Hedi Slimane, Konsisten dengan Desain Inovatif

Jum'at, 05 Juli 2019 - 08:20 WIB
Hedi Slimane, Konsisten dengan Desain Inovatif
Hedi Slimane, Konsisten dengan Desain Inovatif
A A A
HEDI SLIMANE adalah desainer yang telah banyak memiliki pengalaman di berbagai label fashion ternama. Gaya desainnya yang inovatif digemari kaum muda masa kini. Laki-laki yang akrab disapa Slimane ini lahir di Paris, Prancis pada 5 Juli 1968.

Dia memiliki ibu keturunan Italia dan ayah keturunan Tunisia. “Saya belajar seni bahkan sebelum saya mencapai usia remaja. Saya mulai membuat pakaian sendiri pada usia 16 tahun,” ujar Slimane, seperti dilansir Vogue.com.

Ketertarikannya pada seni membuat Slimane mempelajari sejarah seni di Ecole du Louvre. Setelah menamatkan pendidikan, dia mulai bekerja dengan konsultan fashion Jean-Jacques Picart pada tahun 1992. “Saya berasal dari keluarga penjahit di Pescaro, di wilayah Abruzzo Italia. Mungkin melakukan pekerjaan ini adalah cara meneruskan tradisi keluarga tanpa henti,” ujar Slimane.

Slimane turut berkontribusi pada sebuah proyek pameran yang merayakan ulang tahun keseratus monogram ikonik Louis Vuitton. Proyek ini mengundang tujuh perancang busana ternama, di antaranya Azzedine Alaia, Helmut Lang, Sybilla, Manolo Blahnik, Isaac Mizrahi, Romeo Gigli, dan Vivienne Westwood.

Slimane diminta untuk menafsirkan ulang kanvas monogram penunjukan Louis Vuitton. Setelah menyelesaikan pekerjaannya di proyek Louis Vuitton, Slimane diangkat sebagai direktur koleksi ready to wear pakaian laki-laki di Yves Saint Laurent pada 1996. Kemudian dia diangkat menjadi direktur artistik pada tahun berikutnya.

“Di Yves Saint Laurent, saya menghadirkan koleksi Black Tie untuk koleksi Fall/Winter 2000/2001,” ujar Slimane. Menurut CEO Yves Saint Laurent kala itu, Paul Deneve, koleksi Black Tie menghadirkan varian terbaru dari jas yang mulanya banyak dipakai laki-laki.

Jas yang diciptakan Slimane memiliki ukuran yang lebih kecil dengan siluet yang lebih elegan sehingga cocok digunakan untuk perempuan. “Bakat unik Hedi Slimane dan pemahamannya mengenai Yves Saint Laurent menjadi nilai lebih yang kami yakini bisa membawa label mode ini ke level yang lebih tinggi,” tutur Deneve. Selama empat tahun di Yves Saint Laurent, Slimane menghadirkan koleksi busana yang terinspirasi dari budaya masa mudanya yang terkait erat dengan dunia musik.

Koleksinya kental akan nuansa gothic, edgy, dan sentuhan rock rock n roll. Inspirasi dari dunia musik ini pun terbukti sukses secara komersial. Namun, tak lama kemudian, Slimane memutuskan untuk meninggalkan Yves Saint Laurent dan menolak tawaran menjadi direktur kreatif di Jil Sander.

Beberapa tahun kemudian dia menerima posisi direktur kreatif untuk pakaian laki-laki di Dior. Dia menempati posisi ini selama tujuh tahun.

“Pada Juni 2001 saya memimpin peluncuran wewangian pertama Dior Homme bernama Higher. Saya merancang kemasan dan bekerja dengan Richard Avedon pada iklan parfum ini,” ujar Slimane. Dari 2012 hingga 2016, Slimane kembali menjadi direktur kreatif untuk Yves Saint Laurent.

Dia meninggalkan label ini pada Maret 2016. Ia dikenal sebagai seorang desainer yang memopulerkan slim tailoring dan skinny jeans yang pada masanya berarti melawan arus siluet yang sedang populer.

Pada masa kepemimpinan Slimane, dia berhasil menciptakan era baru di mana aksesori berubah menjadi the the itit fashion items. Semenjak menjadi seorang desainer, Slimane selalu menunjukkan ketertarikannya pada kaum muda. Hal tersebut pun terlihat jelas pada karyanya, baik saat memimpin Yves Saint Laurent maupun Dior.

Sejak 1 Februari 2018, Slimane ditunjuk menjadi creative, artistik, danimage director Celine setelah hengkangnya Phoebe Philo. Di bawah naungannya, kini Celine menawarkan lini produk terbaru, yaitu menswear, couture, dan parfum. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4380 seconds (0.1#10.140)