Bethlehem Tidak Dihiasi Pohon Cemara di Malam Natal, Solidaritas untuk Gaza

Senin, 25 Desember 2023 - 20:35 WIB
loading...
Bethlehem Tidak Dihiasi Pohon Cemara di Malam Natal, Solidaritas untuk Gaza
Malam Natal di Bethlehem, Tepi Barat, Palestina berlangsung tidak biasa, tidak ada Santa Claus dan pohon cemara. Foto/ ist.
A A A
JAKARTA - Malam Natal di Bethlehem, Tepi Barat, Palestina berlangsung tidak biasa, di mana tidak ada Santa Claus dan pohon cemara. Hal ini sebagai tanda solidaritas pada Gaza.

Dilansir CNN, Senin (25/12/2023), sejatinya Betlehem jadi kota yang sangat istimewa menjelang Natal. Kota yang juga dikenal sebagai Kota Daud itu biasanya selalu didatangi oleh wisatawan dari berbagai penjuru dunia menjelang Natal.



Mereka datang ke Bethlehem untuk merasakan semangat Natal lebih dekat di kota kelahiran sang penebus dosa Yesus Kristus. Hanya saja konflik Palestina dan Israel yang masih memanas di Gaza membuatnya jadi terlihat berbeda.

"Pemuka agama Kristen memutuskan untuk meniadakan perayaan Natal di Bethlehem sebagai bukti solidaritas terhadap masyarakat Palestina," sebut CNN.

Bethlehem memang berupaya keras untuk tidak menunjukkan suasana kemeriahan di malam Natal. Dekorasi-dekorasi Natal ditiadakan tidak hanya untuk rumah warga tapi juga tempat-tempat ibadah.

Church of the Nativity, gereja yang sangat spesial di wilayah Palestina bahkan sama sekali tidak ada kegiatan. Setiap sudutnya terlihat sepi dan tak berdenyut.

Alun-alun kota bahkan dibiarkan kosong melompong. Tidak ada pohon Natal berukuran raksasa seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Anak saya bertanya kenapa tidak ada pohon Natal tahun ini. Saya sulit menjelaskannya," ujar Ali Thabet yang memelukk agama Islam.

Dia mengatakan hubungan umat muslim dengan pemeluk agama Kristen di Palestina memang sangat mesra. Kedua kelompok agama selalu saling memberikan selamat dan ikut mendukung setiap perayaan agama masing-masing.

"Namun suasana tahun ini membuat semuanya benar-benar jadi terasa buruk," ucap Ali Thabet.



Spiridon Sammour, Pendeta Ortodok Yunani mengaku tidak pernah merasakan suasana seperti ini sebelumnya. Dia mengapresiasi apa yang dipilih dan sikap para pemeluk agama Kristen di Bethlehem di perayaan Nata tahun ini.

Dia mengatakan konflik yang terjadi justru tidak sesuai dengan semangat Natal. "Natal adalah kebahagiaan, cinta, dan perdamaianan. Saat ini kita tidak menemukan perdamaian dan juga kebahagiaan," jelasnya.

"Ini sudah di luar kontrol kita, semoga Tuhan membantu mereka serta memberikan cahaya unutk perdamaian di Palestina dan seluruh dunia," harapnya.

Pendeta Munther Isaac pastor dari Evangelical Lutheran Christmas malah punya cara pandang yang berbeda. Kondisi di Gaza yang terjadi saat ini sangat menggambarkan bagaimana Yesus Kristus hadir ke dunia.

Reruntuhan Gaza akibat serangan Israel justru akan jadi simbol harapan. "Jika Yesus lahir hari ini. Maka ia akan lahir di Gaza, di antara reruntuhan bangunan. Ini adalah gambaran hari Natal di Palestina," ucapnya.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3734 seconds (0.1#10.140)