Sederet Inisiatif Bango untuk Sejahterakan Petani Indonesia

Minggu, 30 Agustus 2020 - 12:49 WIB
loading...
Sederet Inisiatif Bango untuk Sejahterakan Petani Indonesia
Ingin menyejahterakan para petani, Unilever Indonesia melalui brand kecap Bango meluncurkan program Bango Pangan Lestari. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pandemi COVID-19 berdampak ke seluruh sektor kehidupan, termasuk para petani. Meski dampaknya tidak terlalu signifikan, namun faktanya, kondisi petani di Tanah Air masih sangat memerlukan perhatian. Padahal mereka merupakan garda terdepan yang menjaga ketahanan pangan nasional.

Selama pandemi, pertanian memang termasuk sektor yang mampu bertahan dan tumbuh secara ekonomi. Walau demikian, pertumbuhan yang terjadi hingga kuartal kedua 2020 mengalami penurunan dibandingkan pada kuartal yang sama tahun lalu.

"Pada masa pandemi, pertanian menjadi salah satu sektor yang tidak terkontraksi pada kuartal II 2020 meski tidak sebesar pertumbuhan pada kuartal yang sama tahun lalu," kata Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdulah saat peluncuran program "Bango Pangan Lestari" yang diinisiasi PT Unilever Indonesia, beberapa waktu lalu. ( )

Hanya, di balik fakta tersebut, lanjut Rusli, secara umum kesejahteraan petani ternyata kian tergerus. Buktinya, indeks Nilai Tukar Petani (NTP) gabungan, yaitu perbandingan antara indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, kian turun. Di awal tahun, NTP berada pada level 104,16. Sementara pada Juli 2020 indeksnya tercatat turun menjadi 100,09.

"Kondisi ini tentu membutuhkan perhatian kita semua," ujarnya.

Tergerak untuk menyejahterakan para petani, Unilever Indonesia lantas meluncurkan program "Bango Pangan Lestari". Ditambah Unilever secara global memang memiliki komitmen untuk berkontribusi terhadap sistem pangan yang lebih baik pada 2050.

Demi mewujudkan komitmen tersebut, menurut Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia Hernie Raharja, ada dua hal penting yang dilakukan perusahaannya. Pertama melalui diversifikasi konsumsi makanan, dan kedua diversifikasi produksi pangan.

Dalam hal diversifikasi konsumsi makanan, sebut Hernie, Unilever senantiasa mengarahkan perubahan pola makan masyarakat menuju lebih banyak bahan pangan berbasis nabati; memproduksi bahan makanan bergizi dan terjangkau yang memiliki cita rasa tinggi; serta menawarkan bahan makanan yang terfortifikasi dengan zat gizi untuk mengatasi kesenjangan nutrisi yang mengkhawatirkan.

Lalu juga mempromosikan penggunaan bahan-bahan dari sumber yang berkelanjutan dan bekerja sama dengan seluruh pihak di seluruh value chain untuk mendorong keanekaragaman bahan pangan nabati; serta memanfaatkan terobosan dalam hal sains dan teknologi dalam proses manufaktur juga inovasi guna memenuhi kebutuhan konsumen.

"Sementara dalam hal diversifikasi produksi pangan, Unilever ingin membangun fondasi yang kuat untuk praktik pertanian berkelanjutan, sehingga dapat mempersembahkan makanan yang sehat dari planet yang sehat pula kepada seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia," imbuh Hernie. ( )

Inisiatif yang dilakukan untuk menjalankan praktik pertanian berkelanjutan itu adalah lewat "Bango Pangan Lestari", di mana salah satu hal yang menjadi prioritas adalah mengedepankan kesejahteraan petani.

Sejak 2001, Bango sendiri sebenarnya sudah melakukan sejumlah program terkait pertanian . Di tahun awal tersebut, Bango yang membutuhkan banyak suplai kedelai hitam buat keperluan bahan baku kecap, menggandeng Universitas Gadjah Mada untuk mengembangkan Mallika, yang kemudian berkembang menjadi “Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam”.

Mallika adalah varietas unggul yang hingga kini menjadi kunci kelezatan autentik khas Bango. Hingga 2019, program tersebut telah memberikan manfaat dan menyejahterakan kehidupan 10.500 petani dengan cakupan area seluas 3.900 hektar yang tersebar di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur

Kedelai hitam Mallika yang digunakan untuk memproduksi Kecap Bango 100% juga telah memenuhi standar cara bertani yang ramah lingkungan yang dinamai Unilever Sustainable Agriculture Code (USAC).

Lalu, Bango juga bekerja sama dengan Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) untuk melakukan studi mengenai sistem pemupukan dan irigasi yang mampu menjawab tantangan perubahan iklim di Indonesia.

Ada pula “Program Saraswati” yang memberdayakan buruh tani wanita, istri petani, dan kelompok wanita yang terlibat dalam kegiatan pemilahan kedelai hitam fase pascapanen. Melalui program ini, para wanita mampu berkembang dan menunjukkan aktualisasi diri.

Tahun lalu, Bango pun telah meluncurkan “Program Petani Muda” sebagai upaya meregenerasi petani. Bekerja sama The Learning Farm, program ini melakukan pembinaan intensif kepada para pemuda potensial mengenai cara bercocok tanam yang efektif untuk hasil panen yang maksimal dan kesejahteraan yang lebih terjamin. ( )

Sementara, untuk program "Bango Pangan Lestari", Unilever Indonesia berkolaborasi dengan e-commerce Sayurbox dan Tanihub Group guna mengajak masyarakat melindungi kesejahteraan petani. Caranya dengan membeli bahan pangan langsung dari para petani melalui website www.bango.co.id/bangopanganlestari.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2914 seconds (0.1#10.140)