Cara Kelola Emosi Saat Puasa di Tengah Pandemi COVID-19

Senin, 18 Mei 2020 - 13:22 WIB
loading...
Cara Kelola Emosi Saat Puasa di Tengah Pandemi COVID-19
Ilustrasi mengendalikan emosi saat puasa di tengah pandemi COVID-19. Foto/Dok
A A A
SURABAYA - Regulasi emosi di bulan puasa dan di masa pandemi COVID-19 sangat diperlukan. Sebab, pengendalikan emosi itu memberikan dampak secara fisik maupun psikologis.

Psikolog Departemen Psikologi Klinik dan Kesehatan Mental Universitas Airlangga Tri Kurniati Ambarini MPsi, mengatakan, masyarakat harus bisa mengelola emosi saat berpuasa di tengah pandemi COVID-19 saat ini.

Masyarakat bisa mulai menyusun ulang target dan cara pencapaian target dalam beribadah selama bulan Ramadhan menjadi cara pertama yang dapat dilakukan. (Baca juga: Puasa di Tengah Pandemi, Jadi Bisa Hemat saat Ramadhan )

“Sebagai contoh kebiasaan tarawih setiap malam di masjid dapat disesuaikan menjadi berjamaah setiap malam bersama anggota keluarga,” kata Rini, panggilan akrabnya, Senin (18/5/2020).

Menurut dia, semua warga bisa membuat daftar tugas atau tanggung jawab yang harus diselesaikan. Baik itu tugas kantor, sekolah, atau tugas di rumah. Termasuk membuat skala prioritas dapat menjadi solusi untuk bisa menyelesaikan tugas secara bertahap.

“Buatlah skala prioritas dan selesaikan tugas secara bertahap serta sesuaikan ritmenya dengan aktivitas beribadah di rumah,” kata dia.

Rini mengatakan, pendataan situasi-situasi yang mudah mendatangkan emosi negatif juga dapat dilakukan. Emosi negatif yang dirasakan dapat berupa rasa marah, sedih, kecewa, takut, dan kesepian.

“Jika memungkinkan hindari situasi tersebut dengan melakukan aktivitas lain yang setara namun bertujuan sama,” kata dia.

Selanjutnya, kata dia, kebiasaan baru yang sesuai syariat di dalam keluarga. Kebiasan itu terkait pelaksanaan ibadah selama bulan Ramadan yang melibatkan semua anggota keluarga. “Libatkan semua anggota keluarga agar ritual tersebut menyenangkan bagi semua orang,” jelas dia.

Menurut Rini, lebih baik berusaha menghargai capaian dalam beribadah yang telah diraih. Sehingga bisa mengindari rasa keputusasaan atau kekecewaan terhadap diri sendiri.

“Salah satunya dapat dimulai dengan memahami keterbatasan diri selama situasi pandemi,” kata dia.
(nth)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1374 seconds (0.1#10.140)