Mengenal Metode DRS untuk Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan Lalu Lintas

Rabu, 16 Maret 2022 - 21:08 WIB
loading...
Mengenal Metode DRS untuk Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan Lalu Lintas
Terbatasnya waktu untuk menyelamatkan korban gawat darurat menyebabkan perlunya penanganan yang cepat, tepat, sekaligus cermat sesuai standar. Foto Ilustrasi/Getty Images
A A A
JAKARTA - Kondisi gawat darurat tidak mengenal waktu. Situasi mendadak ini dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun, dan di mana pun. Terbatasnya waktu untuk menyelamatkan korban gawat darurat menyebabkan perlunya penanganan yang cepat, tepat, sekaligus cermat sesuai standar.

Tak perlu panik, simaklah metode DRS untuk pertolongan pertama pada korban kecelakaan lalu lintas yang disampaikan oleh dr. Masni Meria Silalahi selaku Head of Emergency di Siloam Hospitals Jambi.

1. Danger: Pastikan Lingkungan Sekitar Jauh dari Bahaya

Pada saat terjadi kecelakaan dan kita hendak menolong, pastikan lingkungan sekitar dalam kondisi yang aman. Jika kecelakaan terjadi di tengah jalan raya, tindakan sementara yang dapat dilakukan adalah dengan mengalihkan arus lalu lintas.

Akan lebih baik lagi jika ada pihak berwajib yang mengatur lalu lintas agar korban kecelakaan tetap terjaga di posisinya.

“Pertolongan pertama tidak bisa dilakukan selama kita sendiri berisiko menjadi korban kecelakaan susulan. Jika ingin menolong, pastikan dulu lingkungan aman dan jauh dari bahaya,” terang dr. Masni dalam sesi edukasi Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan via Zoom belum lama ini.

2. Response: Cek Respons Korban Kecelakaan

Cara paling mudah untuk mengetahui kondisi korban adalah dengan menepuk bahu dan menanyakan namanya. Jika korban masih bisa menjawab, berarti korban berada dalam kondisi yang sadar. Namun, apabila tidak ada jawaban dari korban, maka perlu tindakan lebih lanjut dari pihak medis untuk membantu menyadarkan korban.

Selama menangani korban kecelakaan gawat darurat, dr. Masni sering menemui kasus trauma di leher. Kasus tersebut sangat krusial dan berisiko menimbulkan cedera susulan apabila ditangani dengan cara yang salah. Secara lebih serius, dr. Masni mengungkapkan bahwa trauma di leher juga dapat mengakibatkan kelumpuhan.

“Untuk penanganan pada leher, biasanya membutuhkan dua orang. Satu orang memegang sisi kepala belakang dengan lurus, satu orang lainnya menstabilkan posisi kepala bagian depan. Pastikan leher tampak lurus. Itu saja tugasnya, kemudian tunggu hingga petugas medis datang,” paparnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1386 seconds (0.1#10.140)