Membaca Tren Fashion Muslim 2021-2022

Senin, 24 Februari 2020 - 22:43 WIB
Membaca Tren Fashion Muslim 2021-2022
Membaca Tren Fashion Muslim 2021-2022
A A A
JAKARTA - Salah satu acara unggulan yang selalu dinanti dari gelaran Muslim Fashion Festival (MUFFEST) adalah hadirnya program Indonesia Trend Forecasting (ITF). ITF menjadi agenda penting bagi para pelaku industri yang ingin menciptakan produk yang sesuai dengan tren di pasar dan masyarakat. Kemampuan membaca pasar menjadi hal yang mutlak bagi para pelaku industri kreatif.

Staf Ahli Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Joshua Puji Mulia Simanjuntak, mengatakan bahwa ITF merupakan acara unggulan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sebelum Bekraf dilebur ke dalam Kementerian Pariwisata. Ia menyatakan pihaknya akan terus berusaha untuk menghadirkan kegiatan ini untuk mendukung perkembangan industri.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat berguna bagi para pelaku industri dalam mengembangkan produk”, ujarnya saat membuka sesi talkshow Trend Forecasting 2021 – 2022.

“Berbicara mengenai tren tidak hanya berbicara mengenai warna, style, detail dan lain-lain, tetapi mengenai apa yang menjadi latar belakang hadirnya tren tersebut. Tren sangat berhubungan erat dengan gaya hidup atau lifestyle,” ujar Fashion Consultant ITF, Dina Mediani.

Trend Expert ITF, Isti Dhaniswari, lebih jauh menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang mendorong terjadinya perubahan hingga menciptakan tren. Beberapa faktor tersebut antara lain faktor lingkungan, teknologi, gender, dan manusia. Saat ini, kepedulian mengenai lingkungan semakin meningkat, termasuk di industri fashion. Kepedulian akan lingkungan menciptakan empat kelompok perubahan yang membentuk tren yaitu kelompok essential, spiritual, exploitation, dan exploration.

Berdasarkan pengelompokan ini, beberapa tren yang diprediksi akan banyak muncul di tahun 2021-2022 antara lain desain-desain dengan tema seperti soft minimal, light, clean, fresh & simple, serta wavy, dan tema-tema urban, retro, authentic/naïve, casually wacky, dan boxy. “Tren ini terutama untuk kelompok essential melalui penggunaan cutting yang loose dan simple dengan warna-warna soft, pale, dan natural,” ujar Dina Mediani.

Tren untuk kelompok spiritual akan didominasi oleh tema-tema budaya dengan kearifan lokal dan bernuansa alam. Tema tren untuk kelompok exploitation terlihat dari desain-desain yang serba maksimal atau bahkan hiperbola. Untuk kelompok exploration, tema desain akan banyak dipengaruhi oleh teknologi dan mengesankan desain yang eksentrik, futuristik, radikal, absurd, dan dreamy.

“Kami senang sekali karena MUFFEST dari tahun ke tahun semakin meningkat kualitasnya dari berbagai penyelenggaraan. Hal ini semakin meningkatkan peran MUFFEST sebagai referensi masyarakat akan tren busana muslim, bukan hanya tahun ini bahkan sampai tahun 2022 mendatang,” terang Apriani, General Manager Dyandra Promosindo.

Sustainable Fashion

Sesuai dengan tema lingkungan yang mendorong terjadinya perubahan tren di atas, Product Development Division, Indonesian Fashion Chamber, Yufie S.S. Kartaatmaja, menjelaskan strategi yang dilakukan industri fashion dalam mendukung kelestarian lingkungan.

Ada lima faktor yang mendukung strategi pelestarian lingkungan oleh kalangan industri fashion antara lain dalam hal material, produksi, distribusi, penggunaan oleh konsumen, dan disposal. Dari seluruh faktor ini, beberapa strategi yang menjadi benang merah antara lain penggunaan bahan-bahan yang terbarukan dan mudah diurai, minim atau hemat energi, daur ulang, desain dan bahan baku multi-fungsi, dan lain-lain.

