Komorbid Rina Gunawan Perparah COVID-19 yang Diidapnya, Mengapa?

Rabu, 03 Maret 2021 - 12:22 WIB
“Manifestasi klinis HMOD terminal ini antara lain adalah gagal jantung, sindrom koroner akut, stroke, demensia vaskuler atau pikun, gagal ginjal dan gangguan penglihatan termasuk kebutaan,” terang dr. Amanda.

Hipertensi terutama dijumpai pada populasi usia lanjut, di mana usia (lanjut) merupakan faktor utama untuk terinfeksi, dan juga beratnya komplikasi virus COVID-19. Lantas, mengapa penderita komorbid lebih rentan terhadap penularan COVID-19?

Ambil contoh penderita kardiometabolik (faktor risiko terjadinya penyakit jantung seperti diabetes, obesitas, kolesterol, trigliserida serta tekanan darah). Jadi, di dalam tubuh penderita telah terjadi peradangan kronis sejak lama.

“Kalau sudah ada peradangan kronis yang berlangsung lama, otomatis sistem imunitas tubuh juga menurun,” jelas DR. med. Dr. Maya Surjadjaja, M. Gizi, SpGK, FAAMFM.

Yang kedua, adanya reseptor ACE2, yaitu enzim yang menempel pada permukaan luar sel (membran sel) di hampir semua organ. Misalnya di paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus.



“Reseptor ini mempunyai afinitas yang kuat dengan virus SARS-CoV-2,” imbuh dr. Maya.

Ikatan dengan reseptor ACE2 inilah yang memicu virus corona masuk ke dalam sel inang. Sehingga gejala COVID-19 ada di organ-organ tersebut dan sangat bervariasi seperti gangguan pernapasan, batuk, radang tenggorokan, peradangan hati, kejang, nyeri sendi, ruam di kulit, penurunan fungsi indra pengecap dan pembau, hingga diare. Apabila organ tersebut sedari awal sudah bermasalah diperparah dengan peradangan kronis, maka akan berakibat lebih fatal.
(tsa)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More