8 Mitos dan Fakta soal Daging Kambing, Ketahui sebelum Mengonsumsinya

Minggu, 23 Juni 2024 - 00:05 WIB
loading...
8 Mitos dan Fakta soal Daging Kambing, Ketahui sebelum Mengonsumsinya
Banyak mitos tentang daging kambing yang tidak didukung oleh fakta ilmiah. Seperti bisa meningkatkan kadar kolesterol tinggi hingga menyebabkan hipertensi. Foto/Recipes
A A A
JAKARTA - Banyak mitos tentang daging kambing yang tidak didukung oleh fakta ilmiah. Seperti bisa meningkatkan kadar kolesterol tinggi dalam darah hingga menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Dengan pemahaman yang lebih baik, Anda dapat menikmati daging kambing sebagai bagian dari diet sehat dan seimbang. Terlebih, daging jenis ini sumber protein yang kaya dan populer di berbagai masakan di seluruh dunia.

Hanya saja penting untuk memperhatikan cara memasak dan mengonsumsi dalam jumlah yang wajar. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan manfaat maksimal dari daging kambing tanpa khawatir akan mitos yang beredar.

Berikut ini adalah delapan mitos dan fakta yang sering dibahas tentang daging kambing dilansir dari Health Shots, Minggu (23/6/2024).

Mitos dan Fakta soal Daging Kambing





1. Mitos: Daging Kambing Menyebabkan Kolesterol Tinggi


Fakta: Daging kambing sebenarnya mengandung lebih sedikit lemak jenuh dan kolesterol dibandingkan dengan daging sapi dan daging babi. Menurut beberapa penelitian, daging kambing lebih sehat dalam hal komposisi lemaknya. Konsumsi daging kambing yang tidak berlebihan dan dimasak dengan cara yang sehat dapat menjadi bagian dari diet seimbang.

2. Mitos: Daging Kambing Picu Darah Tinggi


Fakta: Banyak yang percaya bahwa makan daging kambing dapat menyebabkan hipertensi. Padahal, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hal ini. Hipertensi lebih terkait dengan konsumsi garam yang tinggi dan gaya hidup yang tidak sehat. Jika daging kambing dimasak dengan sedikit garam dan lemak, risiko peningkatan tekanan darah dapat diminimalisir.

3. Mitos: Daging Kambing Tidak Sehat bagi Jantung


Fakta: Daging kambing mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 yang baik untuk kesehatan jantung. Selain itu, kandungan lemak jenuh yang lebih rendah membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan daging merah lainnya. Konsumsi dalam jumlah wajar dan cara pengolahan yang tepat dapat menjadikannya bagian dari diet yang ramah jantung.

4. Mitos: Daging Kambing Sulit Dicerna


Fakta: Daging kambing sebenarnya cukup mudah dicerna jika dimasak dengan benar. Masalah pencernaan sering kali berasal dari cara memasak atau dari bumbu yang digunakan. Misalnya, memasak daging kambing hingga empuk dan menghindari bumbu yang terlalu pedas dapat membantu pencernaan.



5. Mitos: Daging Kambing Membuat Tubuh Panas


Fakta: Beberapa orang percaya bahwa daging kambing dapat menyebabkan tubuh menjadi panas atau meriang. Ini lebih berkaitan dengan cara memasak dan bumbu yang digunakan. Bumbu seperti cabai dan rempah-rempah yang sering digunakan dalam masakan kambing memang dapat meningkatkan suhu tubuh. Namun, daging kambing sendiri tidak menyebabkan peningkatan suhu tubuh secara signifikan.

6. Mitos: Daging Kambing Tidak Aman untuk Ibu Hamil


Fakta: Ibu hamil boleh mengonsumsi daging kambing selama dimasak dengan benar hingga matang sempurna untuk menghindari risiko toksoplasmosis atau infeksi bakteri lainnya. Daging kambing menyediakan nutrisi penting seperti zat besi dan protein yang bermanfaat bagi ibu dan janin. Namun, seperti semua jenis daging, konsumsi harus dalam jumlah yang wajar dan seimbang.

7. Mitos: Daging Kambing Lebih Mahal dari Sapi


Fakta: Harga daging kambing dan sapi dapat bervariasi tergantung pada lokasi, musim, dan pasokan. Di beberapa daerah, daging kambing mungkin lebih mahal, sementara di daerah lain harganya bisa lebih murah atau setara dengan daging sapi. Faktor lain seperti kualitas dan bagian daging juga mempengaruhi harga.

8. Mitos: Daging Kambing Tidak Bisa Menjadi Bagian dari Diet Sehat


Fakta: Daging kambing bisa menjadi bagian dari diet sehat jika dikonsumsi dengan bijak. Daging ini kaya akan protein, zat besi, dan vitamin B12. Menggabungkannya dengan sayuran, biji-bijian, dan mengolahnya dengan cara yang sehat seperti memanggang atau merebus, dapat membuatnya menjadi pilihan makanan yang seimbang dan bergizi.

(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2076 seconds (0.1#10.140)
pixels