5 Rumah Sakit di Gaza yang Terdampak Parah oleh Perang Israel-Hamas dan Sejarah Pendiriannya

Jum'at, 17 November 2023 - 04:23 WIB
loading...
5 Rumah Sakit di Gaza yang Terdampak Parah oleh Perang Israel-Hamas dan Sejarah Pendiriannya
Rumah sakit di Gaza banyak yang lumpuh menyusul tidak adanya pasokan bahan bakar maupun obat-obatan untuk melayani pasien. Foto/The Times of Israel
A A A
GAZA - Rumah sakit di Gaza banyak yang lumpuh menyusul tidak adanya pasokan bahan bakar maupun obat-obatan untuk melayani pasien. Belum lagi serangan tentara Israel hingga operasi yang dilancarkan di dalam rumah sakit, membuat kondisi bangunan buat merawat orang sakit itu jadi kian tidak kondusif.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sebanyak 36 fasilitas kesehatan di Jalur Gaza, termasuk 22 rumah sakit, telah rusak sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023, dan hanya segelintir yang sekarang masih beroperasi, itu pun dengan kondisi serbakekurangan sumber daya.

Berikut 5 rumah sakit di Gaza yang terdampak oleh perang Israel-Hamas beserta sekelumit sejarah pendiriannya.


1. Al-Ahli Arab Hospital

Rumah sakit yang telah beroperasi sejak 1882 ini didirikan pada masa Kekaisaran Ottoman sebagai misi medis dari Church Missionary Society (CMS) Gereja Anglikan setelah Perang Inggris-Mesir. Pada 1954, rumah sakit ini dibeli oleh Dewan Misi Asing Konvensi Baptis Selatan, yang menamainya Rumah Sakit Baptis Gaza.

Pada awal tahun 1980-an, gereja tersebut dikembalikan ke CMS, yang kemudian diserahkan kepada Keuskupan Anglikan Yerusalem. Keuskupan mengubah nama rumah sakit tersebut menjadi Rumah Sakit Al-Ahli Arab.

Al-Ahli Arab Hospital adalah satu-satunya rumah sakit Kristen di Jalur Gaza dan satu-satunya rumah sakit kanker di sana.

Namun, pada 14 Oktober 2023, Pusat Perawatan Kanker Diagnostik di rumah sakit tersebut dirusak oleh roket. Tiga hari kemudian, pada malam tanggal 17 Oktober, terjadi ledakan di halaman rumah sakit yang menampung ribuan pengungsi akibat perang.

2. Al-Shifa

Rumah Sakit Al-Shifa adalah kompleks medis dan rumah sakit pusat terbesar di Jalur Gaza. Rumah sakit ini awalnya merupakan barak Angkatan Darat Inggris, lalu diubah menjadi fasilitas kesehatan oleh pemerintah Mandat Palestina pada 1946.

Rumah sakit Al-Shifa sering terjebak dalam konflik antara Israel dan Hamas. Selama konflik tahun 2023 ini, misalnya, Israel mengklaim kalau Al-Shifa digunakan sebagai pangkalan militer oleh Hamas. Klaim ini lantas dibantah oleh administrator rumah sakit dan juga Hamas.


3. Abdel Aziz al-Rantisi

Abdel Aziz al-Rantisi adalah rumah sakit anak di utara Kota Gaza. Rumah sakit ini didirikan pada 2019 oleh badan amal AS, Palestine Children's Relief Fund.

Saat perang Israel-Hamas memanas sejak awal Oktober 2023, pasukan Israel mengklaim telah menemukan sebuah ruangan di rumah sakit ini, di mana diyakini sebagai tempat para sandera Israel ditahan. Kalender yang ditemukan di ruangan tersebut menandai hari-hari sejak serangan 7 Oktober 2023 dengan judul “Operasi Badai Al-Aqsa”.

4. Rumah Sakit Indonesia

Rumah Sakit Indonesia terletak di Bait Lahia, Gaza Utara, Jalur Gaza, Palestina. Pembangunan rumah sakit ini dimulai pada 2011 di atas tanah seluas 16.000 meter persegi yang disumbangkan oleh pemerintah Gaza.

Proyek ini menelan biaya Rp126 miliar dan didanai oleh sumbangan masyarakat serta organisasi asal Indonesia yang dikumpulkan melalui organisasi kemanusiaan Indonesia, yakni Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C). Jusuf Kalla meresmikan rumah sakit ini pada 9 Januari 2016.

Rumah Sakit Indonesia memiliki 100 tempat tidur bangsal, 4 ruang operasi, dan unit perawatan intensif dengan 10 tempat tidur. Stafnya mencakup sekitar 400 warga Palestina, yang dibayar oleh Kementerian Kesehatan Gaza, dan beberapa sukarelawan dari Indonesia.

5. Rumah Sakit Al-Quds

Al-Quds adalah rumah sakit yang terletak di kawasan Tel al-Hawa, Kota Gaza. Ini adalah rumah sakit terbesar kedua di Gaza.

Rumah sakit ini pernah dirusak oleh pasukan Israel pada 2009 selama perang Gaza tahun 2008-2009.

Rumah Sakit Al-Quds kembali rusak akibat perang Gaza tahun ini. Pada 12 November 2023, Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan bahwa RS Al-Quds tidak dapat digunakan lagi karena listrik dan bahan bakar telah habis.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1279 seconds (0.1#10.140)