Menghadapi Tahun Ajaran Baru di Masa Pandemi, Orang Tua Harus Bijak Kelola Keuangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masuk tahun ajaran baru di masa pandemi membuat para orang tua khawatir. Biaya masuk sekolah atau daftar ulang di tengah masa pandemi yang penuh dengan ketidakpastian,membuat para orang tua harus pintar-pintar merencanakan keuangan.
Semakin sulit jika ada lebih satu anak untuk dipenuhi, butuh perencanaan matang karena jika salah mengambil keputusan bisa berantakan
Associate Professor in Digital Financial Literacy, Dr Sylviana Maya Damayanti, CFP mengatakan Sebentar lagi anak-anak masuk ajaran baru, dan tentu banyak yang harus dipersiapkan oleh orang tua.Ia menjelaskan Dari data inflasi Badan Pusat Statustik (BPS) dari tahun 2008 sampai 2019 inflasi pendidikan yang dilihat tidak hanya dari biaya pendidikan saja namum juga olahraga dan hiburan.
“Tapi sekarang kenapa pendidikan dikeluarkan sendiri tanpa olahraga dan hiburan, Inflasi pendidikan ternyata ada kenaikan 15-30 persen terutama sekolah-sekolah swasta, itu sebenrnaya yang terjadi. Kita boleh bilang inflasi pendidikan kita tidak begitu tinggi, tapi sekolah swasta dan favorit terus naik,” ucap Maya dalam Forum Group Discussion yang disiarkan Youtube Sindonews, Senin (12/7).
Baca Juga : Simak Lagi Kebijakan Pembelajaran Tahun Ajaran Baru di Masa Pandemi
Menurutnya, jika orang tua menabung saja akan sulit mengejar inflasi sebesar 15-30 persen tersebut. “Untuk TK saja sudah 18 juta, SD 20 juta, SMP 12 juta, SMA 15 juta, S1 25 juta, Butuh total 90 juta,” ungkap Maya.
Ia menuturkan perlu adanya perencanaan keuangan, yaitu proses untuk mencapai tujuan hidup seseorang atau keluarga melalui manajmen keuangan yang tepat dan terencana.
Ada 10 lingkup perencanaan keuangan Yaitu Dana darurat, Manajemen arus kas, manajemen utang, dana pendidikan, manajemen risiko, perencanaan pensiun, manajemen portofolio, perencanaan pajak pribadi, perencanaan waris dan perencanaan lainnya.
“Penting punya dana darurat dalam bentuk tabungan atau apapun, karena begitu ada pandemi ternyata dana darurat sangat penting, sementara Untuk Dana pendidikan Kita harus punya alokasi yang terpisah untuk kebutuhan pendidikan anak-anak kita di masa datang,” imbuh Maya.
Ia menjelaskan bahwa Jenjang pendidikan, ada masa prasekolah, sekolah dasar, hingga pendidikan tinggi dan semuanya membutuhkan biaya. “Kalau peraturan pemerintah memang ada yang gratis tapi perlu juga diperhatikan transportasinya gimana, di masa pandemi perhatikan dana untuk anak membeli data atau pulsa,” ucap Maya. Ia menekankan agar para orang tua Disiplin untuk memisahkan dana khusus pendidikan dengan kebutuhan lainnya, dimana manajemen arus kas merupakan salah satu cara untuk disiplin atur keuangan.
Baca Juga : Sepekan PPKM Darurat di Tangsel, Penularan dan Kematian Akibat Covid Masih Tinggi
“Catat apa yang sudah kita keluarkan, dalam 1 bulan, mutasi pengeluaran dipakai untuk apa sih, itu yang coba kita kelola dengan baik. Lihat Pengeluaran apa yang turun saat pandemi, seperti makan di luar, walaupun delivery food, atau mungkin vitamin hingga sayur itu naik tapi di cek kenaikan terbesarnya apa, kalau sudah dapat angkanya bisa ngga pengeluaran apa yang harus dikurangi,” papar Maya.
