Hasil Studi Ungkap Bawang Putih dan Jahe Kurangi Risiko Kanker
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Bawang putih dan jahe banyak digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat obat-obatan tradisional karena khasiatnya dalam mengobati penyakit tertentu.
Hasil studi yang diterbitkan oleh Sift Deck Research Page mengungkapkan bahwa kandungan efek anti-oksidan dan anti-inflamasi pada bawang putih dan jahe rupanya bisa mengurangi risiko penyakit kanker.
"Studi sebelumnya menunjukkan bahwa bawang putih menurunkan tekanan darah, kolesterol, trigliserida, dan homosistein, meningkatkan kekebalan, serta mengurangi stres oksidatif dan peradangan yang berhubungan dengan mekanisme anti-penuaan," tulis studi tersebut.
Kemudian hasil studi menunjukkan bawang putih dan jahe sama-sama memberikan efek perlindungan terhadap stres oksidatif dengan mengurangi ROS dan peradangan.
Seperti dilaporkan laman Express, Sabtu (27/2/2021), bawang putih dan jahe memiliki banyak senyawa bioaktif yang memberikan efek anti-oksidan dan anti-inflamasi.
Ada laporan bukti yang menunjukkan manfaat kesehatan seperti efek anti-penuaan dan anti-oksidan dari bawang putih . Bawang putih telah terbukti dapat mencegah penyakit kronis seperti penuaan, penyakit kardiovaskular, kanker, dan penyakit alzheimer.
Kemudian bawang putih dilaporkan dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan antioksidan internal seperti glutathione, dan mengurangi kelelahan.
Pakar kesehatan menyarankan diet kaya bawang putih dan suplemennya dalam bentuk apa pun. Ini akan memberikan manfaat kesehatan secara teratur serta membantu mencegah penyakit serius dan penuaan.
Sementara jahe adalah bahan alami yang paling umum digunakan untuk pengobatan rumahan seperti sakit kepala, mual, pilek, serta emesis. Jahe memiliki berbagai aktivitas kehidupan, seperti aktivitas antioksidan, antimikroba, antiradang, antikanker.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa jahe juga dapat menghambat dan mengatur beberapa penyakit, seperti penyakit neurodegeneratif, penyakit jantung dan gangguan metabolisme seperti diabetes melitus dan obesitas, serta gangguan pernapasan.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di National Library of Medicine National Institutes of Health AS, efek jahe pada tingkat lipid diteliti. Studi tersebut mencatat 45 pasien dalam kelompok pengobatan dan 40 pasien dalam kelompok plasebo berpartisipasi dalam penelitian ini.
"Ada penurunan yang signifikan dalam trigliserida, kolesterol, lipoprotein densitas rendah (LDL), lipoprotein densitas sangat rendah, level sebelum dan sesudah studi secara terpisah di setiap kelompok. Rata-rata perubahan kadar trigliserida dan kolesterol pada kelompok jahe secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok plasebo," tulis studi tersebut.
Studi ini juga menemukan rata-rata penurunan kadar LDL dan peningkatan kadar lipoprotein densitas tinggi pada kelompok jahe lebih tinggi dibandingkan kelompok plasebo, tetapi kadar plasebo pada VLDL lebih tinggi dari pada jahe .
Hasil studi yang diterbitkan oleh Sift Deck Research Page mengungkapkan bahwa kandungan efek anti-oksidan dan anti-inflamasi pada bawang putih dan jahe rupanya bisa mengurangi risiko penyakit kanker.
"Studi sebelumnya menunjukkan bahwa bawang putih menurunkan tekanan darah, kolesterol, trigliserida, dan homosistein, meningkatkan kekebalan, serta mengurangi stres oksidatif dan peradangan yang berhubungan dengan mekanisme anti-penuaan," tulis studi tersebut.
Kemudian hasil studi menunjukkan bawang putih dan jahe sama-sama memberikan efek perlindungan terhadap stres oksidatif dengan mengurangi ROS dan peradangan.
Seperti dilaporkan laman Express, Sabtu (27/2/2021), bawang putih dan jahe memiliki banyak senyawa bioaktif yang memberikan efek anti-oksidan dan anti-inflamasi.
Ada laporan bukti yang menunjukkan manfaat kesehatan seperti efek anti-penuaan dan anti-oksidan dari bawang putih . Bawang putih telah terbukti dapat mencegah penyakit kronis seperti penuaan, penyakit kardiovaskular, kanker, dan penyakit alzheimer.
Kemudian bawang putih dilaporkan dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan antioksidan internal seperti glutathione, dan mengurangi kelelahan.
Pakar kesehatan menyarankan diet kaya bawang putih dan suplemennya dalam bentuk apa pun. Ini akan memberikan manfaat kesehatan secara teratur serta membantu mencegah penyakit serius dan penuaan.
Sementara jahe adalah bahan alami yang paling umum digunakan untuk pengobatan rumahan seperti sakit kepala, mual, pilek, serta emesis. Jahe memiliki berbagai aktivitas kehidupan, seperti aktivitas antioksidan, antimikroba, antiradang, antikanker.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa jahe juga dapat menghambat dan mengatur beberapa penyakit, seperti penyakit neurodegeneratif, penyakit jantung dan gangguan metabolisme seperti diabetes melitus dan obesitas, serta gangguan pernapasan.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di National Library of Medicine National Institutes of Health AS, efek jahe pada tingkat lipid diteliti. Studi tersebut mencatat 45 pasien dalam kelompok pengobatan dan 40 pasien dalam kelompok plasebo berpartisipasi dalam penelitian ini.
"Ada penurunan yang signifikan dalam trigliserida, kolesterol, lipoprotein densitas rendah (LDL), lipoprotein densitas sangat rendah, level sebelum dan sesudah studi secara terpisah di setiap kelompok. Rata-rata perubahan kadar trigliserida dan kolesterol pada kelompok jahe secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok plasebo," tulis studi tersebut.
Studi ini juga menemukan rata-rata penurunan kadar LDL dan peningkatan kadar lipoprotein densitas tinggi pada kelompok jahe lebih tinggi dibandingkan kelompok plasebo, tetapi kadar plasebo pada VLDL lebih tinggi dari pada jahe .
(agn)