerbangan," kata Walter Seib, di Bandara Soetta, Tangerang.

Dia menjelaskan, penghargaan itu didapat setelah melalui penilaian panjang dewan juri oleh Review, Innovation, Performance, Sustainability for the Travel Channel, Quality, Service dan Recognition. "Dalam penilaian itu, Djournal Caffee bisa mengalahkan 250 saingan kedai kopi lainnya yang ada di sejumlah bandar udara di Asia Pasifik," kata Seib.

Dilanjutkan dia, penilaian itu dilakukan beberapa minggu sebelum awards. Adapun kopi unggulan kedai ini diambil dari Papua, Bali, Mandailing, dan Toraja. Kopi ini diakui memiliki banyak peminat.

"Sejauh ini yang paling favorit itu dari Papua, katanya ada aroma dan rasa yang khas. Tetapi secara umum, kopi Indonesia sangat nikmat dan disukai," ujar dia.

Meski demikian, pecinta kopi di kedai Terminal 3 Bandara Soetta ini tidak bisa menikmati sajian kopi sambil merokok. Tidak adanya ruang dan teknologi untuk merokok jadi kendalanya.

"Karena kedai ini berada di area umum, dan tidak adanya teknologi untuk menyerap asap rokok, jadi tidak bisa ngopi sambil merokok di sini," papar Dorma Manalu, Executive General Manager of Commercial Service Division AP II.

Dorma menuturkan, layaknya kedai kopi yang bisa dinikmati sambil merokok, Djournal Coffee Bar memang terasa hambar. Namun, hal ini hanya terkait regulasi yang ada di Bandara Soetta yang harus diikuti.

"Ada keterbatasan di sini mengadakan ruang kokok di area publik. Apalagi jurnal kopi ini ada di tengah areal publik. Tidak menutup kemungkinan, jika ada teknologi canggih, atau shelter rokok," kata dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5902 seconds (0.1#10.140)