Akhir Pekan Ini, Nikmati Suguhan Teater Sambil Berdonasi bagi Pekerja Seni
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program bertajuk #NontonTeaterDiRumahAja persembahan Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mengajak para penikmat seni untuk menyaksikan rekaman lakon "Preman Parlente" pada akhir pekan ini. Lakon tersebut bakal ditayangkan Sabtu (6/) dan Minggu (7/6) pukul 15.00 WIB di website www.indonesiakaya.com serta chanel YouTube IndonesiaKaya.
Lakon "Preman Parlente" merupakan rekaman dari pementasan yang diselenggarakan pada 2-3 Maret 2018 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Sebagai tim kreatif Butet Kartaredjasa, Agus Noor, almarhum Djaduk Ferianto, Viky Sianipar, dan Paulus Simangunsong begitu apik mengangkat tema "Budaya Pop: Dari Lampau ke Zaman Now" sebagai representasi maupun wujud berpendapat bahwa kebudayaan, dengan seluruh hasil karya ciptanya, merupakan sebuah proses penciptaan yang terus-menerus berlangsung, mengikuti pola pikir masyarakat. ( )
"Kesenian yang tumbuh di wilayah budaya pop, dengan caranya yang unik sering kali memperlihatkan proses kreativitas sebuah generasi dalam menanggapi perubahan zaman, sekaligus kehendak untuk mengolah tradisi agar terus relevan dengan situasi zaman," ujar Agus Noor, tim kreatif sekaligus sutradara pementasan "Preman Parlente" melalui rilis yang diterima SINDOnews.
"Budaya pop merupakan suara zaman yang menandai kegelisahan dan pencarian. Budaya pop tak hanya soal mengemas ide menjadi lebih populer, tetapi juga cara sebuah generasi mengidentifikasi diri dan persoalan zamannya,” lanjutnya.
Lakon "Preman Parlente" dimeriahkan oleh Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Mery Sinaga, Louise Sitanggang, Flora Simatupang, Alsant Nababan, Trio GAM (Joned, Wisben & Dibyo Primus), OBAMA (Orang Batak Marlawak), Sigma Dance Theatre Indonesia, Siantar Rap Foundation, dan Vicky Sianipar Ethnic Ensemble. Tampilan artistik panggung oleh Ong Hari Wahyu dan gerak tari dikoreografi oleh Benny Krisnawardi.
Mengambil latar tanah Sumatera, pementasan ini benar-benar mengangkat budaya daerah. Tak sekadar jadi latar, budaya Batak juga mewarnai kostum, penggunaan bahasa, serta musiknya. Sementara ceritanya berkisar tentang kisah cinta sepasang kekasih, Ucok dan Butet, dengan segala lika-likunya.
"Selain ingin menghibur penikmat seni yang sedang berada di rumah dengan beragam rekaman pementasan, kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja juga ingin menambah wawasan para penikmat seni tentang keragaman budaya yang ada di Indonesia. Kali ini, penikmat seni disuguhi lakon "Preman Parlente" yang mengangkat kebudayaan serta menggandeng para seniman Sumatera Utara untuk bersama-sama melestarikan serta memelihara kebudayaan," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Selain #NontonTeaterDiRumahAja, Indonesia Kaya bekerjasama dengan Happy Salma, Butet Kartaredjasa, dan Ratna Riantiarno juga mengajak penikmat seni ikut memberikan dukungan bagi para pekerja seni panggung budaya. Musibah COVID-19 yang terjadi saat ini membuat banyak acara seni, khususnya seni pertunjukan panggung , mengalami pembatalan. Hal ini memberi dampak yang keras bagi ribuan pekerja seni di Indonesia yang menjadikan seni panggung sebagai sumber penghasilan utama mereka. (
)
Melalui kitabisa.com, Indonesia Kaya mengajak masyarakat untuk mendukung para pekerja seni panggung budaya yang kehilangan mata pencaharian. Bantuan bakal diberikan dalam bentuk dana kepada para pekerja seni.
