Ledakan Covid-19 Bukan karena Program Vaksinasi, Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belum lama ini beredar kabar bahwa ada ketidakwajaran di balik meledaknya kasus Covid-19 yang terjadi di Tanah Air. Kabar tersebut mempertanyakan penyebab ledakan utama ledakan Covid-19 , padahal program vaksinasi Covd-19 yang dilakukan pemerintah terus berjalan. Tentunya kabar itu membuat cukup banyak masyarakat kebingungan dan mempertanyakan mengenai situasi yang terjadi saat ini.
Baca juga: Happy Weekend! Ini 5 Rekomendasi Tayangan Bertema Keluarga di Vision+
Lewat unggahan video di akun Instagram-nya, @dr.fajriaddai, Sabtu (17/7), Influencer Kesehatan sekaligus Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Addaii menjelaskan bahwa lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia terjadi bukan karena program vaksinasi yang tidak efektif. Ledakan ini terjadi disebabkan karena faktor perilaku manusia yang tidak tertib.
Dokter Fajri juga menjelaskan mengenai program vaksinasi yang banyak dikaitkan dengan ledakan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Menurutnya, vaksin tidak serta merta membuat orang langsung menjadi kebal terhadap suatu penyakit. Vaksin melatih sistem imun tubuh untuk mengenali virus dan mempersiapkan senjata antibodi serta sel imun lainnya sebelum serangan virus selanjutnya terjadi, tanpa orang tersebut harus merasakan sakit alami terlebih dulu.
"Saat virus menyerang di kemudian hari, antibodi bersama sel imun lain yang sudah terbentuk sebelumnya akan dengan cepat menurunkan jumlah virus sehingga gejala yg ditimbulkan akan lebih ringan serta risiko penularan, rawat inap dan kematian juga akan menurun," terang dr. Fajri dalam unggahannya.
Lebih lanjut, vaksin dapat menimbulkan perlindungan optimal apabila sebagian besar populasi sudah divaksin. Apabila 70-90% penduduk telah divaksin, penularan di suatu komunitas akan berkurang karena kekebalan kelompok telah terbentuk. Vaksin dapat menimbulkan perlindungan optimal apabila sebagian besar populasi sudah divaksin. Sejauh ini, cakupan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih rendah untuk mencapai kekebalan kelompok.
"Dari total target 181 juta jiwa, 28,3% telah disuntik minimal 1x dan 8,3% sudah disuntik 2x. Di sisi lain ledakan kasus terjadi diakibatkan oleh perilaku manusia yang menjadi penyebab utama terjadinya ledakan kasus di Indonesia. Di antaranya: mobilitas tinggi, rendahnya kedisiplinan protokol kesehatan masyarakat, dan cakupan vaksinasi yang masih rendah," sambungnya.
Selain itu, hadirnya varian baru seperti Alpha dan Delta yang telah terbukti memiliki tingkat penyebaran lebih tinggi. Gabungan dari semua kondisi tersebut akan membuka lebar kesempatan virus untuk menyebar secara ekstensif.
Baca juga: Penglihatan Kabur Gejala Utama Hipertensi, Tak Boleh Diabaikan
"Kesimpulannya, ledakan kasus Covid-19 pada dasarnya terjadi karena faktor perilaku manusia itu sendiri. Vaksinasi belum bisa mencegah terjadinya lonjakan kasus apabila cakupan program vaksinasi masih rendah seperti saat ini. Agar pandemi terkendali, dibutuhkan percepatan program vaksinasi, perubahan perilaku masyarakat akan protokol kesehatan 5M, dan di sisi lain, pemerintah terus menggalakan 3T," tuntasnya.
Baca juga: Happy Weekend! Ini 5 Rekomendasi Tayangan Bertema Keluarga di Vision+
Lewat unggahan video di akun Instagram-nya, @dr.fajriaddai, Sabtu (17/7), Influencer Kesehatan sekaligus Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Addaii menjelaskan bahwa lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia terjadi bukan karena program vaksinasi yang tidak efektif. Ledakan ini terjadi disebabkan karena faktor perilaku manusia yang tidak tertib.
Dokter Fajri juga menjelaskan mengenai program vaksinasi yang banyak dikaitkan dengan ledakan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Menurutnya, vaksin tidak serta merta membuat orang langsung menjadi kebal terhadap suatu penyakit. Vaksin melatih sistem imun tubuh untuk mengenali virus dan mempersiapkan senjata antibodi serta sel imun lainnya sebelum serangan virus selanjutnya terjadi, tanpa orang tersebut harus merasakan sakit alami terlebih dulu.
"Saat virus menyerang di kemudian hari, antibodi bersama sel imun lain yang sudah terbentuk sebelumnya akan dengan cepat menurunkan jumlah virus sehingga gejala yg ditimbulkan akan lebih ringan serta risiko penularan, rawat inap dan kematian juga akan menurun," terang dr. Fajri dalam unggahannya.
Lebih lanjut, vaksin dapat menimbulkan perlindungan optimal apabila sebagian besar populasi sudah divaksin. Apabila 70-90% penduduk telah divaksin, penularan di suatu komunitas akan berkurang karena kekebalan kelompok telah terbentuk. Vaksin dapat menimbulkan perlindungan optimal apabila sebagian besar populasi sudah divaksin. Sejauh ini, cakupan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih rendah untuk mencapai kekebalan kelompok.
"Dari total target 181 juta jiwa, 28,3% telah disuntik minimal 1x dan 8,3% sudah disuntik 2x. Di sisi lain ledakan kasus terjadi diakibatkan oleh perilaku manusia yang menjadi penyebab utama terjadinya ledakan kasus di Indonesia. Di antaranya: mobilitas tinggi, rendahnya kedisiplinan protokol kesehatan masyarakat, dan cakupan vaksinasi yang masih rendah," sambungnya.
Selain itu, hadirnya varian baru seperti Alpha dan Delta yang telah terbukti memiliki tingkat penyebaran lebih tinggi. Gabungan dari semua kondisi tersebut akan membuka lebar kesempatan virus untuk menyebar secara ekstensif.
Baca juga: Penglihatan Kabur Gejala Utama Hipertensi, Tak Boleh Diabaikan
"Kesimpulannya, ledakan kasus Covid-19 pada dasarnya terjadi karena faktor perilaku manusia itu sendiri. Vaksinasi belum bisa mencegah terjadinya lonjakan kasus apabila cakupan program vaksinasi masih rendah seperti saat ini. Agar pandemi terkendali, dibutuhkan percepatan program vaksinasi, perubahan perilaku masyarakat akan protokol kesehatan 5M, dan di sisi lain, pemerintah terus menggalakan 3T," tuntasnya.
(nug)