7 Penyebab Berat Badan Tidak Bisa Turun Meski Sudah Diet dan Olahraga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada beberapa hal yang menyebabkan berat badan tidak bisa turun meski sudah diet dan olahraga rutin. Hal ini menjadikan menurunkan berat badan adalah tugas yang paling menantang.
Sehingga tidak sedikit yang merasa frustrasi ketika berat badan tidak bisa turun meski sudah menjalani diet dan olahraga. Pada dasarnya, ada beberapa faktor eksternal yang dapat memperlambat kemajuan Anda.
Berikut penyebab berat badan tidak bisa turun meski sudah diet dan olahraga dilansir dari Times of India, Kamis (7/9/2023).
Salah satu penyebab paling signifikan kenaikan berat badan adalah pola makan yang tidak sehat. Mengonsumsi makanan berkalori tinggi namun rendah nutrisi seperti camilan tinggi natrium, makanan cepat saji, dan makanan olahan dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Dikemas dengan kalori kosong, makanan ini tidak memberikan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Untuk mengatasi kendala ini, fokuslah pada pola makan seimbang yang kaya akan makanan utuh seperti buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian. Pengendalian porsi dan penghitungan kalori juga penting karena makanan sehat pun dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Penurunan berat badan bukan hanya tentang apa yang Anda makan, ini juga tentang seberapa banyak Anda menggerakkan tubuh. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat mempersulit penurunan berat badan yang sudah lama Anda targetkan.
Aktivitas fisik yang teratur tidak hanya membakar kalori tetapi juga meningkatkan metabolisme dan kesehatan secara keseluruhan. Secara bertahap, saat Anda melihat perubahan pada tubuh, Anda pasti ingin meningkatkan intensitas dan durasi latihan sehingga berkontribusi terhadap kesehatan yang lebih baik.
Makan berlebihan adalah alasan umum mengapa orang kesulitan menurunkan berat badan. Sebagai manusia, cenderung beralih ke makanan sebagai cara untuk mengatasi stres, kecemasan, kebosanan, atau kesedihan. Hal ini dapat menyebabkan makan berlebihan dan pilihan makanan yang buruk.
Sekantong keripik atau coklat sepertinya camilan yang sempurna saat emosi yang bergejolak melanda. Untuk memerangi makan emosional, penting untuk mengidentifikasi pemicu dan mengembangkan strategi penanggulangan alternatif seperti meditasi, membuat jurnal, atau mencari dukungan.
Seringkali diabaikan selama penurunan berat badan, tidur memainkan peran penting dalam mengatur hormon yang mengendalikan rasa lapar dan nafsu makan.Ketika Anda kurang tidur, tubuh memproduksi lebih banyak ghrelin (hormon kelaparan) dan lebih sedikit leptin (hormon yang menandakan rasa kenyang).
Selain itu, tidak mengherankan jika begadang di malam hari memicu rasa lapar, sehingga membuat Anda makan berlebihan. Oleh karena itu, usahakan tidur berkualitas selama 7-9 jam setiap malam untuk mendukung upaya penurunan berat badan.
Kondisi medis tertentu dapat mempersulit penurunan berat badan. Kondisi seperti hipotiroidisme, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan resistensi insulin dapat memengaruhi metabolisme dan membuat berat badan lebih mudah bertambah dan lebih sulit diturunkan.
Jika Anda merasa ada kondisi medis yang menghambat penurunan berat badan, konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan dapatkan perawatan yang tepat.
Meskipun Anda telah menukar gula biasa dengan stevia atau alternatif lain dalam teh atau kopi, Anda masih mengonsumsi gula berlebih dalam smoothie, minuman bersoda, soda, serta minuman shake.
Saat Anda memikirkan dampak buruk buah, gula, pemanis, dan perasa yang ditambahkan ke smoothie dan jus dapat menambah kalori dan membuat Anda mengalami surplus kalori. Oleh karena itu, penting untuk berlaih secukupnya bahkan saat mengonsumsi kalori cair.
Menetapkan tujuan penurunan berat badan yang tidak realistis dapat menurunkan motivasi dan membuat Anda merasa gagal. Mengharapkan hasil yang cepat, dengan bantuan diet ketat atau pola olahraga ekstrem, meskipun pada awalnya akan bermanfaat bagi, namun tidak akan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, ingatlah bahwa penurunan berat badan yang sehat dan berkelanjutan biasanya terjadi dengan kecepatan 0,5-1,5 kg per minggu. Kemajuan yang lambat dan stabil akan membawa hasil yang bertahan lama dan akan membantu dalam jangka panjang.
