Kembangkan Sayap, Crown Group Lakukan Perencanaan 5 Tahun ke Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengembang properti internasional terkemuka, Crown Group berencana untuk membangun pipa pengembangan apartemennya selama lima hingga 10 tahun dengan optimisme akan pemulihan ekonomi Australia dan kesehatan pasar properti apartemen .
Baca juga: Jangan Salah! India Selamat dari Krisis Covid-19 Bukan karena Ivermectin
Crown Group mengungkapkan rencana akuisisi tiga lokasi pengembangan signifikan di utara Sydney senilai sekitar Rp5 triliun karena perusahaan berfokus kepada diversifikasi ke dalam sektor mixed-use dan Built-To-Rent.
Komisaris dan CEO Crown Group, Iwan Sunito mengatakan, perusahaan akan mengembangkan sayapnya di Sydney sembari melihat peluang lain di Melbourne, Brisbane dan bahkan Indonesia.
"Fokus kami tetap di Australia, namun kami juga tidak bisa menutup mata atas peluang ekspansi di Indonesia sebagai salah satu negara yang masuk dalam jajaran 5 negara teratas dari ukuran PDB menurut World Economic Forum. Kami memiliki proyek yang cukup dalam rencana pengembangan kami saat ini, namun kami ingin mulai melakukan perencanaan untuk lima tahun ke depan," tutur Iwan Sunito dalam siaran persnya, Selasa (6/7).
"Saat ini kami disibukan dengan tiga pilar bisnis: residensial, menumbuhkan merek SKYE Suites, dan mengembangkan bisnis ritel kami," lanjutnya.
Menurutnya, fokusnya saat ini adalah penyelesaian fase pertama Grand Residences, sebuah proyek mixed-use di Eastlakes, Sydney, yang mencakup 133 unit apartemen dan 14.000 meter persegi ruang ritel. "Pasar saat ini lebih realistis dibandingkan 3 atau 5 tahun lalu karena kelompok asing dan perusahaan milik negara telah meninggalkan pasar," ujarnya.
"Pasar terkontraksi karena kebijakan pemerintah terhadap pembeli asing yang harus membayar pajak pembelian sebesar dua kali lipat serta kesulitan dalam mencari akses pendanaan atau pinjaman," tambahnya.
"Covid-19 dan penutupan perbatasan internasional juga secara dramatis berdampak pada pasar apartemen residensial di Australia, di mana pembeli asing biasanya mencapai setidaknya 50% dari pembeli," katanya lagi.
Iwan Sunito yakin saat ini merupakan saat yang tepat untuk mengakuisisi lahan pembangunan untuk jangka pendek dari sektor-sektor yang terpengaruh oleh pandemi Covid-19 dan penutupan perbatasan.
"Sementara perbatasan internasional tetap ditutup, pertumbuhan akan terhambat secara signifikan. Inilah sebabnya mengapa kami sekarang melihat peluang pengembangan baru," ungkapnya.
"Kami sadar bahwa para pemilik lokasi pengembangan menjadi lebih realistis dalam ekspektasi harga dan ketentuan pengaturan penjualan mereka," sambung Iwan Sunito.
Baca juga: Kolaborasi MasterChef Indonesia dengan Ikatan Cinta Cetak Rekor Rating Tertinggi
Lebih jauh, Iwan Sunito mengatakan bahwa pihaknya sekarang sedang berusaha menciptakan komunitas yang menawarkan yang terbaik dari kehidupan apartemen modern dengan fasilitas bergaya resor premium, dikombinasikan dengan kawasan perbelanjaan dan ritel modern serta kawasan kuliner dan perhotelan yang semarak.
Baca juga: Jangan Salah! India Selamat dari Krisis Covid-19 Bukan karena Ivermectin
Crown Group mengungkapkan rencana akuisisi tiga lokasi pengembangan signifikan di utara Sydney senilai sekitar Rp5 triliun karena perusahaan berfokus kepada diversifikasi ke dalam sektor mixed-use dan Built-To-Rent.
Komisaris dan CEO Crown Group, Iwan Sunito mengatakan, perusahaan akan mengembangkan sayapnya di Sydney sembari melihat peluang lain di Melbourne, Brisbane dan bahkan Indonesia.
"Fokus kami tetap di Australia, namun kami juga tidak bisa menutup mata atas peluang ekspansi di Indonesia sebagai salah satu negara yang masuk dalam jajaran 5 negara teratas dari ukuran PDB menurut World Economic Forum. Kami memiliki proyek yang cukup dalam rencana pengembangan kami saat ini, namun kami ingin mulai melakukan perencanaan untuk lima tahun ke depan," tutur Iwan Sunito dalam siaran persnya, Selasa (6/7).
"Saat ini kami disibukan dengan tiga pilar bisnis: residensial, menumbuhkan merek SKYE Suites, dan mengembangkan bisnis ritel kami," lanjutnya.
Menurutnya, fokusnya saat ini adalah penyelesaian fase pertama Grand Residences, sebuah proyek mixed-use di Eastlakes, Sydney, yang mencakup 133 unit apartemen dan 14.000 meter persegi ruang ritel. "Pasar saat ini lebih realistis dibandingkan 3 atau 5 tahun lalu karena kelompok asing dan perusahaan milik negara telah meninggalkan pasar," ujarnya.
"Pasar terkontraksi karena kebijakan pemerintah terhadap pembeli asing yang harus membayar pajak pembelian sebesar dua kali lipat serta kesulitan dalam mencari akses pendanaan atau pinjaman," tambahnya.
"Covid-19 dan penutupan perbatasan internasional juga secara dramatis berdampak pada pasar apartemen residensial di Australia, di mana pembeli asing biasanya mencapai setidaknya 50% dari pembeli," katanya lagi.
Iwan Sunito yakin saat ini merupakan saat yang tepat untuk mengakuisisi lahan pembangunan untuk jangka pendek dari sektor-sektor yang terpengaruh oleh pandemi Covid-19 dan penutupan perbatasan.
"Sementara perbatasan internasional tetap ditutup, pertumbuhan akan terhambat secara signifikan. Inilah sebabnya mengapa kami sekarang melihat peluang pengembangan baru," ungkapnya.
"Kami sadar bahwa para pemilik lokasi pengembangan menjadi lebih realistis dalam ekspektasi harga dan ketentuan pengaturan penjualan mereka," sambung Iwan Sunito.
Baca juga: Kolaborasi MasterChef Indonesia dengan Ikatan Cinta Cetak Rekor Rating Tertinggi
Lebih jauh, Iwan Sunito mengatakan bahwa pihaknya sekarang sedang berusaha menciptakan komunitas yang menawarkan yang terbaik dari kehidupan apartemen modern dengan fasilitas bergaya resor premium, dikombinasikan dengan kawasan perbelanjaan dan ritel modern serta kawasan kuliner dan perhotelan yang semarak.
(nug)