Penatalaksanaan Penyakit Jantung Bawaan pada Anak Selama Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyakit jantung bawaan adalah kondisi terjadinya satu atau lebih kelainan maupun masalah dengan struktur atau fungsi jantung sejak lahir (kongenital).
Baca juga: Sering Sakit Kepala di Bagian Belakang? Hati-Hati Kolesterol Tinggi
Pada kasus penyakit jantung bawaan, dapat terjadi kemungkinan kondisi abnormal terhadap fungsi jantung di dalam tubuh, misalnya penyumbatan aliran darah, perlambatan aliran darah, atau jalur aliran darah yang tidak semestinya.
Berdasarkan data statistik, sebanyak 40.000 dari 4 juta bayi di Indonesia mengidap penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan adalah penyakit yang dibawa anak sejak lahir akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna sejak masih janin.
"Saat jantung janin mengalami proses pertumbuhan di dalam kandungan, terdapat kemungkinan terjadinya gangguan yang menyebabkan jantung janin tidak berfungsi sebagaimana mestinya," ujar dokter spesialis jantung anak Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Prof. dr. Ganesja Harimurti, Sp.JP(K) yang juga menjadi anggota dari Siloam Heart Institute dalam Online Health Talk, belum lama ini.
Dokter spesialis bedah jantung anak Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Dr. dr. Dicky Fakhri, Sp.B, Sp.BTKV, menambahkan, penyakit jantung bawaan terdapat pada 9 dari 1.000 bayi baru lahir hidup dan 50% di antaranya memerlukan intervensi.
"Oleh karena itu, pasien dengan penyakit jantung bawaan harus ditindaklanjuti di dalam klinik khusus dengan tim multidisiplin yang dapat mengantisipasi berbagai masalah secara khusus kepada setiap individu," terang Dr. Dicky.
Dia memaparkan, secara garis besar, penyakit jantung bawaan dapat dikelompokkan menjadi dua tipe. Tipe pertama disebut penyakit jantung bawaan biru (sianotik).
Penanganannya adalah dengan pemberian obat secara tepat dan cepat untuk memastikan tidak adanya kegawatan di jalan napas dan pernapasan pasien serta pemberian cairan pada tahap awal dalam jumlah banyak dan cepat.
Sementara, tipe kedua disebut penyakit jantung bawaan tidak biru (nonsianotik), yaitu penyakit jantung bawaan yang tidak menimbulkan warna kebiruan pada anak.
Baca juga: Sering Sakit Kepala di Bagian Belakang? Hati-Hati Kolesterol Tinggi
Pada kasus penyakit jantung bawaan, dapat terjadi kemungkinan kondisi abnormal terhadap fungsi jantung di dalam tubuh, misalnya penyumbatan aliran darah, perlambatan aliran darah, atau jalur aliran darah yang tidak semestinya.
Berdasarkan data statistik, sebanyak 40.000 dari 4 juta bayi di Indonesia mengidap penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan adalah penyakit yang dibawa anak sejak lahir akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna sejak masih janin.
"Saat jantung janin mengalami proses pertumbuhan di dalam kandungan, terdapat kemungkinan terjadinya gangguan yang menyebabkan jantung janin tidak berfungsi sebagaimana mestinya," ujar dokter spesialis jantung anak Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Prof. dr. Ganesja Harimurti, Sp.JP(K) yang juga menjadi anggota dari Siloam Heart Institute dalam Online Health Talk, belum lama ini.
Dokter spesialis bedah jantung anak Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Dr. dr. Dicky Fakhri, Sp.B, Sp.BTKV, menambahkan, penyakit jantung bawaan terdapat pada 9 dari 1.000 bayi baru lahir hidup dan 50% di antaranya memerlukan intervensi.
"Oleh karena itu, pasien dengan penyakit jantung bawaan harus ditindaklanjuti di dalam klinik khusus dengan tim multidisiplin yang dapat mengantisipasi berbagai masalah secara khusus kepada setiap individu," terang Dr. Dicky.
Dia memaparkan, secara garis besar, penyakit jantung bawaan dapat dikelompokkan menjadi dua tipe. Tipe pertama disebut penyakit jantung bawaan biru (sianotik).
Penanganannya adalah dengan pemberian obat secara tepat dan cepat untuk memastikan tidak adanya kegawatan di jalan napas dan pernapasan pasien serta pemberian cairan pada tahap awal dalam jumlah banyak dan cepat.
Sementara, tipe kedua disebut penyakit jantung bawaan tidak biru (nonsianotik), yaitu penyakit jantung bawaan yang tidak menimbulkan warna kebiruan pada anak.