Memahami Peran Umami pada MSG untuk Cegah Hipertensi dan Anemia
loading...
A
A
A
Natrium yang terkandung di garam sebesar 39%, sehingga 1 gram garam mengandung 400 mg natrium. Sedangkan natrium yang terkandung pada MSG sebesar 12% yang berarti 1 gram MSG mengandung 133 mg natrium.
Masih terkait pola makan, angka kejadian anemia di Indonesia terbilang cukup tinggi. Anemia adalah masalah kesehatan yang terjadi saat jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah normalnya, sering dikenal dengan penyakit kekurangan sel darah merah.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktivitas fisik.
“Untuk membantu mengurangi risiko anemia terutama pada ibu dan anak, beberapa tips berikut ini dapat dicoba. Seperti konsumsi makanan yang beragam dan seimbang, tingkatkan asupan makanan yang mengandung zat besi, folat, B12, dan vitamin C atau konsumsi suplemen, hindari konsumsi makanan yang mengandung zat penghambat zat besi, serta tingkatkan pengetahuan dan sikap terkait pengetahuan gizi,” beber Noor Rohmah Mayasari, Ph.D dari Prodi Gizi Universitas Negeri Surabaya pada webinar yang sama.
Anemia pada anak sangat berbahaya serta mempunyai dampak pada hampir seluruh organ tubuh anak, pada ketahanan tubuh anak, dan daya tahan tubuh anak. Dampak yang selanjutnya juga adanya gangguan pada fungsi kognitif atau kecerdasan anak. Kondisi ini dianggap mengkhawatirkan jika tidak ditangani segera, karena kekurangan zat besi akan membuat anak-anak tidak tumbuh secara optimal.
Masih terkait pola makan, angka kejadian anemia di Indonesia terbilang cukup tinggi. Anemia adalah masalah kesehatan yang terjadi saat jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah normalnya, sering dikenal dengan penyakit kekurangan sel darah merah.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktivitas fisik.
“Untuk membantu mengurangi risiko anemia terutama pada ibu dan anak, beberapa tips berikut ini dapat dicoba. Seperti konsumsi makanan yang beragam dan seimbang, tingkatkan asupan makanan yang mengandung zat besi, folat, B12, dan vitamin C atau konsumsi suplemen, hindari konsumsi makanan yang mengandung zat penghambat zat besi, serta tingkatkan pengetahuan dan sikap terkait pengetahuan gizi,” beber Noor Rohmah Mayasari, Ph.D dari Prodi Gizi Universitas Negeri Surabaya pada webinar yang sama.
Anemia pada anak sangat berbahaya serta mempunyai dampak pada hampir seluruh organ tubuh anak, pada ketahanan tubuh anak, dan daya tahan tubuh anak. Dampak yang selanjutnya juga adanya gangguan pada fungsi kognitif atau kecerdasan anak. Kondisi ini dianggap mengkhawatirkan jika tidak ditangani segera, karena kekurangan zat besi akan membuat anak-anak tidak tumbuh secara optimal.
(tsa)