Lindungi Anak dari Covid-19, Vaksin untuk Balita Juga Dikembangkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Guna memutus penularan Covid-19 , Indonesia tengah menggencarkan program vaksinasi. Semua kalangan masyarakat kini wajib mendapatkan vaksinasi untuk mencapai herd immunity mulai dari anak usia di atas 12 tahun hingga lansia.
Perlu diketahui, vaksinasi memang tidak menghindarkan seseorang terinfeksi Covid-19, namun kelengkapan dosis vaksinasi akan membuat gejala Covid-19 menjadi lebih ringan dan menghindarkan dari gejala berat hingga meminimalkan perawatan di rumah sakit.
Selain itu, kini tengah dikembangkan juga vaksin Covid-19 yang diperuntukkan balita 6 bulan. Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD, menjelaskan bahwa saat ini perkembangan studi vaksin Moderna untuk anak usia 6-11 tahun masih berjalan, dan belum ada hasil pasti.
"Kita juga masih menunggu studinya yang bernama KidCOVE itu pada anak-anak usia 6 bulan sampai 11 tahun, jadi sangat panjang sekali rentang usianya," ucap dr Jeffri dalam keterangan persnya, baru-baru ini.
Baca juga: Wajah Setampan Idol K-Pop, Rafathar Ogah Jadi Anggota Boyband
Adapun vaksin untuk anak-anak tersebut, akan terbagi dalam 3 fase. Pertama, adalah anak-anak dengan usia kurang lebih 6-11 tahun. Fase kedua, anak-anak usia di antara 2-6 tahun, dan yang terakhir adalah anak usia 6 bulan sampai 2 tahun. Studi ini juga mencari keamanan dan efikasi vaksin Covid-19 untuk usia-usia tersebut.
Untuk data keamanan, dr Jeffri menuturkan bahwa hal tersebut juga masih terus diteliti dan kemungkinan hasil studi KidCove keluar pada November 2021. "Kami berharap semoga KIPI-nya tak jauh berbeda pada KIPI Moderna untuk dewasa yang terbilang efek sampingnya ringan hingga sedang," ungkapnya.
Untuk efek samping, dr Jeffri menambahkan, sejauh ini bersifat ringan-sedang dimana belum ada data laporan yang mencatat kasus berat seperti misal ada reaksi anafilaksis.
"Dan memang ada pemberitaan soal kandungan logam pada vaksin Moderna, tapi sejauh ini masih diinvestigasi. Hasil terakhir menyatakan bahwa itu adalah serbuk stainless steel, jadi merupakan ada faktor di pabriknya yang sehausnya tidak masuk ke dalam vial vaksin dan lolos," bebernya.
Baca juga: Jaga Pola Makan dan Konsumsi Teh Herbal dari eMShop Ini Agar Tubul Ideal
Menurutnya, serbuk stainless steel tidak menimbulkan kebahayaan karena sudah banyak digunakan dalam bidang kedokteran, khususnya alat bidang jantung katip jantung atau pacu jantung yang menggunakan bahan-bahan stainless steel.
Sementara kategori anak yang tidak diikutsertakan dalam studi ini adalah anak yang prematur, bayi yang saat lahir berat badannya kurang dari 2,5 kg dan usia kehamilan kurang atau tidak 37 minggu tapi di bawah itu.
"Lalu, anak yang sedang terinfeksi Covid-19 juga tidak diikutsertakan dalam studi ini. Atau anak yang sebelumnya sudah pernah mendapatkan vaksinasi Covid-19 jenis lain. itu juga tidak diikutsertakan dalam studi ini," terang dr Jeffri.
Perlu diketahui, vaksinasi memang tidak menghindarkan seseorang terinfeksi Covid-19, namun kelengkapan dosis vaksinasi akan membuat gejala Covid-19 menjadi lebih ringan dan menghindarkan dari gejala berat hingga meminimalkan perawatan di rumah sakit.
Selain itu, kini tengah dikembangkan juga vaksin Covid-19 yang diperuntukkan balita 6 bulan. Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD, menjelaskan bahwa saat ini perkembangan studi vaksin Moderna untuk anak usia 6-11 tahun masih berjalan, dan belum ada hasil pasti.
"Kita juga masih menunggu studinya yang bernama KidCOVE itu pada anak-anak usia 6 bulan sampai 11 tahun, jadi sangat panjang sekali rentang usianya," ucap dr Jeffri dalam keterangan persnya, baru-baru ini.
Baca juga: Wajah Setampan Idol K-Pop, Rafathar Ogah Jadi Anggota Boyband
Adapun vaksin untuk anak-anak tersebut, akan terbagi dalam 3 fase. Pertama, adalah anak-anak dengan usia kurang lebih 6-11 tahun. Fase kedua, anak-anak usia di antara 2-6 tahun, dan yang terakhir adalah anak usia 6 bulan sampai 2 tahun. Studi ini juga mencari keamanan dan efikasi vaksin Covid-19 untuk usia-usia tersebut.
Untuk data keamanan, dr Jeffri menuturkan bahwa hal tersebut juga masih terus diteliti dan kemungkinan hasil studi KidCove keluar pada November 2021. "Kami berharap semoga KIPI-nya tak jauh berbeda pada KIPI Moderna untuk dewasa yang terbilang efek sampingnya ringan hingga sedang," ungkapnya.
Untuk efek samping, dr Jeffri menambahkan, sejauh ini bersifat ringan-sedang dimana belum ada data laporan yang mencatat kasus berat seperti misal ada reaksi anafilaksis.
"Dan memang ada pemberitaan soal kandungan logam pada vaksin Moderna, tapi sejauh ini masih diinvestigasi. Hasil terakhir menyatakan bahwa itu adalah serbuk stainless steel, jadi merupakan ada faktor di pabriknya yang sehausnya tidak masuk ke dalam vial vaksin dan lolos," bebernya.
Baca juga: Jaga Pola Makan dan Konsumsi Teh Herbal dari eMShop Ini Agar Tubul Ideal
Menurutnya, serbuk stainless steel tidak menimbulkan kebahayaan karena sudah banyak digunakan dalam bidang kedokteran, khususnya alat bidang jantung katip jantung atau pacu jantung yang menggunakan bahan-bahan stainless steel.
Sementara kategori anak yang tidak diikutsertakan dalam studi ini adalah anak yang prematur, bayi yang saat lahir berat badannya kurang dari 2,5 kg dan usia kehamilan kurang atau tidak 37 minggu tapi di bawah itu.
"Lalu, anak yang sedang terinfeksi Covid-19 juga tidak diikutsertakan dalam studi ini. Atau anak yang sebelumnya sudah pernah mendapatkan vaksinasi Covid-19 jenis lain. itu juga tidak diikutsertakan dalam studi ini," terang dr Jeffri.
(nug)