Joseon Exorcist Dihentikan, Saham YG Entertainment dan SBS Anjlok

Senin, 29 Maret 2021 - 07:40 WIB
loading...
Joseon Exorcist Dihentikan,...
Joseon Exorcist Dihentikan, Saham YG Entertainment dan SBS Anjlok. Foto/Soompi.
A A A
SEOUL - Drama Joseon Exorcist dihentikan secara permanen . Drama ini mendapat kecaman karena menggunakan alat peraga dan makanan China, yang menurut banyak penonton adalah distorsi sejarah Korea serta penggambaran yang bermasalah dari beberapa tokoh sejarah utama Korea.

Menurut Korea Exchange, nilai pasar agregat YG Entertainment dan SBS pada 26 Maret adalah 1,2297 triliun Won (1,087 miliar USD). Pada tanggal 22 Maret, hari pemutaran perdana Joseon Exorcist, nilai pasar agregat kedua perusahaan adalah 1,3014 triliun Won (1,150 miliar USD), yang berarti jumlah tersebut turun 71,6 miliar won (63,3 USD) pada tanggal 26 Maret.

YG Entertainment adalah perusahaan induk dari YG STUDIOPLEX, perusahaan produksi di balik Joseon Exorcist, dan SBS adalah perusahaan penyiaran drama tersebut. Selama periode ini, harga saham YG Entertainment turun 5,63% dan SBS sebesar 5,24%. Anak perusahaan YG Entertainment lainnya, YG PLUS, juga mengalami penurunan 2,64%.



Dilansir dari Soompi, Senin (29/3) karena pembuatan film untuk Joseon Exorcist telah 80% selesai, drama ini akan mengalami kerugian untuk sebagian besar biaya produksinya, yang dilaporkan sebesar 32 miliar Won (28,2 juta USD).

Hong Se Jong, seorang peneliti di Shinhan Investment, memperkirakan bahwa SBS akan mengalami kerugian sebesar 7 miliar Won (6,2 juta USD) jika 14 episode episode yang belum dirilis tetap tidak ditayangkan.

Ada kekhawatiran bahwa pembatalan Joseon Exorcist hanya akan menjadi yang pertama. Drama baru lainnya yaitu Snowdrop , yang dibintangi oleh Jung Hae In dan Jisoo BLACKPINK, juga dicurigai memiliki distorsi sejarah. Drama ini menggambarkan tahun 1987, tahun di mana gerakan demokrasi Korea Selatan yang mengarah pada pembentukan republik saat ini.

Beberapa orang Korea telah menyatakan keprihatinan atas drama yang berpotensi meremehkan gerakan pro-demokrasi atau mengagungkan menjadi mata-mata atau bekerja untuk NSP (Badan Perencanaan Keamanan Nasional, bagian dari rezim otoriter).

(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2684 seconds (0.1#10.140)