Peneliti Ungkap Pencegahan Covid-19 Bagi yang Belum Divaksin Dinilai Lebih Buruk, Ini Penjelasannya

Senin, 15 November 2021 - 23:55 WIB
loading...
Peneliti Ungkap Pencegahan Covid-19 Bagi yang Belum Divaksin Dinilai Lebih Buruk, Ini Penjelasannya
Peneliti Ungkap Pencegahan Covid-19 Bagi yang Belum Divaksin Dinilai Lebih Buruk, Ini Penjelasannya. Foto Ilustrasi/Dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sebagian masyarakat Indonesia yang belum atau tidak divaksin, diduga memiliki skor perilaku pencegahan Covid-19 yang secara signifikan lebih buruk dibanding orang yang sudah di vaksin.

Temuan ini diperoleh dari penelitian Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, Founder dan Chairman Health Collaborative Center bersama tim peneliti dr. Levina Chandra Khoe, dan Qisty.

Menurutnya hasil utama penelitian ini menunjukkan, responden yang belum divaksin yang jumlahnya 35 persen, secara signifikan skor Covid-19 Prevention Behaviour Index (CPBI Scoring)-nya lebih rendah, dibanding orang yang sudah divaksin.

Lebih lanjut, ini berarti responden yang belum divaksin adalah mereka yang perilaku pencegahannya jelek.



"Interpretasi analisis kami menunjukkan, bahwa mereka yang belum vaksin justru berpotensi untuk tidak taat prosedur kesehatan (prokes), cenderung mengabaikan pembatasan berjarak, lebih malas untuk tidak menggunakan masker dan cuci tangan, serta cenderung tidak khawatir dengan penyakit Covid-19," katanya dalam keterangan resminya.

Oleh karena itu, patokan dari skor CPBI ini yaitu semakin tinggi skor CPBI menunjukkan, bahwa mereka lebih banyak dan lebih baik melakukan tindakan pencegahan terhadap Covid-19.

"Yang dikhawatirkan dari temuan ini adalah, meskipun mayoritas orang Indonesia sudah divaksin, tetapi kalau masih ada orang yang secara sadar tidak mau divaksin," terangnya.

"Mereka ini cenderung untuk tidak taat prokes dan perilaku pencegahannya jelek secara signifikan. Nah, mereka ini tetap bisa menjadi agen penular Covid-19," tambahnya.



Penelitian ini juga menilai, skor perilaku pencegahan responden dari parameter yang lain. Diketahui bahwa responden yang pernah terinfeksi Covid-19, skor CPBI nya signifikan tinggi.

Begitupun dengan responden yang anggota keluarganya pernah terinfeksi Covid-19 atau pernah kontak erat dengan penderita terkonfirmasi Covid-19, skor CPBI nya juga signifikan tinggi, yaitu skor 52 dari range 10-60.

"Artinya adalah, pengalaman sebagai penyintas Covid-19, atau pernah kontak erat atau pengalaman menyaksikan anggota keluarga pernah menderita Covid-19 menjadikan responden lebih baik dan ketat dalam melakukan perilaku pencegahan Covid-19," tuturnya.

Ia mengatakan, dari interpretasi analisis ini, pihaknya menyimpulkan bahwa para penyintas atau orang yang pernah pengalaman kontak erat dan keluarganya pernah Covid-19, mereka kemudian akan lebih taat prokes.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1464 seconds (0.1#10.140)