Sehingga tidak sedikit yang merasa frustrasi ketika berat badan tidak bisa turun meski sudah menjalani diet dan olahraga. Pada dasarnya, ada beberapa faktor eksternal yang dapat memperlambat kemajuan Anda.
Berikut penyebab berat badan tidak bisa turun meski sudah diet dan olahraga dilansir dari Times of India, Kamis (7/9/2023).
Penyebab Berat Badan Tidak Bisa Turun Meski Sudah Diet dan Olahraga
1. Pola Makan Tidak Sehat
Salah satu penyebab paling signifikan kenaikan berat badan adalah pola makan yang tidak sehat. Mengonsumsi makanan berkalori tinggi namun rendah nutrisi seperti camilan tinggi natrium, makanan cepat saji, dan makanan olahan dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Dikemas dengan kalori kosong, makanan ini tidak memberikan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Untuk mengatasi kendala ini, fokuslah pada pola makan seimbang yang kaya akan makanan utuh seperti buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian. Pengendalian porsi dan penghitungan kalori juga penting karena makanan sehat pun dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
2. Kurang Aktivitas Fisik
Penurunan berat badan bukan hanya tentang apa yang Anda makan, ini juga tentang seberapa banyak Anda menggerakkan tubuh. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat mempersulit penurunan berat badan yang sudah lama Anda targetkan.
Aktivitas fisik yang teratur tidak hanya membakar kalori tetapi juga meningkatkan metabolisme dan kesehatan secara keseluruhan. Secara bertahap, saat Anda melihat perubahan pada tubuh, Anda pasti ingin meningkatkan intensitas dan durasi latihan sehingga berkontribusi terhadap kesehatan yang lebih baik.
3. Makan Emosional
Makan berlebihan adalah alasan umum mengapa orang kesulitan menurunkan berat badan. Sebagai manusia, cenderung beralih ke makanan sebagai cara untuk mengatasi stres, kecemasan, kebosanan, atau kesedihan. Hal ini dapat menyebabkan makan berlebihan dan pilihan makanan yang buruk.
Sekantong keripik atau coklat sepertinya camilan yang sempurna saat emosi yang bergejolak melanda. Untuk memerangi makan emosional, penting untuk mengidentifikasi pemicu dan mengembangkan strategi penanggulangan alternatif seperti meditasi, membuat jurnal, atau mencari dukungan.
4. Tidak Cukup Tidur
Seringkali diabaikan selama penurunan berat badan, tidur memainkan peran penting dalam mengatur hormon yang mengendalikan rasa lapar dan nafsu makan.Ketika Anda kurang tidur, tubuh memproduksi lebih banyak ghrelin (hormon kelaparan) dan lebih sedikit leptin (hormon yang menandakan rasa kenyang).
Selain itu, tidak mengherankan jika begadang di malam hari memicu rasa lapar, sehingga membuat Anda makan berlebihan. Oleh karena itu, usahakan tidur berkualitas selama 7-9 jam setiap malam untuk mendukung upaya penurunan berat badan.
5. Kondisi Medis
Kondisi medis tertentu dapat mempersulit penurunan berat badan. Kondisi seperti hipotiroidisme, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan resistensi insulin dapat memengaruhi metabolisme dan membuat berat badan lebih mudah bertambah dan lebih sulit diturunkan.
Jika Anda merasa ada kondisi medis yang menghambat penurunan berat badan, konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan dapatkan perawatan yang tepat.
6. Mengonsumsi Gula Berlebihan
Meskipun Anda telah menukar gula biasa dengan stevia atau alternatif lain dalam teh atau kopi, Anda masih mengonsumsi gula berlebih dalam smoothie, minuman bersoda, soda, serta minuman shake.
Saat Anda memikirkan dampak buruk buah, gula, pemanis, dan perasa yang ditambahkan ke smoothie dan jus dapat menambah kalori dan membuat Anda mengalami surplus kalori. Oleh karena itu, penting untuk berlaih secukupnya bahkan saat mengonsumsi kalori cair.
7. Tujuan Penurunan Berat Badan
Menetapkan tujuan penurunan berat badan yang tidak realistis dapat menurunkan motivasi dan membuat Anda merasa gagal. Mengharapkan hasil yang cepat, dengan bantuan diet ketat atau pola olahraga ekstrem, meskipun pada awalnya akan bermanfaat bagi, namun tidak akan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, ingatlah bahwa penurunan berat badan yang sehat dan berkelanjutan biasanya terjadi dengan kecepatan 0,5-1,5 kg per minggu. Kemajuan yang lambat dan stabil akan membawa hasil yang bertahan lama dan akan membantu dalam jangka panjang.
(dra)