Lihat Juga: 27 Penari Akan Tampil di Pertunjukan Teatrikal Kolosal Sabang Merauke The Indonesian Broadway
Lakon "Preman Parlente" merupakan rekaman dari pementasan yang diselenggarakan pada 2-3 Maret 2018 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Sebagai tim kreatif Butet Kartaredjasa, Agus Noor, almarhum Djaduk Ferianto, Viky Sianipar, dan Paulus Simangunsong begitu apik mengangkat tema "Budaya Pop: Dari Lampau ke Zaman Now" sebagai representasi maupun wujud berpendapat bahwa kebudayaan, dengan seluruh hasil karya ciptanya, merupakan sebuah proses penciptaan yang terus-menerus berlangsung, mengikuti pola pikir masyarakat. ( )
"Kesenian yang tumbuh di wilayah budaya pop, dengan caranya yang unik sering kali memperlihatkan proses kreativitas sebuah generasi dalam menanggapi perubahan zaman, sekaligus kehendak untuk mengolah tradisi agar terus relevan dengan situasi zaman," ujar Agus Noor, tim kreatif sekaligus sutradara pementasan "Preman Parlente" melalui rilis yang diterima SINDOnews.
"Budaya pop merupakan suara zaman yang menandai kegelisahan dan pencarian. Budaya pop tak hanya soal mengemas ide menjadi lebih populer, tetapi juga cara sebuah generasi mengidentifikasi diri dan persoalan zamannya,” lanjutnya.
Lakon "Preman Parlente" dimeriahkan oleh Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Mery Sinaga, Louise Sitanggang, Flora Simatupang, Alsant Nababan, Trio GAM (Joned, Wisben & Dibyo Primus), OBAMA (Orang Batak Marlawak), Sigma Dance Theatre Indonesia, Siantar Rap Foundation, dan Vicky Sianipar Ethnic Ensemble. Tampilan artistik panggung oleh Ong Hari Wahyu dan gerak tari dikoreografi oleh Benny Krisnawardi.
Mengambil latar tanah Sumatera, pementasan ini benar-benar mengangkat budaya daerah. Tak sekadar jadi latar, budaya Batak juga mewarnai kostum, penggunaan bahasa, serta musiknya. Sementara ceritanya berkisar tentang kisah cinta sepasang kekasih, Ucok dan Butet, dengan segala lika-likunya.
"Selain ingin menghibur penikmat seni yang sedang berada di rumah dengan beragam rekaman pementasan, kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja juga ingin menambah wawasan para penikmat seni tentang keragaman budaya yang ada di Indonesia. Kali ini, penikmat seni disuguhi lakon "Preman Parlente" yang mengangkat kebudayaan serta menggandeng para seniman Sumatera Utara untuk bersama-sama melestarikan serta memelihara kebudayaan," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Selain #NontonTeaterDiRumahAja, Indonesia Kaya bekerjasama dengan Happy Salma, Butet Kartaredjasa, dan Ratna Riantiarno juga mengajak penikmat seni ikut memberikan dukungan bagi para pekerja seni panggung budaya. Musibah COVID-19 yang terjadi saat ini membuat banyak acara seni, khususnya seni pertunjukan panggung , mengalami pembatalan. Hal ini memberi dampak yang keras bagi ribuan pekerja seni di Indonesia yang menjadikan seni panggung sebagai sumber penghasilan utama mereka. (
Baca Juga
Melalui kitabisa.com, Indonesia Kaya mengajak masyarakat untuk mendukung para pekerja seni panggung budaya yang kehilangan mata pencaharian. Bantuan bakal diberikan dalam bentuk dana kepada para pekerja seni.
Lihat Juga: 27 Penari Akan Tampil di Pertunjukan Teatrikal Kolosal Sabang Merauke The Indonesian Broadway
(tsa)