Kemenkes Siapkan 3 Langkah Intervensi untuk Tekan Stunting

Jum'at, 12 Agustus 2022 - 12:11 WIB
loading...
Kemenkes Siapkan 3 Langkah Intervensi untuk Tekan Stunting
Kementerian Kesehatan telah menyiapkan tiga langkah intervensi untuk menanggulangi masalah stunting di Tanah Air. / Foto: ist
A A A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan telah menyiapkan tiga langkah intervensi untuk menanggulangi masalah stunting di Tanah Air .

Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin , ketiga intervensi tersebut akan dimulai pada wanita sebelum kehamilan. Di mana dimulai sejak usianya di atas kelas 7, hingga wanita mengandung atau hamil.

Diketahui, angka stunting di Indonesia saat ini sekitar 24%, ke depannya diusahakan turun menjadi 14%.

Baca juga: Idap Kista di Batang Otak, Sarwendah Akui Sering Migrain Sejak 2017

"Kita ditugaskan menurunkan angka stunting dari 24% ke 14% di tahun 2024, dan kita sudah belajar bahwa intervensi atau program yang harus kita lakukan untuk bisa menurunkan stunting, fokus diarahkan bagi wanita sebelum melahirkan," jelas Menkes Budi dalam Sehat Negeriku, Jumat (12/8/2022)

"Jadi intervensi akan fokus diarahkan pada wanita sebelum melahirkan, baik remaja di kelas 7 ke atas, dan juga pada saat ibunya hamil, itu adalah titik yang paling rawan menyebabkan stunting," lanjutnya.

Langkah pertama yang dilakukan adalah pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi para remaja putri. Di mana kegiatan dimulai dengan menggalakkan Aksi Bergizi di Sekolah dengan 3 paket intervensi yakni pemberian TTD mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik dan konsumsi makanan bergizi seimbang.

"Untuk remaja kita harus pastikan mereka tidak kekurangan gizi dan zat besi, jadi harus ada program untuk memastikan para remaja kita sebelum hamil tidak kekurangan zat besi. Salah satunya dengan pemberian TTD di sekolah-sekolah," papar Menkes Budi.

Selanjutnya, pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil. "Gizi dan zat besi pada ibu hamil harus tercukupi. Programnya adalah kita kasih makan yang cukup, untuk melaksanakan ini kita butuh bantuan Pemda," ujar dia.

"Kita juga memberikan USG ke seluruh puskesmas, kita wajibkan ibu-ibu datang minimal 6 kali selama 9 bulan, untuk melihat perkembangan janinnnya cukup atau tidak. kalau tidak kita bisa segera lakukan intervensi," katanya lagi.

Sementara upaya ketiga, pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan. Menurutnya, protein hewani ini tidak perlu yang mahal, bisa didapatkan di sekitar.

Guna memastikan intervensi berjalan optimal, untuk remaja putri, pemberian TTD dilakukan dengan mengukur kadar hemoglobin dalam darah menggunakan alat HB meter. Alat cek HB ini telah tersedia dan siap didistribusikan ke seluruh puskesmas di Indonesia.

Baca juga: Mengenal Katun Organik, Bahan Pakaian yang Sangat Nyaman Dikenakan

"Pemerintah pusat sudah membeli 10 ribu HB meter mobile untuk seluruh puskesmas, yang bisa dibawa ke sekolah-sekolah untuk mengikuti apakah udah cukup zat besinya. Kalau belum berarti setiap hari harus minum TTD," pungkas Menkes Budi Gunadi.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1164 seconds (0.1#10.140)