Awas Hoax! Vaksinasi Covid-19 Tak Sebabkan Varian Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vaksinasi Covid-19 dipercaya dapat menyebabkan varian baru dan bisa menghindari antibodi yang diciptakan oleh dorongan vaksinasi global. Namun, kabar tersebut tidak benar alias hoax .
Sebagaimana diketahui, saat ini memang terjadi banyak sekali mutasi virus corona di dunia. virus memiliki sifat layaknya makhluk hidup lainnya. Mereka akan berevolusi untuk bertahan hidup.
Fungsi utamanya adalah membuat diri mereka menjadi lebih sulit untuk dibasmi. Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdapat beberapa varian yang masuk dalam kategori.
Kategori varian of concern (VOC) yakni Alpha (B117 dan B117+E484K), Beta (B1351), Gamma (P.1), Delta (B16172). Sementara itu varian of interest (VOI) terdiri dari Eta (B1525), Epsilon (B1427 dan B1429), Theta (P3 dan B1616), Kappa (B16171, B1620, dan B1621).
Terbaru adalah mutasi virus corona yang diberi nama Lambda berasal dari Peru yang saat ini sedang mengacaukan wilayah Amerika Selatan. Lantas apakah benar vaksinasi mendorong terciptanya varian baru Covid-19?
Merangkum dari Instagram resmi Komite Percepatan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), @lawancovid19_id Jumat (18/6), memastikan bahwa pernyataan tersebut adalah keliru. KPCPEN pun mencoba memberikan penjelasan mengenai hal ini.
Profesor Mikrobiologi dan Imunologi di University of Lowa, dr. Stanley Perlman, menjelaskan bahwa varian baru Covid-19 terjadi karena adanya mutasi, dan tidak disebabkan oleh vaksinasi. Tidak ada bukti vaksin menyebabkan varian baru Covid-19.
Ketika seseorang divaksinasi, mereka cenderung tidak tertular dan menularkan virus, dan karena itu lebih kecil kemungkinannya untuk tertular dan menularkan varian virus Covid-19. Oleh sebab itu masyarakat diimbau untuk tidak takut dan panik serta harus memilah informasi dengan teliti.
Hati-hati dengan informasi terkait kesehatan yang beredar tidak melalui kanal-kanal resmi, seperti postingan di media sosial atau broadcast pesan di aplikasi chatting.
Sebagaimana diketahui, saat ini memang terjadi banyak sekali mutasi virus corona di dunia. virus memiliki sifat layaknya makhluk hidup lainnya. Mereka akan berevolusi untuk bertahan hidup.
Fungsi utamanya adalah membuat diri mereka menjadi lebih sulit untuk dibasmi. Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdapat beberapa varian yang masuk dalam kategori.
Kategori varian of concern (VOC) yakni Alpha (B117 dan B117+E484K), Beta (B1351), Gamma (P.1), Delta (B16172). Sementara itu varian of interest (VOI) terdiri dari Eta (B1525), Epsilon (B1427 dan B1429), Theta (P3 dan B1616), Kappa (B16171, B1620, dan B1621).
Terbaru adalah mutasi virus corona yang diberi nama Lambda berasal dari Peru yang saat ini sedang mengacaukan wilayah Amerika Selatan. Lantas apakah benar vaksinasi mendorong terciptanya varian baru Covid-19?
Merangkum dari Instagram resmi Komite Percepatan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), @lawancovid19_id Jumat (18/6), memastikan bahwa pernyataan tersebut adalah keliru. KPCPEN pun mencoba memberikan penjelasan mengenai hal ini.
Profesor Mikrobiologi dan Imunologi di University of Lowa, dr. Stanley Perlman, menjelaskan bahwa varian baru Covid-19 terjadi karena adanya mutasi, dan tidak disebabkan oleh vaksinasi. Tidak ada bukti vaksin menyebabkan varian baru Covid-19.
Ketika seseorang divaksinasi, mereka cenderung tidak tertular dan menularkan virus, dan karena itu lebih kecil kemungkinannya untuk tertular dan menularkan varian virus Covid-19. Oleh sebab itu masyarakat diimbau untuk tidak takut dan panik serta harus memilah informasi dengan teliti.
Hati-hati dengan informasi terkait kesehatan yang beredar tidak melalui kanal-kanal resmi, seperti postingan di media sosial atau broadcast pesan di aplikasi chatting.
(dra)