“Sustainable fashion adalah sebuah pola pikir bertanggungjawab dengan mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial & ekonomi pada keseluruhan daur hidup produk mulai dari tahap pra-produksi, proses produksi, distribusi & pasca produksi,” terang Yufie.

Salah satu desainer yang terus berusaha berinovasi menciptakan produk fashion yang lebih ramah lingkungan dari waktu ke waktu adalah Rosie Rahmadi. Koleksi ramah lingkungan Rosie Rahmadi berhasil diwujudkan melalui kerjasama dengan Asia Pacific Rayon (APR) yang merupakan produsen viscose rayon terintegrasi pertama di Asia.

Melalui kolaborasi dengan APR, Rosie Rahmadi berhasil menciptakan karya yang lesswaste dengan menggunakan material berserat natural sehingga bersifat biodegradable yang sepenuhnya dapat kembali ke alam. Material yang digunakan diantaranya seperti rayon, linen, serta viscose. Kolaborasi ini diharapkan bisa menjadi angin segar bagi industri modest fashion ke arah yang lebih baik yaitu menampilkan karya karya yang tetap memperhatikan lingkungan dengan pemilihan material yang berkelanjutan bagi bumi.

“Pemilihan bahan yang tepat dan selalu menjaga proses produksi adalah concern kami terkait sustainable fashion untuk ke depannya. Semoga di MUFFEST tahun depan bisa terus menambah produk-produk yang ramah lingkungan dan sudah tidak ada lagi limbah tekstil yang cukup berbahaya” ujar Rosie.

Sementara itu, APR Head of Marketing Communication, Sheila Marisa Rachmat, menyatakan bangga bisa ikut serta untuk kedua kalinya dalam MUFFEST. “Tema MUFFEST tahun ini sudah sangat sesuai dengan prinsip APR yaitu environment friendly. Harapannya semoga ke depan MUFFEST bisa merambah dan menambah partner dan terus menunjang konsep sustainable ini” ungkap Sheila. Untuk itulah pada MUFFEST kali ini APR menggandeng para desainer yang ramah lingkungan, mulai dari Rosie Rahmadi, Deden Siswanto X Gajah Duduk, Dan Liris (Bateeq), Syukriah Rusdi, serta Eugeneffectes X Gajah Duduk.

Kreativitas Fashion dalam Kaidah Agama Islam

Keseruan MUFFEST hari kedua semakin terasa bagi para pengunjung dengan acara Talkshow Stay in ‘Faith’shion, yang menghadirkan Summer Albarcha, selebgram fashion asal St. Louis, USA. Talkshow ini dipadati ratusan perempuan pecinta fashion yang ingin bertemu langsung dengan Summer Albarcha, yang hadir bersama selebriti Indonesia, Dewi Sandra dan selebgram Indonesia, Mega Iskanti.

Summer Albarcha pada MUFFEST 2020 ini akan mengenakan koleksi Brooklyn dan Manhattan yang merupakan rangkaian koleksi terbaru dari Dauky. “Fashion merupakan ekspresi dari diri kita, oleh karena itu orang lain akan melihat kita dari apa yang kita kenakan. Kita bisa sebebas-bebasnya berkreasi dengan fashion, mulai dari warna, konsep, dan style, namun kita tetap mengedepankan agama kita,” terang Albarcha.

Dewi Sandra menambahkan bahwa fashion di Indonesia sangat beragam, sangat menarik, dan sangat berwarna. Ia kembali mengingatkan, para pecinta fashion tanah air memang sangat kreatif, namun yang paling penting tetap harus sesuai dengan tuntunan agama Islam. Mega Iskanti pun memiliki pemahanan yang sama, “Yang utama, berpakaian harus sesuai kaidah agama, setelah itu kita boleh bermain kreativitas yang mementingkan kenyamanan. Karena ukuran kenyamanan, tentu berbeda antara satu orang dengan yang lainnya, dan itu yang menjadikan fashion semakin beragam dan menarik,” tambah Mega.
(alf)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6518 seconds (0.1#10.140)