Awas! Gejala Omicron Ini Hanya Dialami oleh Lansia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gejala Omicron pada kelompok lanjut usia atau lansia disebut khusus. Lansia sendiri menjadi kelompok yang paling rentan terhadap infeksi Covid-19 , lantaran dapat menyebabkan kesakitan parah hingga yang paling fatal, kematian.
Oleh karena itu, mengetahui gejala Omicron sangat penting, terutama pada lansia. Ini karena agar bisa lebih cepat ditangani dan mendapat perawatan sehingga peluang kesembuhan bisa lebih besar.
Dilansir dari NPR, Rabu (23/2/2022) dokter menemukan kasus Omicron dengan gejala yang dialami pasien seperti ketika sakit infeksi saluran pernapasan atas biasa.
“Ini kebanyakan hidung meler, sakit tenggorokan dan hidung tersumbat. Batuk lebih ringan daripada varian sebelumnya, demam juga sedikit lebih jarang," kata Dr. John Vanchiere, direktur asosiasi dari Emerging Viral Threats LSU Health Shreveport.
Meski demikian, pada lansia, dokter melihat ada sedikit perbedaan gejala. “Sedikit pasien, termasuk pasien lansia mengalami gejala yang berhubungan dengan masalah pernapasan bagian bawah, seperti sesak napas,” tambahnya.
Secara umum orang yang terinfeksi Omicron mengalami gejala yang mirip dengan varian sebelumnya. Kehadiran dan keparahan gejala memang bisa dipengaruhi oleh status vaksinasi Covid-19, kondisi kesehatan lain, usia, dan riwayat infeksi sebelumnya.
Seperti contohnya pada kasus super spreader di Inggris pada 5 Desember lalu. Di mana 16 lansia dari 18 tamu pesta ulang tahun yang kebanyakan berusia 60 sampai 70-an, didapati hanya menderita beberapa gejala ringan.
Namun, para lansia ini semuanya sudah divaksinasi dosis lengkap dan bahkan 10 di antaranya sudah mendapatkan vaksin booster.
“Apa yang kami lihat sejauh ini adalah gejalanya sangat, sangat ringan. Sebagian besar dari mereka mengalami gejala pilek, sakit tenggorokan dan kelelahan, ini adalah hal biasa. Hanya dua yang memiliki gejala klasik Covid-19, demam dan dan kehilangan indra penciuman atau perasa,” jelas Professor Tim Spector, profesor epidemiologi genetik.
Sebagai tindakan pencegahan terinfeksi Omicron, termasuk untuk para lansia, Professor Spector mengimbau orang-orang untuk tetap tinggal di rumah. Penting untuk membatasi mobilitas, dan menghindari acara kerumunan orang seperti pesta.
“Hindari acara pertemuan besar dan pisahkan grup Anda menjadi yang lebih kecil di mana kita dapat mengontrol lingkungan dan pastikan semua orang di situ dites Covid-19 dulu,” imbau Professor Spector dilansir dari Daily Mail.
Jika mendesak harus menghadiri suatu acara, Professor Spector menyarankan untuk memastikan tidak ada tamu yang hadir datang dengan gejala seperti pilek.
“Pastikan orang yang datang tidak sakit atau tidak memiliki gejala seperti pilek selama tiga atau empat hari terakhir. Menuju ke lokasi, pastikan Anda mengenakan masker berkualitas tinggi, terlebih jika bepergian dengan angkutan umum yang padat,” tutup Professor Spector.
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
Oleh karena itu, mengetahui gejala Omicron sangat penting, terutama pada lansia. Ini karena agar bisa lebih cepat ditangani dan mendapat perawatan sehingga peluang kesembuhan bisa lebih besar.
Dilansir dari NPR, Rabu (23/2/2022) dokter menemukan kasus Omicron dengan gejala yang dialami pasien seperti ketika sakit infeksi saluran pernapasan atas biasa.
“Ini kebanyakan hidung meler, sakit tenggorokan dan hidung tersumbat. Batuk lebih ringan daripada varian sebelumnya, demam juga sedikit lebih jarang," kata Dr. John Vanchiere, direktur asosiasi dari Emerging Viral Threats LSU Health Shreveport.
Meski demikian, pada lansia, dokter melihat ada sedikit perbedaan gejala. “Sedikit pasien, termasuk pasien lansia mengalami gejala yang berhubungan dengan masalah pernapasan bagian bawah, seperti sesak napas,” tambahnya.
Secara umum orang yang terinfeksi Omicron mengalami gejala yang mirip dengan varian sebelumnya. Kehadiran dan keparahan gejala memang bisa dipengaruhi oleh status vaksinasi Covid-19, kondisi kesehatan lain, usia, dan riwayat infeksi sebelumnya.
Seperti contohnya pada kasus super spreader di Inggris pada 5 Desember lalu. Di mana 16 lansia dari 18 tamu pesta ulang tahun yang kebanyakan berusia 60 sampai 70-an, didapati hanya menderita beberapa gejala ringan.
Namun, para lansia ini semuanya sudah divaksinasi dosis lengkap dan bahkan 10 di antaranya sudah mendapatkan vaksin booster.
“Apa yang kami lihat sejauh ini adalah gejalanya sangat, sangat ringan. Sebagian besar dari mereka mengalami gejala pilek, sakit tenggorokan dan kelelahan, ini adalah hal biasa. Hanya dua yang memiliki gejala klasik Covid-19, demam dan dan kehilangan indra penciuman atau perasa,” jelas Professor Tim Spector, profesor epidemiologi genetik.
Sebagai tindakan pencegahan terinfeksi Omicron, termasuk untuk para lansia, Professor Spector mengimbau orang-orang untuk tetap tinggal di rumah. Penting untuk membatasi mobilitas, dan menghindari acara kerumunan orang seperti pesta.
“Hindari acara pertemuan besar dan pisahkan grup Anda menjadi yang lebih kecil di mana kita dapat mengontrol lingkungan dan pastikan semua orang di situ dites Covid-19 dulu,” imbau Professor Spector dilansir dari Daily Mail.
Jika mendesak harus menghadiri suatu acara, Professor Spector menyarankan untuk memastikan tidak ada tamu yang hadir datang dengan gejala seperti pilek.
“Pastikan orang yang datang tidak sakit atau tidak memiliki gejala seperti pilek selama tiga atau empat hari terakhir. Menuju ke lokasi, pastikan Anda mengenakan masker berkualitas tinggi, terlebih jika bepergian dengan angkutan umum yang padat,” tutup Professor Spector.
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
(dra)