Ketika Tren Covid-19 Alami Penurunan, 5 Provinsi Ini Justru Masih Tinggi

Sabtu, 12 Maret 2022 - 22:03 WIB
loading...
Ketika Tren Covid-19 Alami Penurunan, 5 Provinsi Ini Justru Masih Tinggi
Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi menyampaikan bahwa masih terdapat 5 provinsi yang menunjukkan tren kenaikan kasus positif Covid-19. / Foto: dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi menyampaikan bahwa masih terdapat 5 provinsi yang menunjukkan tren kenaikan kasus positif Covid-19 .

Di sisi lain, angka kasus konfirmasi telah mengalami perbaikan ke 16.110 pada 11 Maret 2022, setelah berada di level 21.311 sehari sebelumnya.

Angka kesembuhan juga terbilang cukup tinggi di angka 39.212, naik dari 38.399 sehari sebelumnya.

Baca juga: Sebelum Lakukan Diet Karnivora, Pahami Dulu Risikonya

"Setidaknya pada minggu ini, hanya tinggal 5 provinsi yang terutama masih terjadi peningkatan kasus, sedangkan yang lain itu memang sudah memperlihatkan tren penurunan," ungkap dr. Siti Nadia dalam webinar polemik MNC Trijaya 'Bersiap Hidup di Era Endemi', Sabtu (12/3/2022).

Dokter Siti Nadia memaparkan, 5 provinsi yang masih menunjukkan tren peningkatan kasus itu berasal dari luar Pulau Jawa dan Bali, yakni Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Aceh.

Selanjutnya, bila melihat indikator lain, positivity rate mulai terjadi tren penurunan. Untuk tingkat perawatan rumah sakit dan laju penularan atau reproduction number juga sudah mulai turun.

Secara nasional reproduction number masih di atas satu, tapi ada beberapa daerah di Jawa Bali sudah kurang dari 1 atau hanya 0,96 sampai 0,98.

"Artinya melihat kondisi seperti ini kita sudah bisa mengatakan peningkatan kasus yang terjadi, sudah bisa kita kendalikan," paparnya.

Dengan begitu, dia berharap reproduction number bisa kurang dari satu dipertahankan dalam pengendalian pandemi. Sehingga memastikan penularan sudah pada level yang sangat rendah.

"Target adalah menurunkan kasus serendah mungkin, kita pernah hanya 200-250 per hari dengan angka kematian kurang dari 20. Ini ingin kita capai, bahkan positivity rate pada waktu itu adalah 0,1 persen," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, dia menuturkan, Indonesia tidak bisa langsung dari situasi pandemi beralih ke endemi. Menurutnya, harus ada proses yang dilalui, sebelum memasuki status endemi dengan upaya mengendalikan dan menekan laju kasus Covid-19, seperti mengoptimalkan vaksinasi.

Baca juga: Uang Hadiah Duel Catur Berasal dari Indra Kenz, Akankah Dewa Kipas Mengembalikannya?

"Tentunya kita harus masuki tahap awal ini adalah bagaimana kita melakukan pengendalian dulu. Kita akan menekan terus penularan kurun waktu yang cukup lama atau rentan waktu tertentu," tutupnya.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1168 seconds (0.1#10.140)