Jelajah Gizi, Upaya Cegah Stunting melalui Edukasi Pangan Lokal

Senin, 11 November 2024 - 17:26 WIB
loading...
A A A
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menargetkan penurunan angka stunting sebesar 50 persen pada 2024 sehingga berbagai inisiatif kami lakukan baik dari sisi edukasi maupun intervensi di lapangan untuk percepatan penanganan stunting.

Intervensi ini tak terkecuali dengan menggali potensi pangan lokal Banyuwangi. Banyuwangi merupakan sebuah kota pesisir dengan kekayaan alam dari pertanian hingga laut, memiliki karakter geografis dan budaya Jawa Timur yang unik. Hal ini membuat ragam kuliner pangan Banyuwangi juga menjadi beragam yang juga memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk tubuh.

Dalam menyikapi permasalahan stunting, pihaknya memiliki program Banyuwangi Tanggap Stunting yang bertujuan untuk menurunkan angka stunting dengan memberikan perhatian khusus pada ibu hamil berisiko tinggi dan anak stunting.

“Oleh karena itu, kami menyambut baik program Jelajah Gizi karena sebagai bentuk komitmen bersama bahwa kesehatan adalah aspek yang paling utama. Karena dengan tumbuh sehat cukup gizi maka sumber daya manusia yang unggul dapat terpenuhi,”ucap Sugirah.

"Menurut kami, Program Jelajah Gizi merupakan kerja tepat dan bisa dikolaborasikan dalam rangka menyiapkan gizi ibu hamil, anak dan seterusnya. Karena disitulah potensi dan sumber daya kita untuk dimasa yang akan datang," ucapnya.

Dalam menyambut generasi 2045 semua faktor sudah disiapkan, dan terus dikawal untuk kecukupan gizi dalam membangun sumber daya manusia yang unggul. Terlebih Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, khususnya Banyuwangi yang memiliki potensi dari aspek pertanian maupun kekayaan lautnya yang bisa diolah menjadi kuliner berbahan dasar unggul.

Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor memaparkan, pemenuhan gizi pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan menjadi penting dalam pencegahan stunting, dimana mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang akan memberikan kita semua makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan tubuh. Tidak harus makanan mahal, kuliner lokal seperti ayam pitik, ayam lodho, dan sego tempong yang ada di Banyuwangi menjadi contoh bahwa makanan sehat, kaya zat besi dan gizi lainnya yang bisa kita temukan dengan mudah juga murah.

“Ini menjadi penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah masalah gizi. Mengonsumsi pangan dengan bahan alami seperti pangan lokal adalah langkah awal yang baik untuk memenuhi kebutuhan gizi harian secara berkelanjutan,” jelas Prof. Ir. Ahmad Sulaeman

Selain mendapatkan gizi dan nutrisi langsung dari pangan lokal, pemenuhan kebutuhan nutrisi harian juga dapat dilengkapi dengan pangan fortifikasi untuk memperkuat dan mengoptimalkan penyerapan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Senada Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH - Medical & Science Director Danone Indonesia menjelaskan bahwa, Fortifikasi adalah tindakan memperkaya nutrisi yang ditambahkan ke dalam pangan tertentu untuk mendukung kita memenuhi nutrisi harian yang dibutuhkan oleh tubuh. Contohnya, kebutuhan zat besi harian anak setara dengan 1?2 ekor ayam.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1076 seconds (0.1#10.140)