Petugas Kimia Farma Gunakan Alat Rapid Test Antigen Daur Ulang, Waspada Ini Bahayanya!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Empat orang petugas Kimia Farma kedapatan melakukan rapid test antigen menggunakan alat tes daur ulang . Hal ini membuat hasil pemeriksaan Covid-19 terdeteksi positif. Akibat perbuatannya itu, pelaku diamankan polisi.
Berdasarkan keterangan Dirkrimsus Polda Sumatera Utara, Selasa (27/4) pukul 15.45 WIB, telah mengamankan empat orang petugas Laboratorium Rapid Antigen Kimia Farma Lantai M, Bandara Kualanamu , Medan.
Keempat petugas tersebut kemudian diamankan beserta barang bukti seperti uang dan ratusan alat rapid bekas yang sudah di cuci bersih dan telah di masukkan ke dalam kemasan.
Menanggapi fenomena ini, Epidemiolog dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman mengaku sangat prihatin. Sebab, menggunakan alat tes rapid antigen yang didaur ulang dapat berpontensi menimbulkan hasil keliru.
“Ini memprihatikan dan sangat berbahaya, ya. Karena bisa mengurangi akurasinya secara drastis dan menimbulkan false negative atau false positive, dan ini menghasilkan invalid result,” kata Dicky saat dihubungi MNC Portal, Rabu (28/4).
“Sejauh ini tidak ada dan tidak boleh ada tes Covid ini yang sifatnya daur ulang. Tidak pernah ada anjuran seperti itu meski dalam keterbatasan alat,” sambungnya.
Khawatirnya, sambung Dicky, hal ini dapat berdampak meningkatkan penularan virus corona baru.
“Hal yang membahayakan adalah adanya potensi penularan dari penggunaan daur ulang ini. Penularan pada orang lain yang misalnya tadinya tidak membawa virus tapi penggunaan alat tes daur ulang ini masih ada virusnya, walau dibersihkan dulu, nah ini yang akan berpotensi mencelakakan orang lain,” jelas Dicky.
Hal ini kemungkinan juga dapat menurunkan kepercayaan publik. “Akan berpengaruh negatif juga karena ini akan menurunkan trust publik, ada kecurigaan. Ini harus direspon dengan segera. Ini harus ada klarifikasi kemudian harus ada audit,” ujar Dicky.
Dicky juga menekankan pentingnya faktor testing dalam mengendalikan pandemi Covid-19. “Faktor testing ini sangat penting, tidak boleh main-main, tidak boleh ambil risiko. Dan hal yang lebih mengkhawatirkan adalah bisa jadi ada kongkalingkong dan ini membuat ancaman bagi kesehatan masyarakat. Buat saya ini permasalahan serius, ya,” tandasnya.
Berdasarkan keterangan Dirkrimsus Polda Sumatera Utara, Selasa (27/4) pukul 15.45 WIB, telah mengamankan empat orang petugas Laboratorium Rapid Antigen Kimia Farma Lantai M, Bandara Kualanamu , Medan.
Keempat petugas tersebut kemudian diamankan beserta barang bukti seperti uang dan ratusan alat rapid bekas yang sudah di cuci bersih dan telah di masukkan ke dalam kemasan.
Menanggapi fenomena ini, Epidemiolog dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman mengaku sangat prihatin. Sebab, menggunakan alat tes rapid antigen yang didaur ulang dapat berpontensi menimbulkan hasil keliru.
“Ini memprihatikan dan sangat berbahaya, ya. Karena bisa mengurangi akurasinya secara drastis dan menimbulkan false negative atau false positive, dan ini menghasilkan invalid result,” kata Dicky saat dihubungi MNC Portal, Rabu (28/4).
“Sejauh ini tidak ada dan tidak boleh ada tes Covid ini yang sifatnya daur ulang. Tidak pernah ada anjuran seperti itu meski dalam keterbatasan alat,” sambungnya.
Khawatirnya, sambung Dicky, hal ini dapat berdampak meningkatkan penularan virus corona baru.
“Hal yang membahayakan adalah adanya potensi penularan dari penggunaan daur ulang ini. Penularan pada orang lain yang misalnya tadinya tidak membawa virus tapi penggunaan alat tes daur ulang ini masih ada virusnya, walau dibersihkan dulu, nah ini yang akan berpotensi mencelakakan orang lain,” jelas Dicky.
Hal ini kemungkinan juga dapat menurunkan kepercayaan publik. “Akan berpengaruh negatif juga karena ini akan menurunkan trust publik, ada kecurigaan. Ini harus direspon dengan segera. Ini harus ada klarifikasi kemudian harus ada audit,” ujar Dicky.
Dicky juga menekankan pentingnya faktor testing dalam mengendalikan pandemi Covid-19. “Faktor testing ini sangat penting, tidak boleh main-main, tidak boleh ambil risiko. Dan hal yang lebih mengkhawatirkan adalah bisa jadi ada kongkalingkong dan ini membuat ancaman bagi kesehatan masyarakat. Buat saya ini permasalahan serius, ya,” tandasnya.
(dra)