Perbedaan Gejala Henti Jantung, Serangan Jantung, dan Gagal Jantung

Sabtu, 29 Juli 2023 - 12:30 WIB
loading...
Perbedaan Gejala Henti Jantung, Serangan Jantung, dan Gagal Jantung
Penyakit jantung merupakan salah satu gangguan kesehatan yang memiliki risiko kematian tinggi. Foto Ilustrasi/iStock
A A A
JAKARTA - Penyakit jantung merupakan salah satu gangguan kesehatan yang memiliki risiko kematian tinggi. Namun, ternyata masih banyak yang belum mengetahui perbedaan gejala antara henti jantung, serangan jantung, dan gagal jantung.

Meskipun sama-sama mengganggu kinerja jantung serta memerlukan pertolongan segera, namun pada dasarnya henti jantung, serangan jantung, dan gagal jantung memiliki pengertian serta gejala yang cukup berbeda.

Lantas, apa saja perbedaan ketiganya? Berikut ulasannya, dilansir dari berbagai sumber, Sabtu(29/7/2023).



Henti jantung merupakan kondisi di mana jantung berhenti berdetak dan perlu dihidupkan kembali. Hal ini terjadi karena adanya masalah pada sistem kelistrikan jantung yang dipicu oleh gangguan irama jantung (aritmia).

Tak hanya detak jantung yang terhenti, tetapi organ lain seperti otak dan paru-paru juga ikut terhenti karena organ-organ tersebut tidak memperoleh pasokan darah serta oksigen yang dibutuhkan.

Sedangkan serangan jantung (heart attack) adalah masalah sirkulasi pada jantung yang terjadi karena arteri tersumbat sehingga aliran darah ke bagian otot jantung menjadi terganggu. Apabila arteri yang tersumbat ini tidak segera dibuka kembali, maka sel-sel serta otot jantung yang seharusnya mendapatkan suplai oksigen dan darah oleh arteri itu akan mulai mati.

Penderita serangan jantung mungkin akan mengalami gejala secara perlahan dan bertahan selama berjam-jam, berhari-hari, atau bahkan berminggu-minggu sebelum serangan jantung terjadi. Meskipun terus berdetak, tetapi jantung tidak menerima semua darah dan oksigen yang dibutuhkan karena adanya sumbatan ini.



Sedangkan gagal jantung merupakan kondisi saat jantung tidak berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu menghasilkan darah segar yang kaya oksigen untuk dialirkan ke seluruh tubuh.

Gagal jantung sering berkembang akibat kondisi lain yang merusak atau melemahkan jantung seseorang. Namun, Anda tidak perlu memiliki jantung yang lemah untuk mengalami gagal jantung. Sebab, gagal jantung juga bisa terjadi bila jantung menjadi terlalu kaku.

Pada gagal jantung, ruang pompa utama jantung mungkin menjadi kaku dan tidak terisi dengan baik di antara detak jantung. Pada beberapa kasus gagal jantung, otot jantung mungkin rusak dan melemah, serta ventrikel meregang atau melebar sampai ke titik di mana jantung tidak dapat memompa darah dengan efisien ke seluruh tubuh.

Perbedaan Gejala Henti Jantung, Serangan Jantung, dan Gagal Jantung

Henti jantung adalah masalah listrik yang menyebabkan jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba dan tidak terduga. Maka penderitanya biasanya akan mengalami jatuh mendadak atau pingsan secara tiba-tiba, tidak ada napas, tidak ada nadi, hingga gejala lain seperti pernapasan agonal ketika jantung berhenti sampai 40 persen.

Penderitanya akan mengalami kesulitan bernapas dengan suara seperti terengah-engah atau tersedak.

Sedangkan gejala serangan jantung yang paling umum biasa dikenal dengan sebutan ‘angin duduk’ memiliki beberapa gejala umum. Mulai dari nyeri dada yang ditandai rasa tidak nyaman di bagian tengah dada atau bagian lain dari tubuh bagian atas, sesak napas atau napas terasa pendek sehingga terengah-engah, berkeringat dingin yang tidak biasa, mual, nyeri yang menjalar di sekitar bahu, rahang, lengan, dan punggung, pusing, hingga pingsan.

Sementara itu, gagal jantung bisa terjadi bahkan ketika fraksi ejeksi (ukuran seberapa baik jantung bekerja) normal. Kondisi tersebut terjadi ketika otot jantung menjadi kaku karena kondisi seperti tekanan darah tinggi.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2774 seconds (0.1#10.140)