Ternyata, Ini Gejala dan Penyebab Saraf Kejepit Leher

Jum'at, 17 Maret 2023 - 16:24 WIB
loading...
A A A
“Gejala saraf kejepit leher juga bervariasi, seperti rasa nyeri yang menusuk, menjalar sampai ke area bahu dan pergelangan tangan, muncul sensasi kebas dan kesemutan hingga kelemahan otot pada lengan,” ungkap dr. Mahdian.

Untuk mengatasi gejala nyeri yang semakin parah, Bimo akhirnya memberanikan diri untuk melakukan prosedur endoskopi Joimax.

Bimo Memilih Endoskopi Joimax sebagai Solusi Terbaik

Seiring berkembangnya teknologi modern di bidang kedokteran, saraf kejepit kini dapat ditangani dengan tindakan minimal invasif tanpa harus melakukan operasi bedah terbuka.

“Jujur awalnya gw khawatir ya dengan kata-kata operasi, tapi akhirnya dr. Mahdian meyakinkan kalau endoskopi Joimax ini menggunakan teknologi tinggi dan cuma beliau satu-satunya dokter di Indonesia yang bisa melakukan tindakan ini,” papar Bimo.

Endoskopi CESSYS Joimax merupakan teknologi mutakhir yang berasal dari Jerman untuk mengatasi masalah saraf kejepit leher. Dalam kasus Ganindra Bimo, prosedur ini menggunakan akses posterior (leher belakang) untuk memasukkan alat endoskop ke area saraf yang terjepit, melalui satu sayatan kecil sebesar 7mm. Dokter kemudian akan mengambil/ membuang tonjolan bantalan tulang yang menekan saraf agar saraf terbebas dari jepitan.

“Teknologi ini memiliki berbagai keunggulan, antara lain tanpa operasi, luka sayatan kecil, waktu tindakan relatif singkat, tanpa rawat inap, dan proses penyembuhan lebih cepat,” jelas dr.Mahdian. Bahkan, prosedur CESSYS lebih aman karena tidak merusak banyak jaringan di sekitar saraf dan risiko perdarahan yang minimal.

Setelah prosedur selesai, Bimo pun merasa sangat senang karena ternyata tindakan ini tidak terlalu menyeramkan seperti yang ia bayangkan.

“Sekarang rasanya udah way much better banget sih, rasa sakitnya juga udah hilang, dan hebatnya tim dokter di Lamina bisa bikin gw nyaman dan yakin buat jalanin tindakan ini,” kata Bimo sambil tersenyum.

Dokter juga menyarankan untuk tidak melakukan aktivitas berat selama satu minggu untuk mencegah cedera atau risiko komplikasi pasca tindakan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2059 seconds (0.1#10.140)