Gejala Aritmia Muncul saat Berolahraga, Apa yang Harus Dilakukan Pasien?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyakit jantung merupakan penyumbang angka kematian terbesar di Indonesia. Penyakit jantung memiliki beberapa jenis yang sering kali terjadi secara mendadak, tak terkecuali pada tubuh yang sehat.
Salah satunya adalah aritmia, suatu kondisi yang membuat pengidapnya mengalami detak jantung tidak teratur, baik lebih cepat maupun lebih lambat.
Permasalahan irama jantung ini pada umumnya tidak berbahaya, namun jika detak jantung sudah mulai terasa tidak biasa, maka bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian mendadak.
Lantas, apakah pasien aritmia boleh berolahraga?
Dokter spesialis jantung & pembuluh parah, konsultan aritmia Rumah SakitEka Hospital BSD, dr. Ignatius Yansen Ng,Sp.JP(K), FIHA menjelaskan, pada prinsipnya pasien dengan aritmia punya anatomi jantung yang normal, sehingga tidak ada olahraga khusus dan pasien boleh beraktivitas seperti biasa.
“Seperti pasien jantung lainnya, olahraga yang disarankan adalah olaharaga cardio, seperti jalan cepat, joging, sepeda, berenang, dan lain sebagainya,” kata dr. Yansen seperti dikutip dari postingannya di Instagram @ignatiusyansen, Rabu (4/9/2024).
Lalu, bagaimana bila keluhan aritmia muncul saat berolahraga?
Dokter Yansen menyarankan untuk menghentikan olahraga tersebut dan tetap tenang.
“Pilih tempat yang relatif aman, kemudian periksa secara mandiri kondisi detak jantung,” jelasnya.
Dokter Yansen menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan terlebih dulu untuk mengetahui apakah denyut jantungnya terlalu cepat atau tidak. Pengecekan mandiri aritmia jantung bisa dengan menempelkan tiga jari di pergelangan tangan, dan hitung denyut nadi selama 15 detik. Kalikan hasilnya dengan 4 untuk mendapat angka denyut nadi istirahat pasien per menit.
“Jika menunjukkan kondisi yang semakin parah, segera pergi ke rumah sakit agar mendapatkan pertolongan pertama,” tandasnya.
Salah satunya adalah aritmia, suatu kondisi yang membuat pengidapnya mengalami detak jantung tidak teratur, baik lebih cepat maupun lebih lambat.
Permasalahan irama jantung ini pada umumnya tidak berbahaya, namun jika detak jantung sudah mulai terasa tidak biasa, maka bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian mendadak.
Lantas, apakah pasien aritmia boleh berolahraga?
Dokter spesialis jantung & pembuluh parah, konsultan aritmia Rumah SakitEka Hospital BSD, dr. Ignatius Yansen Ng,Sp.JP(K), FIHA menjelaskan, pada prinsipnya pasien dengan aritmia punya anatomi jantung yang normal, sehingga tidak ada olahraga khusus dan pasien boleh beraktivitas seperti biasa.
“Seperti pasien jantung lainnya, olahraga yang disarankan adalah olaharaga cardio, seperti jalan cepat, joging, sepeda, berenang, dan lain sebagainya,” kata dr. Yansen seperti dikutip dari postingannya di Instagram @ignatiusyansen, Rabu (4/9/2024).
Lalu, bagaimana bila keluhan aritmia muncul saat berolahraga?
Dokter Yansen menyarankan untuk menghentikan olahraga tersebut dan tetap tenang.
“Pilih tempat yang relatif aman, kemudian periksa secara mandiri kondisi detak jantung,” jelasnya.
Dokter Yansen menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan terlebih dulu untuk mengetahui apakah denyut jantungnya terlalu cepat atau tidak. Pengecekan mandiri aritmia jantung bisa dengan menempelkan tiga jari di pergelangan tangan, dan hitung denyut nadi selama 15 detik. Kalikan hasilnya dengan 4 untuk mendapat angka denyut nadi istirahat pasien per menit.
“Jika menunjukkan kondisi yang semakin parah, segera pergi ke rumah sakit agar mendapatkan pertolongan pertama,” tandasnya.
(tsa)