Komorbid Rina Gunawan Perparah COVID-19 yang Diidapnya, Mengapa?

Rabu, 03 Maret 2021 - 12:22 WIB
loading...
Komorbid Rina Gunawan Perparah COVID-19 yang Diidapnya, Mengapa?
Rina Gunawan. Foto/IG @rinagunawan74
A A A
JAKARTA - Rina Gunawan meninggal dunia karena sakit. Rina diketahui mengalami sesak napas dan terdiagnosa COVID-19. Rina juga punya riwayat asma dan radang paru-paru, yang diduga menjadi komorbid yang memperparah COVID-19 yang dideritanya.

Adanya penyakit penyerta yang diderita atau komorbid, memaksa seseorang harus ekstra waspada terhadap COVID-19. Mengingat penyakit tersebut akan membuat tingkat keparahan lebih berat jika terinfeksi.

Komorbid merupakan penyakit yang muncul secara bersamaan saat seseorang sedang sakit. Komorbid bisa menyebabkan risiko kesehatan meningkat saat pasien terinfeksi penyakit lain. Akibatnya, pasien mengalami keparahan penyakit yang cukup berat.



Dikutip dari laman resmi Covid19.go.id, ada beberapa penyakit penyerta yang rentan terhadap COVID-19. Sebut saja hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, gagal ginjal, stroke, dan kanker. Hipertensi misalnya, ditemukan pada pasien virus corona sebanyak 50,5%, diabetes melitus 34,4%, penyakit jantung 19,9%, sementara pasien COVID-19 dengan komorbid penyakit paru obstruktif kronis sebesar 10,1%.

Di samping komplikasi saluran pernapasan, infeksi COVID-19 juga menyebabkan berbagai komplikasi langsung di jantung, otak, dan ginjal seperti di antaranya serangan jantung, stroke, hingga gagal ginjal akut.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan bahwa banyak pasien dengan penyakit penyerta yang mendapat perawatan di rumah sakit. Pasien dengan penyakit penyerta ini, ternyata 12 kali lebih mungkin meninggal akibat COVID-19 dibanding pasien lain yang tidak memiliki komorbid.

Menurut dr. Amanda Tiksnadi, Sp.S (K), penderita hipertensi yang terinfeksi COVID-19 memiliki faktor risiko berlipat ganda untuk mengalami kerusakan organ multiple, yaitu risiko HMOD akibat hipertensi itu sendiri ditambah dengan risiko komplikasi infeksi COVID-19 yang menyerang organ target yang sama dengan hipertensi.

Hypertension-Mediated Organ Damage (HMOD) adalah komplikasi kerusakan struktural dan fungsional pembuluh darah serta organ-organ terminal (mata, otak, jantung, ginjal).

“Manifestasi klinis HMOD terminal ini antara lain adalah gagal jantung, sindrom koroner akut, stroke, demensia vaskuler atau pikun, gagal ginjal dan gangguan penglihatan termasuk kebutaan,” terang dr. Amanda.

Hipertensi terutama dijumpai pada populasi usia lanjut, di mana usia (lanjut) merupakan faktor utama untuk terinfeksi, dan juga beratnya komplikasi virus COVID-19. Lantas, mengapa penderita komorbid lebih rentan terhadap penularan COVID-19?

Ambil contoh penderita kardiometabolik (faktor risiko terjadinya penyakit jantung seperti diabetes, obesitas, kolesterol, trigliserida serta tekanan darah). Jadi, di dalam tubuh penderita telah terjadi peradangan kronis sejak lama.

“Kalau sudah ada peradangan kronis yang berlangsung lama, otomatis sistem imunitas tubuh juga menurun,” jelas DR. med. Dr. Maya Surjadjaja, M. Gizi, SpGK, FAAMFM.

Yang kedua, adanya reseptor ACE2, yaitu enzim yang menempel pada permukaan luar sel (membran sel) di hampir semua organ. Misalnya di paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus.



“Reseptor ini mempunyai afinitas yang kuat dengan virus SARS-CoV-2,” imbuh dr. Maya.

Ikatan dengan reseptor ACE2 inilah yang memicu virus corona masuk ke dalam sel inang. Sehingga gejala COVID-19 ada di organ-organ tersebut dan sangat bervariasi seperti gangguan pernapasan, batuk, radang tenggorokan, peradangan hati, kejang, nyeri sendi, ruam di kulit, penurunan fungsi indra pengecap dan pembau, hingga diare. Apabila organ tersebut sedari awal sudah bermasalah diperparah dengan peradangan kronis, maka akan berakibat lebih fatal.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1355 seconds (0.1#10.140)