Gaya Hidup Sehat Flexitarian Menjaga Berat Badan Ideal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berkurangnya aktivitas luar ruangan selama masa pandemi menyebabkan perubahan drastis pada gaya hidup masyarakat, seperti meningkatnya berat badan dan pola makan tidak teratur.
Pola makan sehat dengan nutrisi seimbang pun menjadi penting untuk diterapkan saat ini, salah satunya melalui metode flexitarian dimana metode ini berfokus pada konsumsi nutrisi seimbang, dengan cara mengedepankan konsumsi buah dan sayur tanpa menghilangkan konsumsi protein hewani, karbohidrat, dan nutrisi tambahan lainnya.
Baca juga : Musim Hujan Tiba, Ini Rekomendasi Film di Vision+ yang Bikin Happy dan Menambah Imunitas Tubuh!
Ahli gizi dan Ketua Indonesia Sport Nutrition Association, Dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes, mengatakan Indonesia sedang menghadapi beban ganda penyakit, dimana saat ini yang menjadi masalah bukan karena penyakit menular tapi adanya penyakit yang datangnya dari gaya hidup kita sendiri atau penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, diabetes, hingga kanker.
“Penyakit jantung bukan hanya soal keturunan tapi bagaimana kita berperilaku sehat selama ini, karena penyakit tidak menular tidak bisa disembuhkan dan permanen, jika pertama kali diagnosa lalu terkena akan seumur hidup, perubahan gaya hidup hanya bisa mengontrol,” ujar dr Rita dalam diskusi virtual bersama Re.juve, Kamis (3/11).
Ia menuturkan bahwa adanya Covid-19 akan memberatkan kasus seseorang yang memiliki penyakit tidak menular dan itu harus dicegah. “Kenapa di Indonesia banyak ptm, karena ada 26 persen masyarakat kurang bergerak, lalu kurang konsumsi buah dan sayur, suka tinggi gula, konsumsi tinggi natrium dan berat badan tidak terkontrol,” ucap dr Rita.
Menurutnya Makanan dan minuman kekinian juga telah menjadi kebiasaan masyarakat padahal makanan dan minuman tersebut komposisinya tinggi gula, garam, lemak dan rendah serat.
“Tidak ada sayur dan buah dan ditambah aneka gula, sebagian kolesterol hingga rendah vitamin dan mineral. Jika konsumsi Gula berlebih, dia akan berikatan dengan kolagen, vitamin C itu banyak di sayur dan buah. Lalu Siapa yang melindungi sel dari radikal bebas jika vitamin C masuk dihalangi gula berlebih, insulin juga akan naik, akan melemahkan imunitas,” papar dr Rita.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat bisa memulai gaya hidup sehat dengan menerapkan metode Flexitarian yang kaya sayur dan buah dimana dua bahan tersebut memiliki peran diantaranya untuk optimalisasi berbagai reaksi metbolisme tubuh, sebagai sumber air, sumber serat dan kaya vitamin dan mineral.
“Flexitarian Diet merupakan pola makan yang mengutamakan konsumsi pangan dari nabati, terutama jenis sayur dan buah. Makanan lain yang boleh dikonsumsi adalah Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe, susu dan olahannya seperti yoghurt dan keju hingga gandum utuh yang lebih berserat,” papar dr Rita.
Pola makan sehat dengan nutrisi seimbang pun menjadi penting untuk diterapkan saat ini, salah satunya melalui metode flexitarian dimana metode ini berfokus pada konsumsi nutrisi seimbang, dengan cara mengedepankan konsumsi buah dan sayur tanpa menghilangkan konsumsi protein hewani, karbohidrat, dan nutrisi tambahan lainnya.
Baca juga : Musim Hujan Tiba, Ini Rekomendasi Film di Vision+ yang Bikin Happy dan Menambah Imunitas Tubuh!
Ahli gizi dan Ketua Indonesia Sport Nutrition Association, Dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes, mengatakan Indonesia sedang menghadapi beban ganda penyakit, dimana saat ini yang menjadi masalah bukan karena penyakit menular tapi adanya penyakit yang datangnya dari gaya hidup kita sendiri atau penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, diabetes, hingga kanker.
“Penyakit jantung bukan hanya soal keturunan tapi bagaimana kita berperilaku sehat selama ini, karena penyakit tidak menular tidak bisa disembuhkan dan permanen, jika pertama kali diagnosa lalu terkena akan seumur hidup, perubahan gaya hidup hanya bisa mengontrol,” ujar dr Rita dalam diskusi virtual bersama Re.juve, Kamis (3/11).
Ia menuturkan bahwa adanya Covid-19 akan memberatkan kasus seseorang yang memiliki penyakit tidak menular dan itu harus dicegah. “Kenapa di Indonesia banyak ptm, karena ada 26 persen masyarakat kurang bergerak, lalu kurang konsumsi buah dan sayur, suka tinggi gula, konsumsi tinggi natrium dan berat badan tidak terkontrol,” ucap dr Rita.
Menurutnya Makanan dan minuman kekinian juga telah menjadi kebiasaan masyarakat padahal makanan dan minuman tersebut komposisinya tinggi gula, garam, lemak dan rendah serat.
“Tidak ada sayur dan buah dan ditambah aneka gula, sebagian kolesterol hingga rendah vitamin dan mineral. Jika konsumsi Gula berlebih, dia akan berikatan dengan kolagen, vitamin C itu banyak di sayur dan buah. Lalu Siapa yang melindungi sel dari radikal bebas jika vitamin C masuk dihalangi gula berlebih, insulin juga akan naik, akan melemahkan imunitas,” papar dr Rita.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat bisa memulai gaya hidup sehat dengan menerapkan metode Flexitarian yang kaya sayur dan buah dimana dua bahan tersebut memiliki peran diantaranya untuk optimalisasi berbagai reaksi metbolisme tubuh, sebagai sumber air, sumber serat dan kaya vitamin dan mineral.
“Flexitarian Diet merupakan pola makan yang mengutamakan konsumsi pangan dari nabati, terutama jenis sayur dan buah. Makanan lain yang boleh dikonsumsi adalah Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe, susu dan olahannya seperti yoghurt dan keju hingga gandum utuh yang lebih berserat,” papar dr Rita.