Kunjungi Banyumas, Siti Atikoh Bikin Kue Ndog Bledeg

Jum'at, 29 Desember 2023 - 15:45 WIB
loading...
Kunjungi Banyumas, Siti Atikoh Bikin Kue Ndog Bledeg
Siti Atikoh Supriyanti berkesempatan membuat kue khas Banyumas, ndog bledeg atau nopia. Kudapan ini dibuat Atikoh saat saat mengunjungi Pakunden, Banyumas. Foto/MNC Media
A A A
BANYUMAS - Siti Atikoh Supriyanti berkesempatan membuat kue khas Banyumas, ndog bledeg atau nopia. Kudapan ini dibuat Atikoh saat saat mengunjungi Pakunden, Banyumas, Jawa Tengah pada Jumat, 29 Desember 2023.

Ndog bledeg atau nopia merupakan kue kering khas Banyumas. Kue ini menjadi satu dari sekian banyak kuliner khas kabupaten di Jawa Tengah itu. Kue ini memiliki rasa yang manis dan lezat dengan isian gula merah di dalamnya.

Sementara itu, Pakuden atau Kampung Nopia Mino sendirin dikenal sebagai sentra pembuatan ndog bledeg di Banyumas. Lokasi ini menjadi kampung tua di Banyumas yang sudah ada sejak 1880.

"Nah kiye, nopia alias ndog bledeg (nah ini, nopia alias ndog bledeg)," kata Atikoh.

Kunjungi Banyumas, Siti Atikoh Bikin Kue Ndog Bledeg

Foto/MNC Media





Melihat kue ini, istri calon Presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo itu langsung teringat pada kampung halamannya di Purbalingga. Nopia menjadi kue khas yang disukai ketika dia masih kecil.

Tak sampai di situ, Atikoh juga mengikuti proses pembuatan nopia dari awal. Mulai mengaduk terigu yang dicampur dengan gula, mentega, telur, hingga proses pemanggangan.

"Asyik ya, karena saya makan nopia dari kecil ketika masih di Purbalingga. Proses produksi baru pernah ini," jelasnya.

Di Pakuden, warga membuat kue tersebut dengan cara tradisional, yakni masih menggunakan gentong tanah liat sebagai pemanggang atau oven. Hal ini semakin membuat Atikoh kagum dan mengikuti sampai selesai proses pembuatannya.



"Ini masih menerapkan lokal wisdom, ovennya pakai (gentong) tanah liat. Asyik banget. Jadi tahu, bahwa hasilnya akan enak sekali kalau dibuat dengan penuh cinta," ujarnya.

Atikoh mengatakan, keberadaan Kampung Nopia bisa menjadi sarana edukasi bagi pelajar atau wisatawan yang ingin mengetahui proses produksi kue ini. Hal ini pun bisa menjadi kesempatan emas untuk melestarikan kuliner nusantara pada generasa muda.

"Ini akan mengajarkan anak-anak bahwa sebuah produk atau hasil jadi itu ada proses yang cukup lama, membutuhkan tenaga, kerja keras, dan dibutuhkan determinasi kuat kalau tidak ada sesuatu yang instan," tandasnya.
(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2245 seconds (0.1#10.140)