Jangan Panik, Begini Pertolongan Pertama Serangan Asma
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rina Gunawan meninggal dunia akibat COVID-19 dan memiliki penyakit komorbid asma sebelum wafat. Dua penyakit tersebut menyerang sistem pernapasan.
Pengontrolan asma yang diderita serta mencegah kekambuhannya adalah salah satu langkah antisipasi yang tepat selama masa pandemi COVID-19. Selain itu, Anda yang memiliki asma seperti mendiang Rina Gunawan, mesti tahu pertolongan pertama yang bisa dilakukan ketika serangan asma muncul.
Diterangkan Dokter Lynn Thomas, selama serangan asma, otot-otot saluran udara di paru-paru mengalami kejang. Akibatnya, saluran udara menyempit, yang membuat pernapasan menjadi lebih sulit.
"Kadang, ada pemicu serangan yang bisa dikenali seperti pilek, obat-obatan, asap rokok, atau alergi. Pada kasus lain, tidak ada pemicu yang jelas," kata dr Lynn di laman St John Ambulance.
Lantas, apa gejala dari serangan asma tersebut? Berikut rinciannya.
1. Sulit bernapas.
2. Mengi dan batuk.
3. Dada terasa kencang atau ada sesuatu yang coba mengikat kuat.
4. Kecemasan.
5. Sulit bicara, diperlihatkan dengan bicara terbata-bata dengan kalimat pendek.
6. Hipoksia, dikenali dengan bibir, telinga, dan kuku membiru.
7. Kelelahan yang parah jika kasusnya sangat berat.
Jika tanda-tanda tersebut muncul, ini yang bisa dilakukan:
1. Pastikan Anda menggunakan inhaler dengan benar. Napas tetap diatur dengan baik. Jika Anda punya spacer, maka gunakanlah dengan inhaler. Kombinasi tersebut lebih efektif dalam menekan serangan asma. Jika Anda tidak punya inhaler, hubungi bantuan darurat.
2. Pastikan duduk dengan posisi nyaman.
3. Serangan ringan biasanya reda dalam beberapa menit. Namun, jika tidak membaik, itu bisa dikategorikan sebagai serangan yang parah. Pastikan menghirup inhaler setiap 30 sampai 60 detik sampai mereka mendapatkan 10 isapan.
4. Jika serangannya parah dan tubuh Anda semakin lemah, segera hubungi rumah sakit terdekat.
5. Selagi menunggu ambulans, pantau pernapasan dan tingkat respons tubuh Anda. Jika ambulans belum juga datang dalam 15 menit, ulangi langkah nomor 3.
6. Ketika tubuh Anda mulai tidak merespons apapun, minta bantuan kepada orang lain yang ada di sekitar Anda. Jika gejala membaik, tenangkan semuanya dan tak perlu menelepon rumah sakit. Namun, sangat disarankan bagi Anda untuk tetap ke rumah sakit agar mengecek kondisi kesehatan secara keseluruhan dan mendapat penanganan yang akan membuat Anda lebih baik dan tenang.
Pengontrolan asma yang diderita serta mencegah kekambuhannya adalah salah satu langkah antisipasi yang tepat selama masa pandemi COVID-19. Selain itu, Anda yang memiliki asma seperti mendiang Rina Gunawan, mesti tahu pertolongan pertama yang bisa dilakukan ketika serangan asma muncul.
Diterangkan Dokter Lynn Thomas, selama serangan asma, otot-otot saluran udara di paru-paru mengalami kejang. Akibatnya, saluran udara menyempit, yang membuat pernapasan menjadi lebih sulit.
"Kadang, ada pemicu serangan yang bisa dikenali seperti pilek, obat-obatan, asap rokok, atau alergi. Pada kasus lain, tidak ada pemicu yang jelas," kata dr Lynn di laman St John Ambulance.
Lantas, apa gejala dari serangan asma tersebut? Berikut rinciannya.
1. Sulit bernapas.
2. Mengi dan batuk.
3. Dada terasa kencang atau ada sesuatu yang coba mengikat kuat.
4. Kecemasan.
5. Sulit bicara, diperlihatkan dengan bicara terbata-bata dengan kalimat pendek.
6. Hipoksia, dikenali dengan bibir, telinga, dan kuku membiru.
7. Kelelahan yang parah jika kasusnya sangat berat.
Jika tanda-tanda tersebut muncul, ini yang bisa dilakukan:
Baca Juga
1. Pastikan Anda menggunakan inhaler dengan benar. Napas tetap diatur dengan baik. Jika Anda punya spacer, maka gunakanlah dengan inhaler. Kombinasi tersebut lebih efektif dalam menekan serangan asma. Jika Anda tidak punya inhaler, hubungi bantuan darurat.
2. Pastikan duduk dengan posisi nyaman.
3. Serangan ringan biasanya reda dalam beberapa menit. Namun, jika tidak membaik, itu bisa dikategorikan sebagai serangan yang parah. Pastikan menghirup inhaler setiap 30 sampai 60 detik sampai mereka mendapatkan 10 isapan.
4. Jika serangannya parah dan tubuh Anda semakin lemah, segera hubungi rumah sakit terdekat.
5. Selagi menunggu ambulans, pantau pernapasan dan tingkat respons tubuh Anda. Jika ambulans belum juga datang dalam 15 menit, ulangi langkah nomor 3.
6. Ketika tubuh Anda mulai tidak merespons apapun, minta bantuan kepada orang lain yang ada di sekitar Anda. Jika gejala membaik, tenangkan semuanya dan tak perlu menelepon rumah sakit. Namun, sangat disarankan bagi Anda untuk tetap ke rumah sakit agar mengecek kondisi kesehatan secara keseluruhan dan mendapat penanganan yang akan membuat Anda lebih baik dan tenang.
(tsa)