Ia menambahkan dari teori dalam merencanakan keuangan ada mengurangi pengeluaran, menambah penghasilan, dan ia menyarankan agar lebih menjual aset daripada menambah hutang. “Dengan cara kita selelau mengecek pengeluran, itu juga menumbuhkan kita untuk selalu mencatat dan jadi kebiasaan sehingga kita jadi disiplin,” terang Maya. (Iman Firmansyah)
Semakin sulit jika ada lebih satu anak untuk dipenuhi, butuh perencanaan matang karena jika salah mengambil keputusan bisa berantakan
Associate Professor in Digital Financial Literacy, Dr Sylviana Maya Damayanti, CFP mengatakan Sebentar lagi anak-anak masuk ajaran baru, dan tentu banyak yang harus dipersiapkan oleh orang tua.Ia menjelaskan Dari data inflasi Badan Pusat Statustik (BPS) dari tahun 2008 sampai 2019 inflasi pendidikan yang dilihat tidak hanya dari biaya pendidikan saja namum juga olahraga dan hiburan.
“Tapi sekarang kenapa pendidikan dikeluarkan sendiri tanpa olahraga dan hiburan, Inflasi pendidikan ternyata ada kenaikan 15-30 persen terutama sekolah-sekolah swasta, itu sebenrnaya yang terjadi. Kita boleh bilang inflasi pendidikan kita tidak begitu tinggi, tapi sekolah swasta dan favorit terus naik,” ucap Maya dalam Forum Group Discussion yang disiarkan Youtube Sindonews, Senin (12/7).
Baca Juga : Simak Lagi Kebijakan Pembelajaran Tahun Ajaran Baru di Masa Pandemi
Menurutnya, jika orang tua menabung saja akan sulit mengejar inflasi sebesar 15-30 persen tersebut. “Untuk TK saja sudah 18 juta, SD 20 juta, SMP 12 juta, SMA 15 juta, S1 25 juta, Butuh total 90 juta,” ungkap Maya.
Ia menuturkan perlu adanya perencanaan keuangan, yaitu proses untuk mencapai tujuan hidup seseorang atau keluarga melalui manajmen keuangan yang tepat dan terencana.
Ada 10 lingkup perencanaan keuangan Yaitu Dana darurat, Manajemen arus kas, manajemen utang, dana pendidikan, manajemen risiko, perencanaan pensiun, manajemen portofolio, perencanaan pajak pribadi, perencanaan waris dan perencanaan lainnya.
“Penting punya dana darurat dalam bentuk tabungan atau apapun, karena begitu ada pandemi ternyata dana darurat sangat penting, sementara Untuk Dana pendidikan Kita harus punya alokasi yang terpisah untuk kebutuhan pendidikan anak-anak kita di masa datang,” imbuh Maya.
Ia menjelaskan bahwa Jenjang pendidikan, ada masa prasekolah, sekolah dasar, hingga pendidikan tinggi dan semuanya membutuhkan biaya. “Kalau peraturan pemerintah memang ada yang gratis tapi perlu juga diperhatikan transportasinya gimana, di masa pandemi perhatikan dana untuk anak membeli data atau pulsa,” ucap Maya. Ia menekankan agar para orang tua Disiplin untuk memisahkan dana khusus pendidikan dengan kebutuhan lainnya, dimana manajemen arus kas merupakan salah satu cara untuk disiplin atur keuangan.
Baca Juga : Sepekan PPKM Darurat di Tangsel, Penularan dan Kematian Akibat Covid Masih Tinggi
“Catat apa yang sudah kita keluarkan, dalam 1 bulan, mutasi pengeluaran dipakai untuk apa sih, itu yang coba kita kelola dengan baik. Lihat Pengeluaran apa yang turun saat pandemi, seperti makan di luar, walaupun delivery food, atau mungkin vitamin hingga sayur itu naik tapi di cek kenaikan terbesarnya apa, kalau sudah dapat angkanya bisa ngga pengeluaran apa yang harus dikurangi,” papar Maya.
Ia menambahkan dari teori dalam merencanakan keuangan ada mengurangi pengeluaran, menambah penghasilan, dan ia menyarankan agar lebih menjual aset daripada menambah hutang. “Dengan cara kita selelau mengecek pengeluran, itu juga menumbuhkan kita untuk selalu mencatat dan jadi kebiasaan sehingga kita jadi disiplin,” terang Maya. (Iman Firmansyah)
(wur)