5 Adegan Putri untuk Pangeran yang Bikin Meleleh Maksimal
loading...
A
A
A
Namun, melihat Putri yang menangis sedih, Pangeran pun tak jadi marah. ”Waktu gue liat ibu Dewi setegar itu di depan anaknya, gue ngebayangin sehancur, dan sesedih apa nyokap gue waktu bokap gue meninggal,” kata Putri sembari nangis sesegukan.
“Nyokap gue selalu berusaha tegar di depan gue, supaya gue gak sedih. Nyokap gue bilang, gue harus jadi anak yang kuat supaya almarhum ayah bangga. Tapi, dari dulu gue selalu nahan perasaan gue, waktu gue liat temen-temen diantar ke sekolah ditemenin ayahnya, ditemenin main di taman, kemanapun, gue sadar gue gak akan bisa kayak gitu,” rintih Putri yang kemudian tak sanggup berdiri saking sedihnya.
Melihat Putri begitu sedih, Pangeran berjongkok dan meraih badan Putri kemudian memeluknya dengan penuh kasih sayang. Pangeran saat itu baru tahu kalau di balik sikap tegar Putri ternyata ia adalah seorang yatim.
4. Pangeran Bisa Kembali Berdiri Demi Meraih Putri
Pangeran bersusah payah untuk bisa memeluk Putri. Namun Mama Nawang tidak mengizinkannya. Ia menahan Putri karena Mama Nawang tidak ingin putrinya menderita karena keluarga Pangeran tidak menyetujui kehadiran Putri di keluarga mereka.
Pangeran yang berada di kursi roda berusaha untuk bangun. Namun Pangeran yang tidak bisa berjalan tak bisa menggerakan kakinya, ia bahkan terjatuh. Di saat itulah, Pangeran berusaha untuk bangkit, kekuatan cinta telah menyembuhkan Pangeran. Melihat kesungguhan Pangeran, Mama Nawang pun tak bisa berbuat apa-apa. Putri dan Pangeran menangis. “Kita akan melewati apapun sama-sama. Aku sayang banget sama kamu, lebih dari apapun,” kata Pangeran meyakinkan Putri yang berlinang air mata.
5. Adegan Romantis saat Pangeran Melamar Putri
Inilah adegan yang ditunggu-tunggu, ketika Pangeran melamar Putri dalam suasana yang penuh haru dan tentu saja romantis.
“Putri Aurora saya gak tahu harus berkata apa lagi. Kamu adalah jawaban dari setiap doa saya, kamu adalah alasan dari setiap pertanyaan saya. Sudah begitu banyak yang kita lewati bersama. Berjuta cara kamu bikin saya bahagia, berjuta cara yang kamu lakukan menyadarkan saya apa sesungguhnya arti cinta,” tutur Pangeran di hadapan Putri yang tampak sangat cantik di malam pertunangan itu.
“Putri Aurora maukah kamu menjadi pendamping saya, teman saya, sahabat saya, belahan hidup saya, menjadi pendamping saya, mengisi kekosongan dalam hidup saya, maukah kamu jadi orang pertama yang saya lihat ketika saya bangun tidur dan orang terakhir yang saya lihat sebelum saya menutup mata. Putri Aurora maukah kamu bertunangan dengan saya?” kata Pangeran bertanya penuh harap.
Tanpa menunggu lama, Putri pun langsung mengangguk setuju. Namun, di momen bahagia itu, tiba-tiba saja jantung penonton dibuat berhenti sesaat, karena ternyata cincin untuk Putri yang dipegang Pak Regar hilang.
“Sorry Prince tadi barusan saya masukin ke my pocket,” kata Pak Regar panik. Pangeran pun tampak kebingungan dan meminta maaf kepada Putri. “Sayang karena Pak Regar menghilangkan cincinnya, maaf ya,” ujarnya. Putri yang sempat terlihat sedih berusaha untuk menguasai keadaan. “Tidak akan mengubah apa-apa!“ kata Putri sambil tersenyum tulus.
“Nyokap gue selalu berusaha tegar di depan gue, supaya gue gak sedih. Nyokap gue bilang, gue harus jadi anak yang kuat supaya almarhum ayah bangga. Tapi, dari dulu gue selalu nahan perasaan gue, waktu gue liat temen-temen diantar ke sekolah ditemenin ayahnya, ditemenin main di taman, kemanapun, gue sadar gue gak akan bisa kayak gitu,” rintih Putri yang kemudian tak sanggup berdiri saking sedihnya.
Melihat Putri begitu sedih, Pangeran berjongkok dan meraih badan Putri kemudian memeluknya dengan penuh kasih sayang. Pangeran saat itu baru tahu kalau di balik sikap tegar Putri ternyata ia adalah seorang yatim.
4. Pangeran Bisa Kembali Berdiri Demi Meraih Putri
Pangeran bersusah payah untuk bisa memeluk Putri. Namun Mama Nawang tidak mengizinkannya. Ia menahan Putri karena Mama Nawang tidak ingin putrinya menderita karena keluarga Pangeran tidak menyetujui kehadiran Putri di keluarga mereka.
Pangeran yang berada di kursi roda berusaha untuk bangun. Namun Pangeran yang tidak bisa berjalan tak bisa menggerakan kakinya, ia bahkan terjatuh. Di saat itulah, Pangeran berusaha untuk bangkit, kekuatan cinta telah menyembuhkan Pangeran. Melihat kesungguhan Pangeran, Mama Nawang pun tak bisa berbuat apa-apa. Putri dan Pangeran menangis. “Kita akan melewati apapun sama-sama. Aku sayang banget sama kamu, lebih dari apapun,” kata Pangeran meyakinkan Putri yang berlinang air mata.
5. Adegan Romantis saat Pangeran Melamar Putri
Inilah adegan yang ditunggu-tunggu, ketika Pangeran melamar Putri dalam suasana yang penuh haru dan tentu saja romantis.
“Putri Aurora saya gak tahu harus berkata apa lagi. Kamu adalah jawaban dari setiap doa saya, kamu adalah alasan dari setiap pertanyaan saya. Sudah begitu banyak yang kita lewati bersama. Berjuta cara kamu bikin saya bahagia, berjuta cara yang kamu lakukan menyadarkan saya apa sesungguhnya arti cinta,” tutur Pangeran di hadapan Putri yang tampak sangat cantik di malam pertunangan itu.
“Putri Aurora maukah kamu menjadi pendamping saya, teman saya, sahabat saya, belahan hidup saya, menjadi pendamping saya, mengisi kekosongan dalam hidup saya, maukah kamu jadi orang pertama yang saya lihat ketika saya bangun tidur dan orang terakhir yang saya lihat sebelum saya menutup mata. Putri Aurora maukah kamu bertunangan dengan saya?” kata Pangeran bertanya penuh harap.
Tanpa menunggu lama, Putri pun langsung mengangguk setuju. Namun, di momen bahagia itu, tiba-tiba saja jantung penonton dibuat berhenti sesaat, karena ternyata cincin untuk Putri yang dipegang Pak Regar hilang.
“Sorry Prince tadi barusan saya masukin ke my pocket,” kata Pak Regar panik. Pangeran pun tampak kebingungan dan meminta maaf kepada Putri. “Sayang karena Pak Regar menghilangkan cincinnya, maaf ya,” ujarnya. Putri yang sempat terlihat sedih berusaha untuk menguasai keadaan. “Tidak akan mengubah apa-apa!“ kata Putri sambil tersenyum tulus.